24th

23.6K 2.4K 357
                                    

Suka cita rakyat Arcturus tunjukkan dengan berbagai tarian, nyanyian dan taburan kelopak bunga sepanjang langkah kuda yang menarik kereta Jeno dan Renjun. Tawa anak-anak yang menerima permen langsung dari tangan lembut Renjun, pujian-pujian dari para ibu untuk Tuhan agar memberi Renjun kesehatan dan keselamatan selama mengandung, juga doa-doa dari para tetua agar keturunan pangeran Aldebaran sehat dan tubuh dengan baik.

Saat kereta rombongan berhenti untuk mendengarkan pengumuman resmi, seorang anak kecil terlihat hampir menangis karena di tahan oleh seorang prajurit berbadan besar. Tangannya yang membawa rangkaian mahkota bunga terulur ke arah Renjun.

"Hei.. Izinkan dia mendekat." Perintah Renjun.

Anak itu segera berlari mendekati jendela kereta yang sengaja Renjun buka. Jeno menyerit saat melihat istrinya berbaur dengan rakyat. Ia senang sekaligus khawatir, bagaimana jika anak itu membawa penyakit untuk Renjun dan calon anaknya.

"Renjun.."

"Ssttt.. Diamlah Jen."

"Yang mulia! Bolehkan saya memberi mahkota bunga ini untuk anda?" Tanya anak kecil itu pada Renjun. Raut manisnya terlihat tertutup debu dan rambutnya terdapat beberapa daun kering.

Jeno siap membuka suara untuk melarang anak kecil itu memberi Renjun bunga liar, namun Renjun menahannya dan segera tersenyum.

"Tentu sayang.. Terima kasih mahkotanya, ini indah dan sangat cantik semoga kau tumbuh secantik ini."

"Terima kasih Yang Mulia, semoga anda selalu di beri kebahagiaan."

Renjun membersihkan daun kering diatas kepala anak itu lalu mengusap kepalanya lembut. "Kau juga sayang.."

Setelah Renjun menerima mahkota buatannya, anak kecil itu segera berlari menjauh. Renjun terkekeh melihat tingkat menggemaskan anak kecil itu.

"Jangan terlalu dekat dengan mereka Renjun, bagaimana jika mereka membawa-"

"Membawa apa?" Tanya Renjun sambil menatap Jeno kesal.

Jeno terdiam melihat ekspresi Renjun, lebih baik ia mengalah daripada Renjun merajuk atau menangis kesal.

Renjun melepas rangkaian mahkota bunga yang dihiasi mutiara dan berlian dari kepalanya lalu menggunakan mahkota buatan anak kecil manis tadi.

"Cih! Itu hanya bunga rumput." Gumam Jeno pelan.

Renjun mendelik kesal lalu mencubit perut Jeno, "ini bunga gandum dan lavender! Artinya sangat baik, kau saja yang hanya tahu bunga rumput liar."

"Akh! Iya maafkan aku sayang! Aku tidak akan berkomentar apapun lagi."

"Mulai saat ini jangan meremehkan pemberian siapapun, sekecil apapun atau apapun yang diberikan! Belajarlah menghargai sesuatu Jeno! Kau akan menjadi ayah!"

Jeno menghela napas, "baik, nona Aldebaran."

Renjun mendengus lalu melongokkan kepalanya keluar untuk menunjukkan bahwa ia memakai mahkota yang rakyat kecilnya berikan.

"Terima kasih.."

Anak kecil itu melompat kegirangan saat Renjun memakai mahkota buatannya dan rela melepas mahkota bunga mewah miliknya.

Jaemin melihat interaksi Renjun dan anak kecil di belakangnya dengan tatapan yang tak dapat Mark artikan. Ia menghela napas pelan lalu menggenggam tangan Jaemin lembut.

"Nana.."

"Renjun terlihat sangat bahagia." Gumam Jaemin diiringi senyum.

Mark baru saja akan menanggapi kata-kata Jaemin dengan senyuman, namun kata-kata selanjutnya membuat Mark terdiam.

The ArcturusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang