tiga puluh lima

32.5K 1.2K 22
                                    


TERNYATA, tidak ada gunanya bagi Lala Acha dan Kashi telah duduk di tengah kantin seperti tadi, mereka tidak menemukan batang hidung David disana.
Yang ada, mereka harus menahan kesal karena sudah duduk di tengah kantin! Harus mendapat tatapan-tatapan menyebalkan dari setiap murid laki-laki yang berlalu lalan

Bel masuk sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, pelajaran pun sudah dimulai sejak lama. Kali ini, bu Hani masuk kekelas Acha dengan penampilan beda.

Kashi menyenggol lengan Acha "Apa?" Tanya Acha malas. "Buset, bu Hani tumben cantikan hari ini,"

Acha pun mulai melihat bu Hani yang tengah menulis sesuatu di papan.

Acha pun mengambil nafas panjang, kemudian membuang nya. "Mau cantik pun, lo kira dia bakal berhenti ngasih murid-murid nya tugas ya Astaghfirullah banyak nya?hah?"

Kashi pun memiring-miringkan bibirnya sebal. "Bener juga sih," Katanya. "Yaudah,"

***

Acha melihat ponsel nya dan tertawa melihat banyak notifikasi dan missed call dari Gaza. "Definisi cowo care." Ujar Acha disertai senyum nya yang tidak ingin hilang.

Acha mulai membuka ponsel nya dan membaca satu persatu pesan dari Gaza.

Gaza : kamu dimana?

Gaza: aku mau jemput kamu, kamu jangan kemana-mana ya!

Gaza: Asha!! Kok ga bales-bales sih!

Acha kembali tertawa kecil.

Acha tertawa lagi saat membaca pesan Gaza yang memang hobi memanggil dirinya dengan sebutan Asha.

Gaza : 5 langkah lagi aku sampe, kamu jangan lihat aku dulu biar pura-pura surprise

Gaza : 4 langkah lagi

Gaza : greget!

Gaza: udah,lihat kebelakang. Ayo kita pulang!

Begitu saja, tawa Acha langsung lepas "Kamu ada-ada aja! Hahahahaha!"

Gaza mengacak-acak rambut Acha.

"Surprise ya surprise aja! Gausah ngacak-ngacak! Berantakan jadinya!" Kesal Acha. Memang, terkadang Acha suka mengira laki-laki yang suka mengacak rambut itu adalah laki-laki manis. Namun, kali ini sedang tidak.

Gaza mulai memamerkan wajah menggodanya "Kan udah pulang sekolah, ngapain sih mau cantik-cantik." Ujarnya.
" Udah, ayo pulang." Gaza menarik tangan Acha. " Pelan!"

" Iya-- sayang.."

" ASTAGA!" Seketika lamunan itu langsung buyar, entah mengapa memori memori tentang Acha dan Gaza terputar begitu saja sejak melihat perempuan yang ada di mobil David. Padahal, sudah lama Acha tidak memikirkan Gaza. Acha juga sudah lama Move on dari Gaza. Hanya saja, belakangan ini fikiran nya hanya tertuju pada 3 orang.

David, perempuan yang di dalam mobil Da id, dan Gaza.

Acha menghela nafasnya, menghapus keringat nya yang bercucuran menahan panas nya suasana hari in. Padahal, saat mereka makan di kantin, suasana benar-benar sejuk, tidak seperti sekarang.

Acha menggeleng-geleng kuat, ia tidak ingin memori memori itu datang kembali dan berujung dengan gagal move on.

" Asha ?"

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang