Sedari tadi, Acha sebenarnya sudah menyadari sesuatu yang berbeda dari gelagat Stella yang duduk disebelahnya.
"Stel, yakin baik-baik aja?" Seolah tau perasaan yang melanda Acha, Kashi segera menanyakan kepada Stella tentang keadaannya.
Stella menoleh.
"Baik-baik aja dong, emang kenapa? Seharusnya kan, mau balik ke Jakarta, dan tinggal lagi bareng ayah,bunda, dan kak Acha sebuah kebahagiaan." Jawab Stella disertai senyuman lebarnya.
Acha tertegun, Sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman ini. Acha yakin, pasti Stella memiliki pacar.
"Yaudah, kabarin pacar, sana." Pinta Acha, sebenarnya niatnya menggoda.
Mendengar itu, Stella membelalakkan matanya "Kok tahu?!"
Dengan sigap, Acha dan Kashi serempak meletakkan telunjuk mereka ke mulut, menandakan untuk diam. Ini sedang di pesawat.
"Kok tahu aku punya pacar?"
"Tau lah, udah kabarin sana."
Stella pun membuka ponsel nya, selagi pesawat belum berjalan, dan tidak dipersilahkan untuk membuka ponsel. Dengan cepat, Stella membuka kolom pesannya bersama Rafi.
Stella : Raf, aku udah mau berangkat ya!
Baik-baik ya di Jakarta, jangan kemana-mana.
Intinya, jangan nakal-nakal kayak dulu.
Hm...
Gapapa sih kalau mau cari cewe lain, kalau aku enggak ada.
hahahahahahahahahah
Udah ah, Dadah!
Jaga diri baik-baik!
Stella langsung menutup ponsel nya, tidak ingin melihat jawaban Rafi yang masuk. Menurutnya, perkataannya tadi telah mewakili dirinya. Stella tersenyum getir, melihat bunyi notifikasi yang masuk. Stella mengintipnya.
Rafi : Ngomong apasih? Ngaco.
Mana mungkin aku sama cewe lain, kalo ada kamu.
Buruan pulang ya! Udah kangen beratt
Setelah itu, Stella langsung menyimpan ponselnya, setelah mendengar pemberitahuan bahwa pesawat segera berangkat menuju Jakarta.
Stella memandang Acha yang sedang asyik menjepret pemandangan awan dari pesawat, Stella memerhatikan setiap gerak-gerik Acha yang jelas akan dirindukannya nanti. Meskipun, sedikit rindu nya dengan Acha telah terbayarkan. Namun, rindu yang nanti-nanti akan datang,
tidak dapat terbayarkan.
****
"Dear attention please, pesawat mendarat, Air Asia, from Seoul, South Korea, to Indonesia."
David langsung tersadar dari lamunannya. Setelah sekian lama ia menunggu kedatangan Acha, akhirnya kabar itu terdengar nyaring di kedua telinga David. David melangkah cepat, ke arah pintu penjemputan.
Mata hazel David, mencari-cari ke seluruh arah, menjelajahi ruangan didalam. Setelah puas, David menyunggingkan senyuman amat lebarnya disana. Tangan David melambai-lambai keatas.
David berlari kecil, setelah melihat gadisnya jalan mendekat. Namun, ada yang aneh. Siapa seorang perempuan yang tengah bergandeng di antara Acha dan Kashi?
"astaga."
David menggeleng.
Tak kalah antusias, Acha ikut berlari, ingin secepatnya menemui David yang kali ini benar-benar terlihat sungguh tampan. Beda dari biasanya. Atau, ini karena efek jarang jumpa, dan baru balikan.
Setelah Acha berlari, saat itu juga, mata Kashi terbelalak hebat. Kashi melihat genggaman Stella yang mulai meregang, melemas.
"Stel," Kashi menggeleng. "Stel, gak mungkin." Ingin rasanya Kashi menangis meraung-raung sekarang juga.
"Stel, hiks..stel Plis, penyakit ini terakhir! Kamu gaboleh kambuh," Kashi mengguncang-guncang badan Stella yang mulai setengah sadar.
"ACHA!!!!"
TBC
Trrlalu drama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kulkas
Novela JuvenilKisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis. Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak. Tentang Stella, Dan tentang Rafi.