That Night Party (Part 3)

3.2K 325 445
                                    


Gue dan regu penyelamat walikota baru sampai di lantai 2. Sungguh, ini tak mungkin berjalan lebih mudah. Pasalnya terlalu banyak ruangan di lantai dua ini. Dan lagi kami tak tahu di mana ruangan pribadi Pak Walikota.

"Ama, kamu udah nemu di mana ruangan pribadi Pak Walikota?" tanya gue lewat miniearphone. "Belum, Pak," sahut anak itu dari seberang sana, "Ama masih harus bacain semua binnary code yang ada di sini."

Binnary code?? Anak itu bisa baca binnary code??!! Yang isinya cuman angka nol sama satu itu??

"Sebaiknya kita mencar dulu, Pak. Kalo nunggu Ama nanti kita kelamaan," saran Kashitaro. Anak ini ada benarnya juga. Akhirnya gue setuju. Kami membagi menjadi beberapa kelompok.

Didapatilah 4 kelompok; gue bareng Kashitaro dan Piko. Soraru sama Mafu bareng Araki. USSS satu kelompok. Sedangkan Nqrse bareng SouEve dan Reol. Jika salah satu kelompok menemukan ruangan Pak Walikota, maka mereka harus mengirim sinyal ke kelompok lain lewat perantara Amatsuki. Dengan code: telor asin. Ntah ide siapa itu gue ngga tau. Oh, ide author ternyata.

Setelah semua fix, kami semua mulai bergerak.

Sementara itu di regu evakuasi...

"Om, kata paman yang di sana, kita ngga bisa lewat pintu utama. Udah banyak penyusup yang jaga di sana," terang ShonenT sambil menunjuk ruang kosong dekat vas besar. Ayah Luz nampak berpikir sejenak.

Sebenernya agak awkward juga ini. Soalnya gue ngga bisa liat langsung sumber informasinya. Begitu pikir beliau.

"Err... Nak, kamu yakin kita bisa percaya orang itu?" tanya Ayah Luz dengan suara agak dilirihkan. Sementara tamu undangan lain pada bingung sendiri. Udah beberapa kali mereka liat bocah bersurai cokelat itu bicara sendiri.

Shonen T tersenyum, "Tenang aja. Kalo sampe dia bohongin kita, Kashikitsune bakal bertindak kok."

Kembali alis Ayah Luz bertaut. Kashikitsune?

Well, itu panggilan ShonenT buat kitsune yang nolongin dia waktu itu. Setelah kejadian itu si kitsune memang sering menemuinya. Kerennya, bisa disummon hanya sama ShonenT. Keren kan?

"Nah, sekarang jalan yang bisa kita ambil itu pintu darurat. Kata paman tadi kemungkinan besar jalur itu aman," lanjut ShonenT kemudian. Ayah Luz dan Ayah Krad setuju. Mereka segera mengendap mencari pintu darurat.

Kembali ke lantai dua, regu Nqrse, Sou, Eve, dan Reol. Mereka bener-bener bingung saat ini. Pasalnya mereka berada di sebuah ruangan mirip ballroom. Bedanya, ruangan itu kosong melompong.

Mengerikannya, di hadapan mereka saat ini banyak penyusup menghadang. Jumlah mereka ngga main-main. Cukup banyak. "Duh... sebenernya berapa orang sih totalnya yang menyusup kemari??" gerutu Reol kesal.

Nqrse bener-bener bingung saat ini. Jumlah mereka banyak banget! Ruangan ini kosong jadi kita ngga bisa sembunyi dimana-mana. Mau mundur balikpun ngga mungkin. Yang ada kita nanti malah mancing mereka dateng ke temen-temen lain. Aku harus gimana? Batin gadis kecil itu.

"Jangan bergerak kalian anak kecil!" hardik salah satu dari mereka. Anak-anak seregu itu terpojok. Mereka tak bisa kemanapun. "Tangkap mereka!" lanjut orang itu. Nqrse tercekat. Tidak, kalau dia tak berbuat apapun, teman-temannya bisa celaka!

Tapi aku belum ahli! Gimana kalo aku salah sasaran? Gimana kalo aku malah melukai temen-temen?

Batinnya terus berkecamuk. Nqrse sangat bingung. Keputusan apa yang sebaiknya ia ambil??

Para penyusup itu mulai bergerak, hedak menangkap mereka. Sou mulai mewek di belakang Eve. Nqrse menggelengkan kepala. Dikuatkanlah hati kecilnya.

Sekarang bukan waktunya mikir itu, Nqrse! Ngga ada Araki, ngga ada Luz. Kamu ngga boleh terus-terusan bergantung sama mereka. Keselamatan temen-temen yang lain tergantung kamu sekarang!

Little Utaite and Their School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang