enam puluh enam

27.6K 1K 14
                                    


David mengunci mobil nya setelah sampai di basecamp nya, Aldi, dan Kanno.

David melirik ponsel nya lagi, belum ada notif yang diharapkan nya.

"Kemana sih?!"

Dengan cepat, David membuka ponsel nya dan memilih Kolom chat dengan Acha.

David : Kalau mau pergi itu kasih kabar.

Setelah itu, David menutup kembali ponsel nya dengan kesal. Bagaimana dia akan kuat jika akan Ldr.

"Yo What's up! Justin bieber here!" Ujar Kanno seraya meloncat-loncat dan berdiri seolah memegang mic.

David memutar matanya malas "Justin bibir kali," Cibirnya.

Kanno hanya mengumpati David habis-hahisan didalam hati nya.

"Gabisa ya, sekali aja lo kasih sahabat lo ini bangga dan senang! Tega kamu Vid, tega! Aku mau kita cerai! Aku sudah muak sama tingkah kamu!"

Tatapan Kanno berubah mistis.

"Maaf, tapi aku selingkuh sama dia!" Tunjuk Kanno kepada Aldi.

Dengan sigap, Aldi melototkan matanya.

"Kampret, lo kalo belum disuruh keluar dari rumah sakit jiwa, jangan keluar dulu ah Kan,bahaya." Ujar Aldi dan disambung tawa David.

Merasa tak terima, Kanno mendengus.

"Palingan, tamat SMA lu pada, pada rindu sama gue." Katanya bangga.

"Iyain."

"Iyain." Sambung Aldi.

"Bikin kesel lo berdua!" Pekik Kanno yang terlihat jengkel.

●●●

Acha masih tidak habis fikir, akan bertemu Stella secepat ini. Acha belum siap.

"Kashi, bangunin gue." Ujar Acha memaksa.

"Lo gak lagi Mimpi!" Tegas Kashi.

Kashi ingin Acha mendengar seluruh penjelasan yang Stella ingin katakan kepada Acha. Namun, Acha sama sekali tidak ingim mendengar, dan terus mengatakan kalau ini semua hanya mimpi.

Kashi bisa memaklumi, Acha sangat trauma dengan Stella.

"Kak...Stella mau jelasin semuanya," Lirih Stella yang sudah tak kuat menahan tangisnya. Sedari tadi, Stella terus diusir, Acha meraung.

"Pergi! Pergi! Aku gamau lihat kamu! Pembunuh!" Pekik Acha.

"Kak! Dengar semuanya dulu.."

Buliran bening yang Stella keluarkan tadi, seperti tertular oleh Acha. Acha ikut menangis. Meraung lebih tepatnya.

"Lo lebih bagus pergi! Sebelum gue yang bunuh lo kali ini!"

Astaga.

Apakah pendengaran Stella bermasalah? Beginikah Acha setelah jauh pergi darinya?
Perkataan nya barusan, benar-benar menohok.
Ribuan pisaun menancap di dada Stella saat ini.

Stella menggeleng tak percaya, air matanya turun tak henti. Isak tangis nya berusaha ditutup nya dengan bekapan dirinya sendiri.

"Kakak,tega." Ujarnya penuh penekanan, sebelum akhirnya ia pergi menghilang.

*****

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang