tiga puluh empat

34.3K 1.5K 44
                                    


ACHA mempercepat langkah nya agar cepat sampai menuju tujuan. " Kira-kira Gaza mau ngasih Surprise apa ya ke gue?" Acha terus bergumam akan apa yang nanti akan  diberikan Gaza oleh Acha.

Kemudian Acha menggeleng "No,No! Supaya lebih surprise, gue gaboleh nebak-nebak." Ah sungguh, Acha benar-benar sudah mabuk akan kejutan Gaza kali ini.

Memang, disetiap pertemuan mereka, Gaza selalu memberika kejutan-kejutan yang membuat rasa cinta dan sayang Acha bertambah pada Gaza.

Acha mendorong pintu Cafe dan melangkah masuk. Matanya mencari-cari keberadaan Gaza, disertai senyuman yang indah.
Tak lama, Acha menangkap seseorang sedang duduk bersama perempuan lain.

" Palingan itu teman nya, Gaza kan punya banyak temen sih," Acha mencoba untuk menghapus jauh-jauh fikiran nya yang mulai melencong kemana-mana.

Tak butuh waktu lama, Acha mendatangi meja Gaza dengan tercetak eye smile nya disana. " Gaza?" Bukan seperti nada panggilan, melainkan nada bertanya.

Gaza dan gadis itu menoleh ke arah Acha secara bersamaan. Namun, tatapan Gaza terlihat lebih sinis,bukan senyuman yang Acha rindukan dan Acha harapkan.

Acha mulai mengambil nafas "Ini siapa,Za?" Tanya Acha. Acha melihat Gaza menarik tangan gadis itu dan mengelus nya penuh perasaan. Sedangkan gadis itu hanya senyum-senyum malu.

Gaza menoleh kan lagi pandangan nya kepada Acha "Kenalin, dia pacar dan calon tunangan gue Cha, kita udah lama pacaran." Makhluk sampah apa yang sedang berbicara pada Acha tadi? Acha dengan susah payah menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya. Sebenarnya, Acha sudah tidak kuat. Matanya panas.

" Berapa tahun kalian pacaran?" Tanya Acha lembut. "2 tahunan," Jawab perempuan itu.
Oh sumpah, bahkan Acha dan Gaza sudah memulai pacaran sejak 3 tahun. Berarti.. Gaza sudah selingkuh sama setahun, tanpa sepengetahuan Acha.

Acha mencoba untuk bersikap lembut, karena menurut Acha, jika ia berteriak-teriak seperti orang gila, justru Acha tidak dapat menahan tangisnya. "Ohya?siapa nama tunangan lo?" Tanya Acha, padahal Acha harus menanggung rasa sakit di dadanya.

" Kenalin, gue Clara." Benar-benar perempuan tidak tahu malu.

Acha tidak sanggup, ia mulai meluncurkan buliran bening dari matanya. Namun, senyuman getir itu tak kunjung lepas dari wajah Acha.

"Gaza, You Surprise me. Ternyata, ini kejutan yang mau lo kasih ke gue. Setelah gue ingat-ingat, semua Surprise yang udah lo kasih ke gue, this is the super best one. Makasih ya, semoga lancar ya sampai hari H," Acha memberhentikan perkataan nya, ia rasa ia tak kuat. Namun, ia harus mengatakan seluruh unek-uneknya.

" Makasih-juga, udah buat gue tau gimana rasanya di duain. Have fun," Acha berlari sekencang-kencang nya untuk keluar dari Cafe itu.

DOR!

Tiba-tiba Acha langsung tersadar dari lamunan nya itu. " Lo ngelamunin apa Cha? Stella lagi?" Tanya Kashi.

Acha menggeleng cepat.

" Bukan. Gaza." Jawab Acha sambil memamerkan senyum getirnya, yang amat dibenci Kashi. " Acha, Please stop fikiran laki-laki hilang akal itu!"

Kashi sangat membenci Gaza, sangat. Sebenarnya, bisa saja Kashi langsung menyusul Acha ke Cafe itu dan menemui Gaza dan kekasih belakang nya. Namun, Acha sengaja memberi tahu Kashi saat esoknya, setelah disekolah. Itupun,karena Kashi melihat mata Acha yang membengkak.

" Kelintas gitu aja difikiran gue," Kata Acha.

Kemudian, Kashi mendecak "Ck, udah intinya lo gausah fikirin mantan gila lo." Ujar Kashi.

Acha mengangguk paham seperti anak-anak, dan itu membuat Kashi jijik sekaligus gemas kepada teman nya ini.

" Eh eh! Katanya..David itu punya adik angkat ya? Yang kemarin baru dia temuin di jalan !" Acha mau pun Kashi menoleh ke arah teman sekelas mereka, yaitu Belva.

Belva, si admin LambeTurah kelas mereka. Kenapa mereka menjuluki Belva dengan julukan Admin Lambeturah? Karena, Belva hobi sekali menggosip. Mau itu dari sekolah nya sendiri, atau sekola sebelah.
Meskipun, terkadang gosip itu perlu, untuk info. Seperti sekarang ini, gosip yang disebar Belva kali ini berhasil membuat seluruh pandangan menatap ke Acha. Begitu pun Kashi.

" Idih kenapa ngelihat ke gua?!"

***

Acha berjalan menulusuri lorong menuju kantinnya bersama Kashi dan Lala.
Suasana siang tidak seburuk bayangan Acha.
Suasana kali ini sejuk, meski sebenarnya tidak sesejuk yang kalian bayangkan, namun ya lumayan dari hari-hari sebelumnya.

Kashi menoyor kepala Acha dari belakang dengan sengaja "Heh!" Ujarnya.

Acha pun menoleh kearah Kashi dengan tatapan kesal.

" Apa sih Kash? Kebiasaan tau ga, untung mood gue baik-baik aja hari ini."

Kashi pun menyibir Acha "Dih,yaudah." Entah mengapa, hari ini Kashi terlihat jauh lebih baperan dari biasanya. "Gajelas lo,onta." Kali ini Acha yang menoyor kepala Kashi.

Seperti biasa, Lala hanya menggeleng. Entahlah, banyak yang berubah dari sikap Lala belakangan ini semenjak ia bertemu dengan mantan David kemarin.

Setelah di kantin, Lala, Acha dan Kashi memilih untuk duduk di tengah kantin. Sebenarnya, ini adalah hal yang cukup langka bagi mereka duduk di kursi tengah kantin. Karena biasanya, selalu di pojokan.

Lala yang melihat itu pun langsung mengangkat topik "Sengaja gue pilih duduk di tengah kantin, mau lihat sepupu gue masih sama mantan nya apa enggak." Ujar Lala.

Tentu.

Tentu saja itu memancing emosi Acha.
Apa lagi yang di lakukan David sampai-sampai Lala berani duduk di tengah kantin demi memergoki mereka. "Ck," Acha mendecak kesal.

" Gue gak makan ya, galaper." Ujar Kashi.

Acha pun menahan tawanya mati-matian.

" Idih, ini Kashi? Atau setan yang masuk ke badan Akashi? Sejak kapan lo ga laper?" Goda Acha disertai tawanya yang hampir pecah.

Kashi pun hanya mendengus sebal "Sebenernya alibi aja sih,masa iya gue galaper." Senyum lebar tersungging begitu saja saat Acha membuat nya mengaku.

Acha mulai mengangguk-angguk " Orang-orang sejenis lo mau diet?" Acha tertawa sepele.

Kemudian, Acha menatap Lala.

Acha menyenggol lengan Lala "Percaya ga lo La?" Tanyanya.

Lala menggeleng-geleng kuat "Musyrik."

Lagi-lagi Kashi mendengus sebal. Hari ini, Kashi habis-habisan terus-terusan kena godaan godaan dari teman-teman nya ini. Musyrik juga bagi Kashi, jika teman-teman nya ini waras. "Musyrik juga," Ujar Kashi tiba-tiba.

Lala dan Acha terlihat saling lirik-lirikan
" Musrik apa?" Tanya mereka berbarengan.

" Musyik juga kalau gue percaya kalian ga gila!" Kashi merasa menang. "Sekali-sekali bales jailan lo, lo berdua asyik juga." Lanjutnya.

" Sekali-sekali kata lo?! Idih, lo itu manusia yang paling hobi jailin gue. Dapet rekor lo!" Sembur Acha tepat di depan wajah Kashi, membuat Kashi mau pun Lala tertawa. Justru tawa mereka mengundang kekesalan Acha.


PLIS BACA NOTE
*****

A/N :

genngggg kalo ini bakal ada part sampe 80 an gitu gapapa? maaf ya kalau kepanjangan. kalo gapengen lanjutin gapapa:(((

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang