Renjun tersenyum saat Haechan dan Jaemin masuk ke dalam kamarnya dengan senyum merekah. Ia terkekeh saat melihat Haechan kerepotan menggendong Junkai sedangkan bayi gembul itu menggeliat, mungkin dia senang dapat menghirup udara Arcturus yang sejuk. Saat melihat Jaemin, Renjun segera menggeser duduknya untuk memberi ruang pada ratu Arcturus itu, Renjun seketika khawatir saat ia melihat jelas wajah Jaemin yang pucat.
"Jaem.. Kau yakin diri mu baik hari ini?" Tanya Renjun khawatir.
Jaemin terkekeh, "aku baik-baik saja, hanya sedikit kedinginan hari ini."
Renjun mengangguk pelan, berusaha menghilangkan pikiran negatif dari kepalanya, mungkin Jaemin sedikit lelah.
"Kemari Jaem, duduklah di ranjang.. Lebih hangat dibanding duduk di kursi."Jaemin mengangguk lalu mendudukan dirinya di ranjang.
"Selamat atas kelahiran putra mu, Renjun." Kata Haechan.
"Terima kasih, Haechan-ie." Balas Renjun lembut.
Haechan menatap Chenle dengan pandangan kagum, "dia begitu manis, kulitnya luar biasa berkilau." Pujinya.
"Kulitnya seperti Jeno, merona merah muda.." Kata Renjun diiringi kekehan.
"Apa kabar mu Haechan?" Tanya Renjun.
Haechan mengibaskan tangannya di depan wajah, "Ya.. Begini saja, aku hanya sibuk mengurus Junkai dan menjalankan tugas ku sebagai pendamping Yukhei hyung."
"Apa tidak ada dayang yang membantu?"
"Mereka membantu sedikit, aku menolak mereka mengurus Junkai, karena Junkai anak ku bukan anak mereka."
Jaemin tersenyum, "fisik mu pasti sangat lelah. Aku juga ingin sesibuk diri mu."
"Tapi hati ku tidak." Katanya sambil memainkan dagu Junkai yang tertidur.
"Aku senang kalian telah menjadi sempurna, aku hanya ingin doa dari kalian agar aku dapat menyusul tanpa kendala." Kata Jaemin sambil terkekeh.
"Tentu kami akan mendoakan mu, Jaem. Kalau perlu aku akan meminta Yukhei hyung membangun sebuah kuil, khusus untuk mendoakan diri mu dan putra mahkota Arcturus." Sahut Haechan.
Jaemin tersenyum tipis, "baiklah-baiklah, terima kasih."
Renjun mengalihkan perhatiannya kembali ke Haechan, "oh ya, dimana Yukhei hyung?"
"Dia langsung berkumpul dengan Mark hyung dan Jeno.. Mungkin membahas tentang Jeno yang akan naik takhta di Rigel."
"Oh iya.. Kami pernah membahas takhta di Rigel."
"Termasuk menggabungkan Canopus dan pemindahan ibu kota Canopus ke Rigel."
Renjun menggeleng, "dia tidak membahas itu."
"Mungkin karena saat itu belum ada persetujuan dari ku, tapi aku pikir untuk apa persetujuan dari ku? Aku juga tidak akan naik takhta, aku lahir di Centaury dan tubuh besar disana.. Tidak ada hal berharga di Canopus." Kata Haechan.
Renjun terdiam, "sebenarnya aku ingin meluruskan banyak hal.. Apakah kau benar-benar tidak masalah jika kerajaan mu diambil alih oleh Jeno, Haechan-ah bagaimanapun juga kau pewarisnya! Dan Jaemin, apakah tidak masalah untuk mu, Canopus jatuh ke tangan Jeno padahal yang mengalahkan paman Johnny adalah Mark hyung?"
Jaemin dan Haechan terdiam beberapa saat, mereka saling bertukar pandang sebelum menatap Renjun yang menunggu jawaban.
"Aku benar-benar tidak masalah, Yukhei hyung juga tidak ingin menggabungkan Centaury dengan Canopus."
"Aku juga, aku sudah berdiskusi dengan Mark hyung.. Mark hyung mengalahkan Canopus dengan tujuan balas dendam, bukan memperluas wilayah, kami pikir gabungan Arcturus dan Archernar sudah lebih dari cukup."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictionKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020