"TERUS, dia ngapain lo sam Deva? ga diapa-apain lagi kan?" Sejak tadi, Rafi terus bertanya-tanya tentang Revina semenjak Stella menceritakan kepadanya tentang Revina mengerjakan soal.
"Enggak Raf, gila ya lo? ada mesin nya tuh pertanyaan? itu-itu mulu." Jawab Stella sambil membereskan buku-buku nya bersiap-siap untuk pulang.
Kemudian, Stella berhenti melanjutkan aktivitasnya dan menghadap ke arah Rafi dengan tatapan penuh selidik.
"Lo...lo suka Deva ya?"
Rafi langsung tersedak saat mendengar pertanyaan Stella barusan, kebetulan Rafi sedang meneguk sebotol Fruit Tea nya saat itu langsung terbatuk-batuk. Stella pun kaget, dan segera menepuk-nepuk punggung Rafi. "Kok lo kaget sih?" Tanya Stella heran.
"Gimana ga kaget? orang gue gasuka sama Deva!" Bantah Rafi cepat. "Nah terus?" Balas Stella lagi.
Rafi tersenyum penuh arti "Kalau gue jawab sekarang, takutnya lo serangan jantung."
PLETAK!
Stella langsung memukul punggung Rafi "Enak aja sih kalo ngomong!" Celoteh Stella. Namun, celotehan itu terdengar amat menggemaskan di telinga Rafi.
" Udah deh lo balik sana sendirian! Males gue!" Kesal Stella.
" Yaudah."
Mata Stella membulat saat melihat Rafi tidak peduli, dan berjalan menuju keluar.
" Eh! Eh!" Stella berjalan cepat berniat mengejar Rafi. Dan Stella mencekal tangan Rafi dari belakang. "Kok lo jahat sih?!"
Rafi memalingkan wajah nya. Kalau tidak, ia bisa pingsan melihat kegemasan dari wajah Stella, oleh karena itu Rafi mencoba untuk memalingkan wajah nya dari Stella.
" Kan lo yang suruh gue pergi," Ujar Rafi santai. "Terus?! Kok lo mau aja?!" Balas Acha penuh kekesalan.Rafi tersenyum menggoda.
" Selama lo yang suruh, ya gue mau-mau aja."
Stella yang mendengar itu, langsung menundukkan wajah nya, menyembunyikan pipi nya yang sudah terbakar. "Gajelas." Ujar Stella.
Rafi tertawa melihat tingkah Stella. Hingga akhirnya, tangan Rafi terulur untuk mengacak rambut Stella.
" Ih kan gue gasuka diacak-acak rambutnya!!"" Otomatis, habisnya lo sendiri yang buat tangan gue pengen ngacak-ngacak." Jawab Rafi dengan tampang percaya dirinya.
Stella hanya menatap Rafi tajam dengan ekor matanya. " Terserah!"
***
Stella dan Rafi berjalan beriringan menuju mobil Rafi.
Entahlah, belakangan ini Rafi dan Stella menjadi begitu dekat. Bahkan, sangat amat dekat. Beberapa murid sekolahnya mengira mereka mengikat suatu hubungan, mereka mengira Rafi dan Stella berpacaran." Raf, dilihatin." Bisik Stella pada Rafi.
" Enggak papa kali," Balas Rafi dengan senyuman nya yang membuat kaum hawa melayang.Stella merasa tidak nyaman dijadikan bahan tontonan seperti ini.
Entah mungkin Stella kepedean, soalnya Rafi termasuk murid terkenal disekolahnya. Mana tau, mereka ternyata memperhatikan Rafi, bukan Stella.Tapi, kali ini tatapan nya bukan ke Rafi, ataupun Stella. Melainkan, ke arah tangan mereka yang bersatu.
Rafi memasukkan jari-jarinya ke jari-jari Stella, dan membuat tangan mereka menjadi satu.
Sesekali, Rafi menarik Stella agar sedikit mendekat.
Stella tidak tahu, ia harus kesenangan apa kesal atau.. malu?Tidak! Tidak mungkin malu! Kalau Stella malu, jadi.. apa debaran yang sejak tadi dirasakan nya saat bersama Rafi?
**
Kayak nya author emang kebiasaan update malem ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kulkas
Teen FictionKisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis. Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak. Tentang Stella, Dan tentang Rafi.