dua puluh satu

40.5K 1.4K 2
                                    

Saat jam pelajaran dimulai, entah memgapa Acha tidak focus mendengarkan gurunya sedang menjelaskan apa didepan. Berbeda dengan Kashi yang sepertinya saat ini sedang mendapat pencerahan hidup.Bahkan ia tersenyum lebar saat mengamati pelajaran yang dijelaskan Pak Wiro. Entahlah, bahkan Acha sendiri susah menghafal tiap nama guru di sekolahnya. Bahkan IPA memiliki 3 guru yang berbeda. begitu juga IPS dan pelajaran lainnya. 

Acha tak kunjung juga mendengarkan penjelasan pak Wiro. Fikiran Acha menjurus kemana-mana. " kenapa sih gue harus fikirin David? padahal gue kan lagi kesel sama dia?" Acha seperti orang gila yang sedang berbicara dengan kertas didepan nya.

" Buset dah, ngapain lo mikirin David kampret," Balas Kashi dengan tampang menyebalkan nya. " Engga tahu, uda deh lo mesra-mesra an aja sono sama pelajaran nya pak Wiro, gue liat lo seneng amat belajar hari ini." Kesal Acha.

" Gimana gue ga seneng? sekarang itu pak Wiro lagi ngasi bocoran soal ujian yang banyak buat ulangan harian besok," Mata Acha membulat sempurna. 

" TERUS SEKARANG UDAH SELESAI!?" Tanya Acha disertai pekikan khasnya. "ho-oh," Jawab Kashi sambal membulatkan mulutnya seperti bola.

" Duh, udah tau gue ga ngerti pelajaran Fisika, mana gue ga dengerin lagi!" Acha benar-benar menyesal karena tidak mendengarkan penjelasan pak Wiro tadi. Padahal, bocoran soal itu adalah yang paling penting dari segalanya. Mau jadi apa Acha besok? tahu besok ujian saja Acha tahu dari Kashi, bukan dari pak Wiro.

" Kashi..gue nyalin dong?" Melas Acha. " Dih apa-apaan? katanya lo anak rajin, terus gabisa lepas dari buku, tapi kenapa minta nyalin dari gue si cerewet?" Sindir Kashi tajam.

" Iya tapi inikan genting! lagian, baru pertama kali gue ga dengerin guru jelasin." Bela Acha."Iya gue izinin lo nyalin, tapi.."

mata Acha berbincar-binar mendengar pernyataan Kashi barusan. Acha sangat senang memiliki teman seperti Kashi yang sangat pengertian dan baik pada dirinya. Huh, memang hanya Kashi lah yang mengerti dirinya.

" Tapi buku nya di kumpul, cuman boleh di foto dari handphone." Sepertinya Acha menarik pujian nya terhadap Kashi barusan. Sungguh, Acha membenci makhluk didepan nya ini.

" Gausah ngomong lo." Geram Acha. " Terus, sekarang pak Wiro kemana?" Sambung Acha.

" Dia kekelas sebelah, Which is kelasnya David. kemungkinan besar dia ngasi bocoran juga dikelas sana, lo minta aja sama David, atau ga sama Lala dikelas sebelah." Tanpa basa-basi, Acha langsung berlari keluar kelas, mumpung dikelas nya belum ada guru.

Kashi hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku sahabat nya jika sedang panik. Acha memang begitu, betapa pentingnya bagi Acha bocoran soal ujian di hidupnya. 

#

" Eh, gimana? hubungan lo sama si Acha kupret gimana?" Setelah itu, Kanno langsung mendapat dorongan di belakang kepala nya dari David. " Kutu kupret apanya maksud lo?" Tanya David serius.

" Cielah serius amat. Acha cantik deh kalau gitu, Acha imut, Acha ma---"

" Berhenti muji-muji Acha depan gue kalau lo masih pengen hidup dan jadi temen gue," Ujar David yang disetiap penggalan katanya di penuhi penekanan.

" Mampus lu mampus." Dari belakang, Aldi mengejek Kanno yang tengah menjadi korban kesalnya David dengan ekspresi yang menjengkelkan, juga ejekan tanpa suara yang justru membuat Kanno semakin kesal.

Terlihat bahwa David malas jika membahas kecemburuan nya itu lagi. Jadi, David kembali melanjutkan pelajaran nya lagi. Meskipun, dibalik bukunya David bermain gadget.

" ASSALAMMUALAIKUM PAK!!!"

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang