"Oke, anak-anak... mari kita mulai dengan pemanasan bersama terlebih dahulu. Siap?" seru gue dengan semangat.
"Siap, Pak!!!" jawab mereka kompak dengan tak kalah semangat.
"Baiklah, kalau begitu, ayo kita mulai!!"
Kami lalu mulai melakukan pemanasan bersama-sama dengan hitungan penuh semangat. Anak-anak berhitung dengan ceria sambil mengikuti gerakan gue dan Pak Tenchou di barisan mereka masing-masing.
Tiba-tiba, pandangan gue fokus pada Soraru yang berdiri bungkuk sambil mengelus-elus punggung. Lantas gue datengin deh itu anak.
"Kamu kenapa, Sor?" tanya gue sambil duduk berlutut, menepuk bahu si surai raven.
Bocah itu memandang gue dengan pokerfacenya yang khas, lalu dengan kalem mengatakan, "Encok, Pak."
Gue tepok jidat, "Masa baru setengah pemanasan udah encok gitu, sih? Kamu ngga pernah olahraga, apa?" Mafu menarik baju belakang gue. gue merespon dengan menoleh. "Soraru kan gak pernah olahraga, Pak," ujarnya.
Soraru mengacungkan jempolnya, "Makanya, Soraru ngga usah ikut lomba apa-apa aja, Pak." Dan gue balas dengan tatapan datar.
Jadi gini, SD Niconico mengadakan sebuah event olahraga besar yang melibatkan semua kelas mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Nama event tersebut adalah Sports Day. Sesuai namanya, seharian itu akan diisi dengan kegiatan olahraga bersama. Tepatnya sih, perlombaan. Dan yang menarik, orangtua diundang untuk ikut menyaksikan acara ini.
Iya, para orangtua sudah pada duduk di tribun penonton. Mereka menyemangati putra-putrinya dari sana.
Tanpa sengaja, ekor mata gue menangkap Kashi yang terus mematut pandangannya pada tribun penonton. Gue segera menghampirinya. "Kashi, kamu ngga pa-pa?" tanya gue khawatir sambil menepuk pundaknya.
Kashi menggleng, lalu menatap gue sambil tersenyum manis, "Kashi ngga secengeng itu, Pak. Lagian, Kashi kan punya ini, jadi Kashi yakin bisa melakukan yang terbaik. Kashi harus terus semangat!" bocah itu mengacungkan topeng rubahnya tinggi-tinggi.
Gue tersenyum dan mengacak-acak rambut coklatnya. Kemudian mengajak dia bersiap bersama teman-teman yang lain.
Kami membagi tim untuk ikut pertandingan ini. masing-masing anak sudah gue bagi menurut keahlian dan kemampuan masing-masing. Semua sudah dapat perlombaan. Bahkan ada yang dobel, kecuali Soraru.
Gue bingung sama ntu anak satu. Dia baru pemanasan aja udah encok, mau diikutin lomba apaan dia?
"Tuh, kan, Pak, Soraru ngga usah ikut apa-apa aja, deh..." bujuk bocah itu pada gue. gue menggeleng, "Disini peraturannya semua anak di kelas harus ikut lombanya, Sor... ngga boleh ada yang nganggur. Udah, nanti Bapak pilihin kamu ke lomba bonus aja, deh. Ada lomba bonus buat nambah poin soalnya. Emang ngga semuanya wajib ikut, sih... tapi kan bisa nambah poin. Siapa tau kalo kamu ikut poin kelas kita nambah."
Akhirnya, setelah segala rangkaian seremoni pembukaan dilaksanakan, event hari itu pun dimulai. Anak-anak mengikuti rangkaian acara dengan ceria. Wali murid juga ikut meramaikan acara.
Yah, jika saja wali murid kelas gue itu normal.
"Wah, itu dia anakku. Kradness, kamu pasti menang!" seru Ayah Krad dari tribun penonton.
"Enak saja," balas Ayah Luz yang duduk di sebelahnya, "pasti Luz yang menang."
Ayahnya Krad ngga terima, "Halah, sok lu! Pasti anakku yang menang!" "Ngga, pasti Luz yang menang!"
"Kradness!"
"Luz!"
"Kradness!"
"Ngajak gelud sia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Utaite and Their School [END]
Fanfictionpara utaite berubah jadi anak SD unyu-unyu sekaligus kurangajar. seorang guru baru bernama Pak Shoose ditugaskan untuk mengajar anak kelas 2-C yang memiliki keanekaragaman hayati berupa anak-anak yang imut-imut sekaligus amit-amit. akankah guru baru...