Sinar matahari palsu memaksa untuk masuk kedalam kamar Acha yang tenang.
Mengapa palsu? Yaiyalah palsu, ini masih pukul setengah tujuh pagi. Tandanya, Acha tidak telat sama sekali hari ini.Tanpa perlu berlama-lama, Acha segera bangkit dari kasur nya daripada harus berlama-lama dan ujung-ujung nya akan bertengkar dengan Satpam karena gerbang tidak dibuka. Aduh, Acha eneg jika harus membayangkan akan telat lagi.
Acha berhenti tepat di ambang pintu kamar mandi nya dengan handuk nya yang di dekap nya di tangannya. "Kira-kira, disekolah David bakal cuekin gue gak ya?" Gumam Acha.
" Kalau gue mikirin David terus, sama aja bakal telat! Udah deh Mandi-mandi!"
●●
David mengucek matanya dan membuka perlahan matanya. David meregangkan tulang nya dan kemudian melihat Jam yang ada di samping kasurnya.
David mengangguk-angguk setelah melihat masih pukul berapa sekarang." Argh!" Kesal David. " Kenapa sih Acha tadi malem gabisa hilang dari fikiran gue?! Ga sampe mikir dia bakal kegatelan manggil-manggil Fathan! Sial!" Sambung nya.
Mungkin kalian semua akan mengira ini drama karena hanya hal sepele. Namun, beda hal nya dengan David yang memang tidak ingin miliknya di ambil orang lain atau di sentuh orang lain. Apalagi kali ini masalah nya Acha yang memanggil laki-laki lain untuk makan bersamanya.
David keluar dari kamar mandi dengan wajah yang memang tidak enak dari sana nya. David menunjukkan tampang dingin nya hari ini. " Habis hidup lo,Than."
***
Acha mengoleskan lipbalm dibibirnya secukupnya. Dan menabur sedikit baby powder ke wajah nya yang mulus. Acha, Acha memang sangat natural. Acha menggunakan lipbalm dan baby powder pun atas keinginan Bundanya, kalau tidak, Acha tidak akan memakai apa-apa ke sekolah yang berhubungan degan wajah nya.
Sudah sering sekali Kashi memerintahkan Acha untuk mengoleskan sedikit liptint ke bibir Acha yang terlihat pucat. Namun, tak sekalipun pernah Acha menuruti permintaan nya.
Sebenarnya, Kashi pun tidak memakai liptint ke sekolah, hanya saja Kashi gemas melihat bibir Acha yang amat pucat. Sedangkan Kashi sendiri memang sudah dari sana memiliki bibir yang berwarna merah muda. " Im sorry liptint, never."
Setelah selesai bersiap-siap, Acha pun turun. " Good Morning Ayah! Bunda!"
Ayah dan Bunda nya yang sedang duduk di meja makan pun menoleh ke tangga melihat Putri mereka yang seperti nya Mood nya sedang membaik.
" Kesini nak, ayo makan." Ajak Ayah dan Bundanya. Acha pun menarik kursi disamping kursi Ayah nya. " Gimana Cha, udah ada calon belum?" Tanya Ayah nya dengan ekspresi yang menggoda.
Ekspresi Acha mulai tidak enak mendengar pertanyaan Ayah nya "Calon apa lagi Yah?"
" Eh engga jadi, kan udah ada David. Ayah udah Srek sama David, apalagi Bunda yakam bun?" Bunda yang sedang menyiap-nyiapkan nasi goreng ke piring pun menoleh, kemudian mengangguk mantap. " Iya dong!" Ujarnya.
Acha hanya mendengus kesal melihat kekompakan orang tuanya dengan mendukung David.
Bunda Acha memberikan Acha sepiring nasi goreng beserta Telur dan Kentang goreng disana. " Bunda tahu aja kesukaan Acha," Memang, Nasi Goreng buatan ibunya adalah Nasi goreng terenak yang pernah Acha rasa.
!!!
Acha terkejut saat menyadari Ponsel nya berdering, menandakan ada panggilan masuk. Ternyata, Kashi melakukan Video Call. Acha mendengus pelan sebelum kemudian mengangkat sambungan itu.
" Acha, lo udah tahu belum?" Seketika, mata Acha membulat. Acha tahu, gosip Kashi akan tentang anak sebelah atau yang lain-lain nya. Sedangkan, sekarang ia sedang makan dengan Ayah dan Bunda nya. Bisa berabe kalau mereka kepo.
" Kampret, jangan gosip disini!" Acha mencoba untuk menahan Kashi agar tidak bercerita lewat Video Call dengan suara yang tidak di keluarkan nya. " Acha, siapa?" Acha menoleh mendengar pertanyaan dari Bundanya.
" Oh, Kashi bun!" Jawab Acha. " Hai Bunda cantik!" Kashi malah memekik kegirangan mendengar suara Bunda Acha.
" Lo enggak berangkat bareng David Cha?" Sumpah. Acha ingin cepat-cepat berangkat dan melempar Kashi pakai meja di kelas.
" Bye Kashi." Acha langsung menutup sambungan nya dengan perasaan kesal. Acha menghentakkan kaki nya pelan. "Ciee, emang tadinya mau berangkat bareng David ya? Kiw kiw!"
" Aduh apaan sih Ayah!"
***
Acha mengingjak kan kaki nya di sekolahnya. Acha menghela nafas melihat keadaan sekolah nya yang amat sejuk pagi ini. Jarang-jarang akan ada suasana seperti ini.
Saat Acha mulai melangkah lebih maju memasuki sekolah nya, ada seseorang yang saat ini sedang Acha benci. Ia muncul di samping Acha, bahkan menepuk bahu Acha. " Jangan sentuh gue," Acha langsung menepis tangan Fathan yang semakin kesini semakin ingin mendekap Acha ke pelukan nya.
" Sombong banget,sih." Goda Fathan. Sumpah, Acha ingin membunuh Fathan dengan tangan nya sendiri. "Cih, buat apa cowo yang bisanya malah salah-salahin cewe dibaikin? Berengsek lah."
Fathan menanggapi pernyataan Acha barusan dengan tawa renyah nya yang semakin lama semakin menggelegar, membuat orang-orang disekitarnya salah paham, dan mengira bahwa Acha bercanda tawa dengan Fathan. " stop bertingkah laku yang buat orang salah faham,Fathan." Menurut Acha, tidak penting lagi memanggil laki-laki di samping nya ini dengan sebutan 'kak'.
Tanpa bisa Acha cegah, Fathan meraup pinggang Acha layaknya seperti orang yang sudah kenal lama.
***
A/N :
Sorrryyy jadi update lagi NGAHAHAHHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kulkas
Teen FictionKisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis. Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak. Tentang Stella, Dan tentang Rafi.