File 9 : Kasus Tali Penjerat

7K 621 23
                                    


...

Tubuh korban ditemukan di hulu sungai dengan bau yang sudah menyengat. Evakuasi mayat sendiri sedikit terkendala, akibat debit air sungai yang kebetulan agak tinggi, mengingat cuaca hujan di sebagian distrik 17 belum reda.

Setelah menduga kematian terjadi beberapa hari belakangan, kami menyisir ulang berbagai tempat, mengingat tambang kehijauan yang kami yakini; pelaku gunakan untuk menghabisi nyawa korban, juga ditemukan di tubuh korban.

Akhirnya, kami menemukan jejak-jejak pembunuhan di sebuah jembatan, dekat area perbatasan. Hasil olah TKP tim forensik pun, kurang lebih sama. Korban meninggal lebih dari 48 jam. Tambang yang kami temukan pun, diketahui cocok dengan bekas luka di leher korban.
...

"Penemuan ini, sedang dalam pengembangan lagi, laporan selesai!" pungkas Si Prajurit.

"Yang lainnya, masak tidak ada?" ragu Rain.

Ia memperhatikan sekeliling, yakin masih ada hal yang mereka sembunyikan. Terlebih, begitu banyak bukti yang ditemukan. Sampai akhirnya, Letnan Andi datang menghampiri.

Petugas tampak berbisik sesuatu, sampai Letnan Andi berkata, "katakan saja! Itu bukan masalah yang perlu ditutup-tutupi, lagipula dia anggota Distrik 17."

"Siap, semua barang korban lenyap, dan bukti lain berupa rontokan beton jembatan di ujung perbatasan, kami temukan bersama sisa goresan tambang yang sama dengan, yang kami temukan!"

Si Prajurit meneruskan laporan pada Rain.

"Jadi TKP aslinya ada di situ?" tanya Rain.

"Siap, betul, komandan!"

"Dugaan awalnya?"

"Izin, untuk sementara, kami menduga dia merupakan korban perampokan disertai kekerasan yang berujung kematian, karena barang berharga korban juga ditemukan hilang."

"Bagaimana dengan orang terdekat korban?"

"Jadi kamu mau bilang, ada dugaan pembunuhan?" sela Letnan Andi.

"Tidak juga, saya hanya mencoba memastikan alibi mereka," jawab Rain.

"Suami korban tengah bekerja, dan beberapa orang menyaksikan itu," Letnan Andi mengambil alih penjelasan, " korban tidak memiliki anak, sehingga hanya ada dua orang tuanya yang sudah jompo. Lalu, kamu mau menuduh dua orang jompo itu menghabisi nyawa korban, dengan sengaja?" lanjutnya.

"Kerabat lain?" Rain.

"Tidak ada! Setidaknya yang berada cukup dekat dengan TKP, terlebih tempat itu memang rawan perampokan dengan modus mencekik leher korban," tandas Letnan Andi.

"Tali Penjerat!" tandas petugas sebelumnya.

"Tali penjerat?" heran Rain.

"Anda tidak tahu kasus itu, izin?"

Si Petugas balik bertanya.

"Ada banyak kasus kematian di divisiku, kenapa harus tahu kasus kalian?"

Rain beralasan.

"Dia adalah pelaku perampokan yang telah melakukan dua belas kali kejahatan serupa, dimana enam diantaranya berujung kematian," sahut Letnan Andi, "korban bukan hanya warga Distrik 16, dan lokasi berada di dekat perbatasan. Itu artinya, ini bukan hanya masalah Distrik 16," imbuhnya.

Oh, pantas mereka memanggilku, pikir Rain.

Sambil menatap salah satu foto yang memperlihatkan tangan kanan korban, dia menggumam, "entah mengapa, aku merasa ada yang tidak beres."

File 73Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang