tiga puluh tiga

33.2K 1.3K 42
                                    

" ACHA?"

Acha pun menoleh ke suara itu. Acha mengira itu Kashi, karena Kashi hobi sekali menyamar di depan Acha sebagai lelaki. Namun. Ah,ternyata Fathan. " Ngapain kesini?" tanya Acha ketus.

Fathan mulai duduk tepat di sebelah Acha " Gapapa, gue lihat lo sendiri soalnya, lo dijemput siapa disini? nungguin David?" Tanya Fathan meruntun.

Acha memutar matanya malas "Kalau disini ya nunggu bus, lo kira David bus?" Balas Acha tak kalah ketus dari sebelumnya.

Fathan pun tertawa renyah.

" Yaudah, lo pulang sama gue aja gimana?" Seketika mata Acha terbelalak, kaget. Acha tidak tahu, harus menerima nya atau tetap naik bus. Karena, Acha tahu kalau Fathan adalah laki-laki tidak baik dan tidak benar. Namun, di satu sisi Acha ingin cepat sampai rumah. "Gimana?" Ulangnya.

Acha menatap mata Fathan lekat "Lo ga ada mau nya kan? atau lo mau ngapa-ngapain gue?"Tanya Acha beruntun. Fathan menggeleng cepat "Enggak,suer." 

Acha pun menatap mata Fathan lekat-lekat, mencari kebenaran disana. Tanpa sadar, badan Acha maju dengan sendirinya, membuat Fathan meneguk saliva nya susah. 

Fathan langsung memberi Acha helm, dan Acha pun menerima nyadan memakai nya. 

Ternyata ada sepasang mata yang melihat mereka.

***

Baru saja memutar sekolah, Acha melihat sebuah mobil yang amat tidak asing di matanya. Acha berdoa agar tidak ada siapa-siapa di dalam mobil itu selain David. Atau, kalau bisa David tidak melihat Acha dengan Fathan.Namun itu semua tidak seperti yang Acha inginkan, Acha melihat sendiri ada seorang cewek di dalam mobil David. Sumpah, Acha mengenali wajah itu. Tidak mungkin! Tidak mungkin Acha melupakan begitu saja wajah perempuan ini.  Fathan yang menyadari Acha gelisah pun bertanya "Kenapa?"

Dengan cepat, Acha menghadap kedepan dan menggeleng cepat "Gapapa, lo ngebut aja Than." Mendengar itu, Fathan pun menaikkan laju motornya sesuai permintaan sang penumpang.

Ternyata benar, Fathan tidak memiliki niat buruk apapun kepada Acha. Acha sampai dirumah dengan selamat sentosa. 

Acha melepas helm nya "Makasih ya,Kak. maaf tadi gue sempet mikir lo bakal ngapa-ngapain gue." Ujar Acha.

Fathan pun tertawa gemas "Sok pake Kak lo." Fathan mengacak-acak rambut Acha gemas. "Cha, soal target itu gue tarik, gue gak akan narik lo sebagai target gue. Lo terlalu bagus untuk dirusak," Acha pun tertegun mendengar perkataan Fathan barusan.

" Maksudnya?" Tanya Acha. "Iya, lo bisa ceritain semuanya ke gue. Gue bakal jadi temen curhat lo,sekarang." Acha menerjapkan matanya berkali-kali mendengar kalimat Fathan.

" Udah,gue balik ya!"

" e-eh..iya ! makasih!" 

Acha pun melangkah masuk kedalam rumah nya. " ASTAGA! BUNDA!" Lagi-lagi Acha dikejutkan oleh Bunda nya yang tiba-tibaberada di ambang pintu. "Bunda aku bisa serangan jantung!" Sambungnya.

Bunda Acha pun mendecih pelan "Itu siapa lagi? pacar baru kamu? padahal sama David itu ud---" 

Dengan sigap, Acha memotong perkataan Bundanya "Apa? sama David udah srek? bun, udah deh nanti aja bahas David nya!" Acha segera melangkah naik ke tangga dan menuju ke kamarnya.

***

" Jadi, kakak angkat lo ada dua? terus mereka pacaran?" Stella mengangguk sebagai jawaban nya pada Rafi yang telah bertanya tentang kehidupan nya. "Jadi?" Tanya Rafi.

" Jadi apanya?" Ulang Stella heran. "Jadi, lo udah ketemu sama kakak angkat lo yang hilang?"Jelas Rafi. 

segera Stella membantah kalimat Rafi "Gue yang menghilang! bukan dia yang hilang!" Stella pun mendorong kepala Rafi pelan. Rafi pura-pura meringis, dan disambut tawa menggelegar dari Stella.

Tidak disadari, Rafi justru mengamati wajah mulus Stella sambil menyunggingkan senyum nya. 

" Ketawa lo bagus, lo juga cantik." 

Stella langsung berhenti tertawa, Stella menjadi salah tingkah. Sudah bertahun-tahun Stella tidak pernah dipuji,lagi. " Oiya Stel, gue juga mau bantu nyari kakak lo, sekolah nya disebelah kan?" 

Stella mengangguk dengan cepat "Iya," Rafi pun mengangguk, layaknya orang yang sedang berfikir keras. "Siapa namanya? gue lupa." 

" Acha Raf, Acha. Lavisha Vanasha Ziza!"

***

Setelah Acha selesai mengganti baju dan bersih-bersih, Acha berjalan menuju tempat tidurnya disertai dengan ekspresi tidak mengenakkan dari Acha. " Masa gue harus ngabarin David deluan sih?" Benar, selama Acha membersihkan badan nya tadi, fikiran Acha terus mengarah ke David yang memang kepergok bersama mantan nya. Namun, Acha pun kepergok telah pulang bersama Fathan.

Acha menggeleng kuat " Enggak enggak enggak! lagian kan gue pulang sama Fathan juga karena David ga kekelas gue!" Acha membela dirinya sendiri setelah bergulat dengan fikiran nya sendiri.

"Fuiih," Acha membanting diri nya ke kasur empuk nya yang berwarna putih bersih. Acha membuka Handphone nya untuk yang kesekian kali nya. 

Acha : David, lo tadi pulang?

Ah tidak-tidak. Acha segera menghapus kembali ketikan nya itu. "Itu kesannya seperti oramg pura-pura bodoh! gue kan gak bodoh!" Bantah Acha. " Apa gue hubungin Kashi aja?" Sambungnya. 

Acha kembali menggeleng kuat lagi.

"Engga deh, enggak. yang ada Kashi malah nyerocos kemana-mana." 

LINE!!!

Acha membelalak kaget saat melihat siapa yang tengah mengirim nya pesan.

David : Kenapa pulang sama Fathan tadi? 

Astaga.. kalau begini, Acha yang seram. Acha pun bergidik ngeri, dan menenggelamkan Handphonenya ke dalam bantal yang sedang Acha peluk tadi. 

Acha bodoh. Pesan David tadi sudah dibaca! otomatis David mengira bahwa Acha hanya nge-Read pesan--nya.

Acha : Gue nunggu bus, terus tiba-tiba Fathan dateng, jd gue plg sama dia.

Kali ini, giliran Acha yang menenggelamkan wajah nya ke bantal. Acha tidak tahu apa balasan yang akan dikirim David nantinya.

David : Terus? kenapa lo ga minta pulang bareng gue?

Oh,sungguh kali ini David memancing emosi Acha.

Acha : lo sendiri? lo entah pulang sama siapa tadi,bahkan engga peduliin gue. Lo pergi sama cewe lain di mobil lo.

Ah, kali ini emosi Acha benar-benar terpancing! Acha mengetik apa barusan!?

David  : Lo tau darimana?

Acha mendecih malas melihat balasan David yang kembali memancing emosinya lagi. Acha habis-habisan mengumpati David yang terang-terangan ketauan oleh Acha.

Acha : gapenting gue tau darimana. terus, kalau gue ga dikasi tau berarti lo emang sama dia terus kan? 

David : kenapa lo ngambil keputusan sepihak Cha. semuanya bener-bener ga kaya yang lo pikirin.

Acha : and who cares, David.

David : lo ga mau nunggu penjelasan gue, sedangkan gue dengerin penjelasan lo kenapa lo bisa pulang sama Fathan.

read.

Entahlah, Acha sendiri menyadari bahwa respon-nya kepada David sedikit berlebihan. Tetapi, tidak begitu berlebihan sih. Siapa coba yang tidak marah kalau pacarnya dekat dengan mantan nya lagi.

Terlebih

Mantan nya itu orang yang setengah mati Acha tandai wajahnya.

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang