Our Another Big Mission

2.2K 240 54
                                    

Soraru kembali ke kelas setelah makan siang. Semua temannya memperlakukan dia seperti biasa. Tidak ada yang menyinggung-nyinggung tentang keadaan Soraru yang sebenarnya, yang terbongkar beberapa jam yang lalu.

Yap, itu sudah sesuai kesepakatan kami tadi. Tidak ada yang akan membicarakan masalah Soraru di kelas. Jangan sampai Soraru tahu kalau semua teman di kelasnya sudah mengetahui rahasia besarnya.

Pelajaran hari itu pun berlanjut seperti biasanya. Gue tetap mengajar, kasih tugas, dan kasih PR. Akhirnya jam pulang sekolah tiba. Semua murid segera pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Soraru.

Sepanjang jalan, dia merenung. Ia kembali mengingat kejadian kemarin.

Tuannya pulang dalam keadaan mabuk. Bibirnya terus-terusan meracau dan mengumpat tak jelas. Soraru berusaha untuk bersikap biasa saja dan tetap lanjut mengerjakan PR-nya.

Tiba-tiba, sang Tuan melemparkan sesuatu ke arahnya. Soraru kaget, tentu saja. Ia menatap bingung dan segan pada walinya itu.

"Pakai itu sekarang!" hardik si Tuan dengan kasar.

Soraru mengambil benda yang baru saja dilemparkan ke arahnya. Itu sebuah gaun putih. Tentu saja Soraru terkejut sekaligus jijik. Dia anak laki-laki! Masa' disuruh pakai baju begitu??

Tapi si bocah kecil tak berani membantah. Ia menurut saja. Berat hati, dicopotnya hoodie biru tua dan celana putih yang dikenakannya, lalu ia ganti dengan gaun kecil itu.

"...Sudah, Tuan..." katanya sambil menunduk.

BUGH!

"CEWEK SIALAN!! BERANI-BERANINYA LU BERBUAT BEGITU KE GUA!!!"

BUGH! BUGH! BUGH!

"GARA-GARA LU SEKARANG GUA TERJEBAK SAMA BOCAH SIAL INI! BR*NGSEK!!! MAMPUS LU! MAMPUSS!!!"

Tubuh kecilnya terhempas, membentur sofa. Dada dan perutnya sakit karena baru saja kena tendang. Soraru batuk beberapa kali. Kepalanya juga terasa nyeri. Tak lama, ia muntah-muntah.

Padahal, ia bahkan belum makan apa-apa sejak tadi siang...

Soraru kecil hanya menatap nanar cairan merah berbau tembaga yang bercampur cairan lambung di lantai di bawahnya. Ah, gaunnya jadi ikut kotor juga.

Tidak apa-apa, ini sudah biasa. Soraru harus kuat...

Rambutnya ditarik. Soraru merintih kesakitan. Airmatanya pun keluar. Wajah murka itu menatapnya tanpa kasihan. Soraru sama sekali tidak sanggup melawan. Ia pasrah, membiarkan tubuhnya dihempaskan lagi ke lantai dan ditendangi.

Tuannya terus merutuk dan mengutuk. Soraru tidak tahu kenapa Tuannya ini begitu marah sekarang. Sejak dulu selalu begitu. Setiap mengamuk, pria ini selalu mencaci maki kedua orangtuanya.

Tak lama, pria itu pergi. Soraru bisa sedikit menarik napas lega. Badannya harus istirahat. Dia belum belajar. PR-nya belum selesai juga.

"Ah, besok ada kuis..." katanya sambil berusaha duduk. Tangan kiri memegangi perutnya yang masih perih melilit. Ia menyeret tubuhnya ke meja belajar. Tetapi, tak lama terdengar suara dari luar kamar.

Soraru mencoba mengintip. Ia terperanjat tatkala melihat pria itu sedang berjalan kembali ke kamarnya sambil menggenggam sebilah silet dan menenteng rantai. Tidak, Soraru ketakutan. Bocah kecil itu gemetaran. Otak kecilnya berusaha mencari cara menyelamatkan diri.

Little Utaite and Their School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang