Yukhei menghembuskan napasnya pelan saat melihat karpet sebiru malam terbentang di depannya, lilin-lilin lavender berwarna biru dan bunga-bunga ester menghiasi sisi karpet. Para pejabat kerajaan berjejer di kanan dan kirinya, mereka menunduk memberi penghormatan, menangkupkan tangan mereka dan berdoa dalam keheningan.
Yukhei benar-benar berada dalam kegugupan, saat upacara yang ia tunggu dengan tidak sabar akhirnya terwujud.
Haechan tersenyum saat melihat sang calon raja berjalan dengan tenang dibalik jubah kebesarannya yang disulam dengan sutra dan benang emas.
Sekali lagi, Yukhei menghembuskan napasnya pelan lalu melangkah pasti saat gong di pukul dengan kuat.
Jungwoo tersenyum saat sang putra berjalan dengan gagah menghampirinya, seolah beban yang selama ini ia pikul terangkat seluruhnya, akhirnya hari dimana ia dapat mempercayai sang putra untuk menggantikan posisinya.
Posisinya sebagai raja.
Yukhei menghentikan langkahnya saat tiba di depan singgasana dimana ayahnya biasa duduk, singgasana yang akan ia duduki sebentar lagi.
"Wong Yukhei."
Yukhei segera berlutut penuh penghormatan, Jungwoo memercikkan air suci yang telah di beri dia ke tubuh Yukhei. Ia berputar mengelilingi Yukhei dengan kelopak mawar putih yang di bakar hingga asapnya mengepul samar.
Yukhei mendongak saat suara gesekan pedang platina terdengar jelas. Ia menatap sang ayah dengan wajah serius, tatapannya penuh keyakinan dan tanggung jawab.
Jungwoo meletakkan ujung pedang platinanya di bahu kiri Yukhei, "Tanggung jawab besar ku telah berakhir, masa ku telah sirna dan kekuasaan ku telah memudar."
Jungwoo memindahkan pedang paltinanya ke bahu kanan Yukhei. "Dengan kemampuan mu, dengan ketegasan mu, dengan tanggung jawab dan harapan yang engkau miliki untuk masa depan Centaury.."
"Maka, aku turunkan takhta ku pada Wong Yukhei, putra mahkota Centaury yang terlahir sebagi Altair, bintang yang bebas dan bersinar."
"Wong Yukhei! Aku turunkan mahkota ku pada mu setelah sumpah yang kau ambil untuk menjaga masa depan Centaury!"
Jungwoo melepas mahkota miliknya lalu memasangkannya ke kepala Yukhei dengan penuh keyakinan.
Seluruh pejabat, dayang, anggota keluarga kerajaan bahkan Haechan segera berlutut memberikan penghormatan kepada Yukhei. Jungwoo menarik Yukhei untuk berdiri dan duduk di singgasana miliknya."Hidup Yang Mulia Yukhei!!"
"Hidup Yang Mulia Yukhei!!"
Mereka bersorak keras lalu bersujud, mata Yukhei berkaca-kaca dan saat ia menoleh ke arah ayah dan ibunya mereka hanya tersenyum dan membungkuk memberi penghormatan.
......
Centaury sedang berbahagia setelah Yukhei diumumkan sebagai raja Centaury ke sembilan. Perayaan dilakukan oleh ribuan rakyatnya dengan penuh suka-cita. Yukhei tergelitik untuk melihat keadaan ibu kota dari atas benteng besar yang mengelilingi istana, ia berjalan dengan bangga saat langkah kakinya menapak di atas benteng istana yang terhubung dengan kamarnya dan Haechan.
Siang tadi suara sorakan terdengar keras dan sekarang Yukhei dapat mendengar bisingnya ibu kota dari balik tembok istana, walau para rakyat tak dapat melihat pelantikan sang raja baru, tapi mereka begitu antusias merayakan kebahagiaan Yukhei. Pelantikan Yukhei sengaja dilaksanakan tertutup karena petinggi kerajaan tidak mau kejadian buruk dua bulan yang lalu terulang, kejadian dimana Yukhei hampir meregang nyawa di depan sang putra.
Yukhei menarik napasnya saat semilir angin membawa aroma lavender ke indra penciumannya. Ia mendongak lalu membuka matanya perlahan, ribuan bintang berpendar terang seolah memberinya selamat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictieKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020