Jeno menyentuh dadanya yang berdegub kencang, matanya sibuk memperhatikan keadaan sekitar yang banyak ditumbuhi semak berbunga indah dan padang ilalang tanda bahwa dirinya dan rombongan semakin dekat dengan danau tempat upacara.
Ia menatap punggung panglima yang memimpin jalan.
"Paman! Apakah masih jauh perjalanan kita?""Sedikit lagi pangeran.."
Sehari setelah pernikahan Mark, ia dan rombongan kerajaannya menyusul Renjun ke Rigel untuk upacara pernikahan. Ia baru saja tiba di Rigel pagi tadi dan langsung menuju tempat ucapan pernikahan, Jeno harap ia dapat melakukan semua tahap pernikahan Rigel yang tergolong sulit.
"Jeno.." Panggil Mark.
Jeno menoleh kearah kakaknya dengan tatapan bertanya.
"Kau gugup?"
Jeno menggaruk tengkuknya, "ya.. Sedikit."
"Oh! Ayolah Aldebaran! Gugup itu wajar, aku pun mengalaminya." Kata Mark.
"Apakah aku akan segugup itu? Aku jadi penasaran dengan rasanya." Sahut Yukhei.
"Kalau begitu cepat nikahi Haechan! Oh iya! Ku dengar permintaan maaf paman Johnny ditolak?"
Yukhei menggeleng, "Tidak juga, Haechan memaafkannya tapi ia tidak bisa memulai hubungan apapun dengan paman Johnny."
Jeno menatap Yukhei sekilas lalu menerawang langit cerah Rigel yang indah.
"Jika aku jadi Haechan, aku akan melakukan hal yang sama." Kata Jeno."Atau bahkan lebih mengerikan.." Tambah Mark diselingi kekehan.
Genggaman Jeno pada tali kekang kuda mengerat, ia menghela napas pelan lalu mengangguk.
"Ya mungkin saja hyung.""Oh iya.. Sejauh apa kau menarik Renjun?"
"Entahlah, dari cerita yang aku dengar usia pengantin akan dikalikan sepuluh meter." Jawab Jeno tak yakin.
Yukhei menggaruk dagunya, "hmm.. Jika itu benar berarti cukup jauh ya.. Dua ratus sepuluh meter."
"Tapi aku dengar dari cerita Jaemin, perahunya akan ditarik hingga tak terlihat dari dermaga."
Mark memperhatikan wajah gugup Jeno yang sangat jarang ia lihat, biasanya wajah tampan adiknya itu selalu menunjukkan ekspresi angkuh nan sombong, tapi hari ini Jeno terlihat sangat berbeda.
"Aku berdoa untuk keberhasilan mu, adik ku!"Jeno tersenyum tipis. "Terima kasih, hyung!"
"Semoga berhasil Jeno! Aku tidak mau tenaga ku terbuang sia-sia, kau tahu kan aku baru kembali dari Rigel saat menghadiri pernikahan Mark dan tanpa pulang aku harus ikut rombongan Arcturus kembali ke Rigel untuk pernikahan mu? Kasihanilah calon ayah ini, Jeno!"
Jeno merotasikan matanya malas, "ya ya.. Terima kasih telah menemani ku hyung! Aku juga ingin mengucapkan selamat atas kehamilan Haechan.."
Mark dan Yukhei tertawa lalu mencubit pipi Jeno dari sisi yang berbeda.
"Adik ku akan menikah!!""Aahhh.. Si kecil ini akan memiliki istri!!" Tambah Yukhei.
Mark menepuk bahu Jeno berkali-kali sambil tertawa. "Padahal dia suka berlari tanpa celana!"
"Dan dia sering mengencingi bunga ibu ku saat berkunjung ke Centaury!!"
"Setelah itu dia akan menangis saat bibi Sohyun menarik telinganya!!"
"Yakk!! Kita bisa jatuh dari kuda!!" Seru Jeno kesal.
"Hahahaha.."
Jeno hanya mampu menghela napas saat Mark dan Yukhei mengungkap semua hal memalukan yang ia lakukan dimasa kanak-kanak. Ngomong-ngomong tentang bibi Sohyun, Jeno jadi merindukan ratu cantik itu, jujur saja ia kurang suka dengan selir Han Yuan. Bayangkan jika ia Yukhei, pasti akan sangat merindukan ibunya yang berhati malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictionKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020