Loli Land

3.3K 312 196
                                    


Biasanya Soraru akan bersikap bodo amat ketika teman-temannya berulah. Tetapi kali ini, dia menyesal karena saat itu bersikap bodo amat.

Hari itu gue heran banget, kenapa anak-anak pada engga bawa PR yang gue suruh kerjain? Ada sekitar 13 anak yang ngga ngerjain atau engga bawa PR yang gue suruh. Lebih dari separo kelas! Ampun banget dah!

Mereka itu adalah Kradness (ini sih gue ngga heran), Luz, Araki, Urata, Sakata, Shima, Senra, Kashi, Amatsuki (tumben nih anak ngga bawa), Nqrse, Kogeinu, Mafumafu, dan Soraru (ini yang terakhir gue ngga habis pikir, beneran!).

Akhirnya, sepulang sekolah mereka semua gue hukum suruh nyabutin rumput di halaman belakang sekolah. Lumayan, banyak orang jadinya kerjaan cepet selesai, hehe...

Setelah mencabut rumput selesai dan anak-anak sudah pada cuci tangan semua, kami kembali ke kelas. Mereka semua sudah capek dan pengin pulang. Laper sama haus katanya. Bahkan perut Araki bunyinya nyaring banget.

Setiba di kelas, kami terkejut. sebuah tart coklat ukuran raksasa tergeletak begitu saja di meja depan kelas. Ukurannya itu loh, super jumbo! Punya siapa ini?? Mana kuenya sampe bertingkat tiga, lagi!

"Wah... ada kue..." Mafu dan Amatsuki berbinar-binar. Yang lain juga ikut-ikutan pada ngiler. "Pak, punya siapa ini? Buat kita, ya? Wuaahh... aku kepengen, deh..." gumam Kradness sambil melompat-lompat kegirangan.

Gue mengernyitkan dahi, heran, "Lho, Bapak kira ini malah punya kamu, Krad. Ternyata bukan, ya?" mereka semua kini saling pandang. Soraru, sih, bodo amat. "Kepengen makan kue, deh..." gumam Luz sambil mengelap ilernya yang nginces.

Gue buru-buru melarang mereka mendekat, "Eh, jangan! Kan kita ngga tau ini punya siapa. Ntar dicariin sama yang punya, loh..."

Mereka semua mengerang kecewa. Belum sempet gue ngejelasin, ponsel gue berbunyi. Ada SMS masuk rupanya. Gue segera membuka HP dan mendapati panggilan dari Pak Sekihan. Beliau meminta gue untuk membantunya di ruang guru sebentar.

"Inget, ya, jangan disentuh!" pesan gue pada anak-anak sambil meninggalkan ruang kelas. Mereka diem aja. Gue musti buru-buru, nih, kalau tidak...

Melihat gurunya tak ada lagi di kelas, mereka diam. "Aku pengen, deh..." gumam Kogeinu sambil berjalan mendekati kue yang besarnya dua kali lipat dirinya itu. Luz segera mencegat, "Jangan, kan kata Pak Chooce, kita ngga boleh makan cembalangan..."

"Tapi aku pengin... Luz juga aslinya pengen, kan? Udah, deh, ngga papa..." oke, ajakan sesat.

Sementara itu, Kashi sama Araki sibuk bercanda di belakang sampe dorong-dorongan. Ngga sengaja Araki ngedorong Kashi terlalu kuat. Anak itu terdorong dan menyenggol kue raksasa di meja itu.

Dan... kue itu terjatuh. Berantakan di lantai dan membuat pakaian Kashi kotor bukan main. "Hayoloh Kashii..." tuding araki sambil menunjuk si rubah yang masih shock dengan apa yang baru saja terjadi.

Yang lain cengo. Mereka tak memberikan respon berarti selama beberapa saat, sebelum akhirnya kalang kabut karena panik. Entahlah, barangkali mereka takut kena marah berhubung tadi mereka disuruh untuk tidak menyentuh kue tersebut.

"Aduuuhh... gimana, nih... entar kita dimarahin Pak Shoose!" keluh Amatsuki cemas. Mafumafu juga engga kalah panik. Anak itu bahkan hampir aja mau nangis.

Akhirnya, Kradness segera menghentikan kekacauan itu. "Sudah! Aku ada ide! Sekarang, kita harus bersihin semua kue ini tanpa sisa biar ngga ketahuan!" usulnya. Yang lain terdiam bingung. "Dibersihin gimana, Krad?" tanya Senra sambil garuk-garuk kepala.

Si Kradness nyengir, sejenak kemudian dia duduk dan mulai mecomoti kue raksasa itu. "Ayo, enak banget, lhoo... kita harus habisin kuenya sebelum Pak Shoose balik!" katanya.

Little Utaite and Their School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang