dua puluh enam

35.9K 1.3K 67
                                    

" Acha?"

Acha terlonjak kaget. " Eh ayam kampret!" Kata Acha secepat kilat. " ups," Acha yang menyadari didepan nya terdapat seorang laki-laki yang waktu itu sempat mengajak nya pulang bareng.

" Lo lucu kalau lagi kaget," Ujarnya sambal tersenyum puas. " Eh, enggak kak." Sergah Acha yang sudah kelewat malu. Tanpa bertanya dahulu, Fathan duduk di kursi David tanpa bertanya dahulu ada orang apa tidak.

" Lo sendiri?" Tanya Fathan. " E--enggak kok." Jawab Acha gugup.

" Ngapain gugup? gue gabakal ngapa-ngapain."

Acha hanya mencoba untuk senyum. Ingin sekali Acha mengatakan langsung ke Fathan bisa ga untuk pergi? Gue yang mati kalau dilihat sama David. "Tumben lo malem-malem keluar?" Tanya Fathan.

Kali ini, Acha yang ingin memaki Fathan. DIh pake tumben-tumbenan segala, berasa udah kenal amat lo. " Gapapa kak, kan pergi nya ga sendiri, jadi di izinin."

" Ngapain lo deket-deket sama cewe gue? pake ngambil kursi gue segala!?" Habis. habis. habis sudah nyawa Acha. Acha tidak tahu lagi akan terjadi apa lagi sekarang. Acha tahu sendiri bagaimana David kalau memergoki nya sedang bicara kepada laki-laki lain selain David.

" Tadi Acha yang manggil gue kesini, katanya gue disuruh makan sama dia."

***

Acha tidak tahu lagi nasib nya sekarang bagaimana. David tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Acha, Acha lebih menyukai jika David marah-marah padanya dan setelah itu Acha akan menjelaskan seluruh nya kepada David. Namun sekarang situasi nya beda. bahkan David tidak mengatakan sepatah kata apapun setelah menarik Acha kemobil setelah kalimat tidak tahu malu dari Fathan tadi. Bahkan David pun meninggalkan makanan yang dibawa nya di meja. Padahal Acha sudah ngiler setengah mampus.

" David," Panggil Acha pelan. Namun tak kunjung juga mendapat sahutan dari David. " Vid," Ulangnya.

David memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah minimalis berwarna putih. "Sampai." Acha cukup kecewa dengan tingkah David sekarang. Namun bagaimana? tidak sepenuh nya salah David mau pun Acha, namun sepenuhnya salah si Fathan yang tidak tahu malu.

Acha menoleh dan mendapati ia sudah berada tepat di depan rumahnya. "Oh iya. makasih, ini jaket lo gue kembaliin." Acha pun meletak kan Jaket David yang tadi diberi David padanya karena celana nya yang amat pendek.

Setelah Acha keluar dari mobil, bahkan David tidak mengatakan sesuatu, bahkan sekedar membuka kaca saja enggan. David hanya langsung menginjak gas nya dan pergi.

***

" Dasar kak Fathan sialan, kampret, ga tahu malu!" Sejak Acha masuk kekamarnya, Acha tidak henti-henti nya mengucapkan sumpah serapah nya kepada Fathan. Sejak kapan Acha memanggil nya untuk makan bersama?

" Sia the ngingo aing ajak makan!? ngimpi!"

Acha mendengus kesal, Acha membantingkan diri nya ke Kasur empuk nya. Acha mengingat-ingat kejadian nya tadi, berawal dari David sampai dirumahnya.

" Setelah gue fikir-fikir, David itu pengertian dan cukup tahu tentang gue. Bahkan David nyuruh gue make jaket dia supaya ga diapa-apain sama cowo-cowo. Ah astaga Acha bodoh nya!" Acha merutuki segala kebodohan nya. Acha rasa, kali ini David bukan marah lagi kepadanya.

LINE!!!

Acha memekik kegirangan saat mengetahui siapa nama yang muncul di Pop Up handphone nya.

David

jgn lpa makan, lo gjd mkn td.

okay, oiya David lo marah sama gue?

read.

Acha pun menghela nafas nya pasrah. Susah sudah kalau David sudah seperti ini. Karena sudah malam juga, jadi Acha memutuskan untuk tidur dan menunggu besok agar bisa menjelaskan segalanya kepada David.

***

Stella berfikir keras di kamarnya. Stella berfikir keras bagaimana agar ia bisa bertemu kembali dengan kakak nya.

" Apa guna nya kalau gue cuman ngungkapin semuanya di Diary? Emang dia bisa ngomong?!"

Stella membuka handphone nya.
Kemudian Stella menemukan sesuatu disana. Dan kemudian Stella menghela nafas pasrah, lagi-lagi Revina dan teman-teman nya mempermalukan dirinya di media sosial semenjak kejadian Stella mendatangi mereka.

Sejak saat itu juga Revina menyebarkan fitnah ke seluruh penjuru sekolahnya, dan akhirnya ini semua menjadi salah Stella. Tentu saja Stella menjadi bahan Bully-an setiap harinya.

Stella terlihat menyunggingkan senyum miris nya. Stella tersenyum pasrah melihat seluruh komen-komen yang ada di Instagram Revina.

Hanabiy_ perempuan murahan mah beda.

Honehmahya.ra tante tante anjir

Jihanyhan sok cantik hobinya nge Bully.

Stella hanya menghela nafas pasrah, habis sudah. Seharusnya, kemarin ia tidak mengdatangi Revina di kantin. Ia lupa bahwa Revina adalah the queen of pemutar balik fakta.
Dan tidak segan-segan Revina menyalahkan orang yang tidak salah sama sekali.

" Kira-kira kalau gue mati seneng kali ya semua orang?"

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang