Jeno menatap Renjun yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan keringat dingin yang membasahi wajahnya. Tangan mereka saling menggenggam dan Jeno sesekali mengecup punggung tangan Renjun. Winwin yang duduk disisi Renjun terus memperhatikan interaksi anaknya dengan Jeno, bagaimana Jeno memperlakukan Renjun dengan lembut dan bagaimana nyamannya Renjun disisi Jeno.
"Jeno.." Panggil Renjun serak.
Jeno menggumam lalu menyingkirkan helaian rambut Renjun yang menutupi keningnya.
"Kenapa hmm?""Aku mohon jaga diri mu." Kata Renjun lemah.
"Aku tahu, aku ceroboh hingga melukai mu. Maafkan aku, maafkan aku Renjun."
Renjun menggeleng pelan. "Aku hanya tidak ingin kehilangan mu Jeno. Jangan tinggalkan aku."
Jeno mengusap air mata Renjun lembut, ia menggeleng pelan lalu tersenyum.
"Tidak, aku tidak akan meninggalkan mu."Renjun tersenyum kecil lalu menoleh ke ibunya.
"Mama..""Ya sayang?" Balas Winwin lembut. Ia mengusap rambut Renjun penuh kasih sayang.
"Aku mencintai Jeno." Kata Renjun dengan nada memohon, Winwin segera mengangguk mengiyakan.
"Iya, mama tahu."
Renjun menatap mamanya dengan tatapan memohon. "Aku ingin bersama Jeno."
Jeno bersorak dalam hati karena rencananya berjalan lancar, ia aman dan sebentar lagi Renjun akan menjadi miliknya tanpa paksaan apapun. Jeno membalas tatapan Winwin dengan tatapan tegas.
"Apa kau mencintai Renjun ku pangeran Jeno?"
Jeno mengangguk tegas. "Bahkan jika aku harus mati disini aku akan tetap mencintai Renjun."
Winwin menghela napas lalu tersenyum kecil. "Aku tidak bisa menghalangi cinta kalian tapi ayahnya bisa."
Jeno terdiam sejenak sebelum ia beranjak dari ranjang dan segera memakai jubah kerajaan miliknya.
"Jeno.."
"Aku akan menemui ayah mu sekarang!" Kata Jeno tegas.
"Pangeran, suasana sedang tidak baik."
Jeno menggeleng cepat. "Apapun yang terjadi aku akan meminang Renjun hari ini!"
"Jeno jangan."
"Tidak Renjun!! Aku akan melamar mu hari ini! Apapun yang terjadi kau harus menjadi milik ku! Kau harus menjadi istri ku!"
"Tapi keadaan masih panas Jeno, aku khawatir." Renjun menahan jemari Jeno dan bergumam serak.
"Jangan khawatir Renjun, aku tidak akan mundur sekarang, aku tidak akan menjadi pengecut lagi, akan aku buktikan bahwa aku mencintai mu dan pantas disisi mu." Ucap Jeno penuh ketegasan.
Winwin terbelalak tak percaya, benarkah dia Lee Jeno si Aldebaran yang sombong? Aldebaran yang beberapa bulan lalu menyerang kerajaannya dan mengambil paksa putra manisnya? Sekarang Winwin melihat sekeras dan sebesar apa cinta Jeno untuk putranya.
Renjun tersenyum lalu memejamkan mata. "Dia sangat arogan, tapi aku mencintainya."
Winwin tersenyum lalu mengusap wajah Renjun lembut. "Apa dia begitu baik pada mu sayang?"
Renjun mengangguk lau tersenyum manis. "Dia baik dengan caranya sendiri, dia mencintai ku dengan caranya sendiri mama."
Senyum Winwin semakin hangat dan ia segera menaikkan selimut Renjun.
"Istirahatlah agar kau kembali sehat dan bangun saat datangnya kabar baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictionKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020