Suara musik perkusi terdengar nyaring saat Mark menaiki altar dengan Taeyong yang terlebih dahulu berdiri dibalik mimbar. Mark menarik napasnya gugup saat ratusan pasang mata menatapnya, bahkan para rakyat ikut menatapnya kagum saat gerbang istana dibuka khusus untuk rakyat agar dapat menyaksikan pernikahan seorang sirius.
Mata tajamnya bertabrakan dengan sang ayah dan Taeyong hanya tersenyum tipis, ia pernah berada di posisi Mark dan itu luar biasa menakutkan, rasa takut akan terjadinya hal yang tak diinginkan ditambah beban pakaian yang berat membuat keluarga kerajaan pasti ketakutan di hari pernikahannya.
Suara tabuhan gendang terhenti saat gong besar dipukul tiga kali dan digantikan suara perpaduan seruni dan seruling yang lembut. Jantung Mark semakin berdetak cepat saat bayangan Jaemin terlihat, jubah mewah berwarna putih yang membalut tubuh Jaemin membuat Mark berdecak kagum dalam hati, Jaemin memang cantik menggunakan apapun.
Langkah demi langkah Jaemin ambil dengan perasaan bercampur aduk, ia tersenyum pada Mark dari balik cadarnya yang transparan, seolah kelopak bunga yang di lempar anak-anak tak menghalangi pandangnya. Jantung Jaemin berdetak semakin cepat saat Mark melangkah turun dari altar dan menunggunya sampai.
Seluruh pasang mata berdecak kagum melihat betapa cantiknya sang pendamping sirius, mereka benar-benar terang saat bersama.
Akhirnya Jaemin berdiri tepat di samping Mark hingga Mark mampu mencium semerbak bunga dari tubuh Jaemin. Sejenak suasana begitu hening hingga tabuhan gong tanda mulainya pemberkatan.
Mark dan Jaemin segera menghadap Taeyong lalu bersujud memberi hormat sebanyak tiga kali, membakar dupa dengan lilin lavender untuk berdoa lalu menuang arak untuk para leluhur hingga Taeyong menyiapkan sebuah belati kecil, setelahnya ia menarik pedang platina dengan ukiran naga dari sarung emas.
"Manusia hidup dengan pasangan yang dipilih Tuhan untuknya, mengakarkan cinta, meneguhkan jiwa, memperdalam rasa hingga melebur menjadi satu kesatuan. Dengan ini aku bertanya atas nama leluhur, apakah kalian berjanji di hadapan Tuhan akan terus bersama, saling mencintai, mengasihi dan menyayangi tanpa cela seumur hidup kalian?"
"Ya, di hadapan Tuhan aku berjanji dengan jiwa ku dan atas nama leluhur ku." Kata Mark tegas saat Taeyong menepuk kedua bahunya menggunakan pedang.
Wajah Jaemin tersenyum tulus saat pedang platina itu berpindah ke bahunya, ia mengangguk pelan.
"Ya, di hadapan Tuhan aku berjanji dengan jiwa ku dan atas nama leluhur ku."Mark mengambil belati perak di meja pemberkatan lalu menyayat telunjuknya diikuti Jaemin, mereka meneteskan darah mereka kedalam segelas air mawar lalu bergantian untuk meminumnya.
Riuh tepuk tangan menggema ke seluruh penjuru istana saat gelas berisi air dan tetesan darah mempelai telah kosong. Taeyong memercikan air doa menggunakan setangkai krisan ke kepala Mark dan Jaemin.
"Kebahagiaan mengiringi kalian sebagai suami-istri.."
"Lee Jaemin."
Jaemin mendongak hingga tatapan matanya bertemu dengan tatapan penuh kasih yang Mark berikan. Ia tersenyum hingga matanya menyipit.
"Aku akan membuka cadar mu.."
"Ya Yang Mulia.."
Tangan Mark terulur dengan getaran samar, walau ia biasa melihat wajah manis Jaemin namun suasana pernikahan membuatnya hampir gila. Mark merasa ia hidupnya hampir sempurna.
Tubuh keduanya mendekat setelah Mark memasangkan sebuah cincin bertakhta berlian putih, ia tak mampu mengalihkan tatapannya dari bibir Jaemin yang dipoles hingga secantik teratai merah muda.
Mark merunduk dan mengecup bibir Jaemin lembut, sorakan suka-cita memenuhi penjuru kerajaan, bukan hanya istana yang bertabur bunga dan kebahagiaan namun juga seluruh sudut kota, semua bagian dari Arcturus berbahagia hari itu. Lampion warna merah khas kerajaan bahkan telah disiapkan oleh ribuan rakyat untuk diterbangkan malam nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Arcturus
FanfictionKetika Langit Arcturus Menjadi Saksi Bahwa Aku Mencintai Mu. NoRen - MarkMin - YukHae 19 Januari 2018 - 05 Juni 2020