Mark terbaring tak sadarkan diri dengan tubuh dipenuhi luka menganga. Para tabib kerajaan Centaury dan puluhan dayang berlalu lalang berusaha menyelamatkan sang sirius. Bahkan sprei satin yang melapisi ranjang berubah merah
Jungwoo bertolak pinggang dan bergerak kesal. "Kemana Yukhei??"
"Bagaimana mungkin dia membiarkan Minhyung diambang kematian??!! Tidak tahu sopan santun!!"
"Yang Mulia."
"Ya?!"
"Keadaan Yang Mulia Minhyung sudah membaik dan pihak kerajaan Arcturus akan mengirim kereta untuk membawa Yang Mulia Minhyung pulang."
Jungwoo mengusap wajahnya kasar. "Kenapa dia harus pulang dalam keadaan koma? Kau yakin Minhyung akan baik-baik saja?"
Tabib yang memberi kabar mengangguk pelan. "Hamba dan tabib Arcturus akan menemani kepulangan Yang Mulia Minhyung, mohon izinkan hamba Yang Mulia."
"Ya ya.. Pergilah dan pastikan keselamatan Minhyung!"
"Baik." Tabib itu membungkuk dalam sebelum beranjak pergi.
"Tunggu! Panggilkan panglima Jung kemari." Jungwoo memerintah.
Tabib itu mengangguk pelan. "Baik Yang Mulia."
Jungwoo menatap Mark kasihan. "Kau benar-benar sirius Mark! Jika bukan kau aku pastikan mereka mati sebelum menyentuh bunga itu."
Tatapan Jungwoo beralih ke panglima kerajaan Centaury.
"Aku ingin kita menangkap Haechan dan keluarganya!"Panglima Jung tersentak kaget namun sesaat kemudian ia mengangguk.
"Keinginan anda adalah perintah Yang Mulia."Segera setelah perintah penangkapan dijatuhkan, panglima Centaury bergegas menuju rumah Haechan dengan belasan prajurit.
.......
Renjun menatap sedih bunga teratai miliknya yang mulai layu bahkan beberapa kelopaknya telah jatuh berguguran. Jaemin menatap Renjun kebingungan.
"Aku perhatikan dari kemarin lusa kau selalu membawa teratai itu kemanapun kau pergi." Kata Jaemin.
Renjun menghela napas. "Ini hadiah pertama ku di Arcturus."
"Siapa yang memberinya?"
"Jeno."
"Oh Jen- apa??!!! Jeno?? Serius?" Tanya Jaemin kaget.
Renjun mengangguk lemah. Jaemin tersenyum lebar.
"Ah! Hubungan kalian mengalami kemajuan ya? Apa ibu membocorkan isi hati mu ke Jeno?""Apa iya?"
"Bisa jadi, eh! Itu Jeno! JENO!!"
Jeno menoleh singkat dan menatap datar calon istri kakaknya itu. Dan ia melirik Renjun yang murung dengan bunga teratai layu dalam dekapannya.
"Bunga Renjun layu!! Cepat petik yang baru untuknya!!"
"Aisshh Jaemin! Apa yang kau lakukan?"
Jaemin menatap Renjun polos. "Kau mau yang baru kan?"
Renjun mengangguk. "Tapi Jeno tidak mungkin memberi ku bunga teratai lagi. Kemarin saja ia melempar bunga ini."
"Sudah lupakan! Ayo minta lagi!"
Jaemin kembali menolehkan pandangannya ke tempat Jeno.
"Eh! Kemana dia? Ashh.. Dia benar-benar menyebalkan.""Kkkk.. Kau lucu sekali Jaemin, aku semakin menyayangi mu." Kata Renjun dengan kekehan ringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictionKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020