Altair - YukHae

23.9K 3.3K 249
                                    

Lucas tersenyum lebar saat melihat satu keranjang besar di tangannya. Keranjang kosong itu akan ia isi penuh dengan roti lalu akan ia bagikan kepada anak-anak kecil yang kelaparan. Rakyatnya yang kelaparan.

"Selamat si- oh astaga Lucas hyung!!"

Lucas menyerit tak senang saat seorang pemuda cantik membungkuk dalam padanya.

"Ayolah Haechan, jangan seperti itu. Kau tahu bahwa kau spesial dan tak perlu menunduk."

"Sangat tak sopan jika aku tak memberi hormat."

Lucas mencubit hidung Haechan gemas. "Terserah saja!!"

"Hyung terlalu sensitif, nanti tidak ada bangsawan yang-"

"Sudahlah lupakan! Cepat isi penuh keranjang ini dengan roti."

"Hyung akan ke perbatasan lagi?"

"Iya."

Haechan mengambil keranjang Lucas dan mulai memasukkan roti-roti buatannya.
"Sebenarnya aku heran darimana hyung mendapat akses ke perbatasan."

"A-ayah ku berteman dengan banyak bangsawan."

Haechan menyerit. "Benarkah?"

"Ya."

"Kalau begitu apa hyung mengenal putra mahkota? Yang Mulia Yukhei??"

"A-ah itu, bagaimana ya.." Lucas menggaruk tengkuknya.

"Eyyy hyung pasti mengenalnya. Aku heran kenapa ia selalu memakai cadar. Apa dia jelek??"

Lucas merengut kesal. "Dia sangat tampan tahu!! Benar-benar definisi dari wajah yang sempurna!!"

Haechan tertawa pelan. "Iya-iya! Aku paham. Hyung pasti pernah bertemu dengan Yang Mulia Yukhei berbeda dengan ku yang hanya pembuat roti, melihatnya di jalan saja sudah luar biasa."

"Kau mau ikut aku membagikan roti ini."

Haechan tersenyum manis. "Tentu!"

Lucas ikut tersenyum tipis dan menyerahkan sepuluh koin perak dan lima koin emas. Haechan mengangguk lalu menyimpan uangnya.

"Aku akan bersiap sebentar."

Saat menunggu Haechan, Lucas menikmati roti dengan susu didalamnya. Ia heran saat pertama kali memakan roti dan kue buatan Haechan, terlalu lezat untuk sebuah toko roti seharusnya Haechan masuk ke istana dan menjadi kepala koki.

Sibuk dengan pikirannya Lucas tak sadar jika beberapa prajurit kerajaan masuk kedalam toko.

"Apa ada yang meilhat Yang Mulia Yukhei??!!" Tanya mereka.

Lucas menundukan wajahnya sedalam mungkin dan berusaha bersikap tenang. Beberapa pengunjung menjawab tidak tahu dengan alasan bahwa mereka tak pernah melihat wajah sang putra mahkota.

"Yang Mulia Yukhei kabur dari istana dan jika kalian melihatnya harap melapor karena calon istrinya akan datang."

Suara berisik mulai terdengar, membicarakan siapakah putri yang beruntung itu.

Lucas mendengus. "Sampai mati pun aku tak akan menikahi gadis itu. Jika perlu ia harus mati di tangan ku!"

Tak lama Haechan keluar dari ruangannya dan menarik tangan Lucas. "Ayo!!"

Lucas tersenyum dan membawa keranjang rotinya dengan semangat. Tak ada yang peduli dengan beberapa prajurit kerajaan yang menatap mereka intens.

"Kenapa mereka menatap kita seperti itu?"

"Entahlah."

"Mungkin hyung mirip dengan Yang Mulia Yukhei."

Lucas mengatupkan bibirnya rapat, sampai kapan ia harus seperti ini. Ia hanya ingin bebas dan bersama Haechan, itu saja. Ia tak peduli dengan takhta jika ia harus menjadi sapi yang diikat leher dan hidungnya untuk dikendalikan.

The ArcturusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang