22nd

25.4K 2.5K 395
                                    

Yukhei tidak menyangka bahwa hari seperti ini akan tiba, hari dimana mimpi terbesarnya akan menjadi nyata. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, jubah kebesaran khas Centaury dengan dominasi warna blueberry dan hitam sangat cocok dengan proporsi tubuh jangkungnya.

"Yang Mulia, sudah waktunya anda keluar.."

Yukhei mengangguk pelan lalu berjalan keluar, langkahnya menapak nyaman diatas kelopak bunga ester  merah yang menutupi jalan hingga ke tempat pemberkatan.

"Aku gugup!" Katanya saat bertemu Mark dan Jeno yang berdiri disisi kursinya.

Mark hanya tersenyum simpul lalu memercikkan air mawar ke tubuh Yukhei sementara Jeno hanya diam tak menanggapi apapun.

Suara dentingan gelas-gelas berisi air mulai terdengar samar dan semakin jelas tiap detiknya.

Jungwoo berjalan di dengan tegas menuju singgasana miliknya tepat disamping kursi Yukhei, Yukhei menunduk dalam memberi hormat pada sang ayah.

Upacara siap dimulai..

Sementara itu di ruangan tempat Haechan mempersiapkan diri, suasana begitu cerah, wajah Haechan tidak berhenti menampilkan senyuman hingga Jaemin dan Renjun kerepotan mengoleskan perona bibir.

"Kau bahagia?" Tanya Renjun.

Haechan mengangguk pelan. Jaemin tersenyum saat membawa jubah Arcturus yang berwarna semerah apel dengan bordir merpati dan mawar. Baru saja Haechan akan memakai jubah kerajaan terbesar itu, pintu kamarnya terbuka.

"Paman?!"

Jaemin dan Renjun terbelalak saat melihat Johnny datang dengan seorang dayang dan Taeil.

"Ayah!"

Johnny ingin melangkah maju tapi dia sadar siapa yang Haechan panggil ayah.

"Kau cantik.." Puji Taeil.

Haechan tersenyum lebar, "terima kasih ayah!"

"Maaf paman, tapi kenapa paman kemari?" Tanya Renjun.

Taeil terkekeh pelan, "dia harus menggunakan jubah kerajaannya.."

Haechan menyerit, "apa maksud ayah?"

"John!"

Johnny mendekat diikuti dayang yang membawa sebuah kotak kaca.
"I-ini jubah milik ibu mu, mungkin kau ingin memakainya." Kata Johnny gugup.

Haechan menatap Taeil dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tidak apa-apa jika kau tidak ingin memakainya, tapi aku sangat berharap kau memiliki jubah ibu mu."

"Kenapa aku harus menjadi orang Canopus?" Tanya Haechan dingin.

Johnny menatap Haechan lalu tersenyum, "aku minta maaf, kau boleh membenci ku tapi jangan membenci darah Canopus dalam diri mu, anak ku."

Haechan terdiam dan saat Taeil menyentuh lengannya ia mengangguk pelan.

"Aku akan pakai ini.." Kata Haechan pelan.

Jaemin dan Renjun segera mengambil jubah berwarna putih kebiruan dengan motif kepingan es yang berkilau saat terkena cahaya.

"Aku hanya berusaha menghargai mu Yang Mulia."

"Ya, tidak apa-apa dan terima kasih.."

Johnny tersenyum tipis melihat Haechan menggunakan jubah negerinya, ia sadar membuat Haechan kembali mencintai keluarganya di Canopus tidaklah mudah, semua butuh langkah perlahan.

"Tapi kita tidak memiliki dua puluh sembilan jubah yang sama.." Kata Jaemin.

Renjun menepuk keningnya, "semua memakai jubah Arcturus!"

The ArcturusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang