Semua yang Stella fikirkan dia akan tergelinding, dan kepalanya bocor. Atau pun terplanting, itu semua tidak terjadi. Stella selamat sampai toilet.Stella menumpahkan kesedihan nya di kamar mandi. Sesekali Stella berteriak tak kuasa menahan nasib yang menimpa nya. Sesekali Stella menjambak rambutnya sendiri, juga menampar diri nya.
Stella mencakar wajah nya sendiri sangking kesal nya.Siapapun yang mendengar tangisan Stella akan merasa iba, atau pun akan merasa takut. Beberapa pasti merasa ada orang Psycho di Toilet.
Stella kembali berteriak dan menempelkan dirinya di dinding, membiarkan badan mungil nya terjatuh ke lantai bawah.
Stella menangis dan terus menangis. " Se-hina inikah hidup gue? Hah? Hah!?"
" Gue ga ngelakuin itu semua! Gue gapernah ngelakuin pergaulan bebas yang berlebihan! Bahkan gue pun enggak tahu bagaimana rasanya minum-minum!! Gue ke club juga dipaksa! Jangan bully gue seenaknya! Gue Frustasi!!!"
Stella kembali menjambak dirinya sendiri.
Badan nya bergetaran tak karuan. Entahlah, Stella menjadi takut dengan kehidupan nya.
Bahkan, sekarang Stella sedang memeluk lutut nya dan melihat kesana kemari ketakutan seperti orang gila
Tangan nya yang bergetaran di taruh nya ke pipi nya." Hah..hah..gue..gue..ga salah!" Stella kembali meraung.
Siapa sangka jika ada empat pasang mata yang mengabadikan tangisan itu dengan merekam nya sambil tertawa puas.
" Gue ga sabar nunggu kelanjutan nya,"
●●
Akhirnya, dari tadi perut yang terus mengadakan konser pun berakhir. Dari tadi sih terdengar konser yang penonton nya paling banyak dari perut Acha.
Kelihatan Acha melahap makanan nya dengan sangat amat lahap. " Lapar berat bu?" Tanya Kashi.
" Berat, banget, parah." Jawab Acha tanpa melirik sedikit pun kearah Kashi."Eh, Ach-"
" Shh diem, gue lagi mau makan jangan ajak cerita!" Sergah Acha.
Kashi pun hanya mengendikkan bahu nya tanda bodo amat dan malas jika harus berdebat dengan Acha jika gadis ini sedang makan. Bisa-bisa, Kashi kena semburan mutiara Acha yang panjang kali lebar kali keliling.
" Eh itu Acha!!"
Baik Acha mau pun Kashi pun menoleh ke sumber suara itu. Memang, suara Aldi sangat khas.
"Cih," Acha berdecih malas melihat ada David didepan nya. " Cowo lo tuh," bisik Kashi.
Tanpa berlama-lama, Acha langsung menginjak kaki Kashi keras dari bawah. Acha lagi malas sama David hari ini. Siapa suruh?
" Dih apaan sih?!" Kesal Kashi. " Makanya diem deh!" Balas Acha tak kalah kesal.
Mungkin, hari ini adalah hari dimana Kashi harus mengalah sepenuhnya.Acha kembali melanjut makan nya tanpa memperdulikan David yang memang sedang jalan ke arah meja nya dan meja Kashi. " Ngapain sih tu cowo kesini, gila," Cibir Acha pelan.
" Gue kesini? Ya, mau nemuin lo lah. Lo kan cewe gue."
Acha mencoba untuk tidak goyah, Acha harus tetap dengan pendiriannya yang masih gak mood sama David. " Shh!" Kashi menyiul-nyiul pelan dan menyenggol-nyenggol lengan Acha agar menghadap ke David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kulkas
Teen FictionKisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis. Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak. Tentang Stella, Dan tentang Rafi.