04.43 wib" Gue gamau tau, di Korea nanti lo harus pake Liptint, kalau di Indonesia gak mau!" Pinta Kashi didepan cermin panjang di kamar milik Acha. Acha tidak menjawab, melainkan hanya memutar matanya malas. Namun, menurut Acha itu adalah sebuah jawaba 'Iya', namun terpaksa.
Kashi menginap dirumah Acha semalam, agar bisa berangkat sama. Soalnya, kalau dari rumah Kashi bakal lebih lebih jauh lagi.
Mereka memilih pesawat pukul 7 pagi.
Entahlah, entah ini kepagian atau tidak.
Bagi yang tahu, jelas perjalanan menuju Soetta sangatlah macet, ditambah, rumah Acha jauh dari bandara. Dan, pasti kalian tahu bagaimana jika dua sejoli ini bersiap-siap akan selama apa.Suara geretan koper sudah bermunculan di rumah Acha, menandakan dua sejoli ini akan peegi ke bandara sebentar lagi.
"Cie Anak Bunda mau Travelling! Sepi dong Ayah sama Bunda di tinggal," Goda Bunda Acha.
Acha mengernyit, ingin membantah kata travelling yang diucapkan bundanya.
"Travelling apanya bun? Yang ada, Acha disuruh nemenin Kashi ke acara teman nya! Memang ini anak kurang belaian!" Sindir Acha kepada Kashi yang sekarang mulai mencibir.
"Dih, Acara gue cuman sehari Kali! Sedangkan kita disana 8 hari! Pasti kebanyakan jalan-jalan lah! Aneh! Yakan, bun? Yah?" Kashi angkat bicara, mencari dukungan.
Ternyata, perkiraan Acha bahwa orang tuanya akan mendukung Acha salah. Justru, Ayah dan Bundanya malah mendukung pernyataan Kashi.
"Iya, Travelling, kan dibayarin Kashi!"
***
Aldi dan Kanno yang sedari tadi merasa heran, mengapa David terus tidak fokus? terus keluar kelas, entah mencari keberadaan siapa.
"Segitu kangennya lo sama Acha?" Tanya Lala yang tiba-tiba muncul.
David menoleh, kemudian berdecak.
"La,Acha mana sih? Kok gak kelihatan? Gue mau nanya sama Kashi, tapi dia enggak ada." Tanya David meruntun kepada sepupu cantik nya itu.
Lala mengernyit mendengar pertanyaan David "Dih, mana gue tau! Belum ada ngasih tau." Ujarnya.
David hanya mendecak "Kemana sih?!"
***
Acha dan Kashi sudah duduk manis di ruang tunggu. Sesekali, Kashi mengambil beberapa foto dengan Acha.
"Jangan fofo-foto deh Shi, gimana kalau ketauan?" Tanya Acha.
Kashi hanya menghela nafas malas.
"Siapa suruh lo ga izin? Masa ke Korea gak foto-foto, gila aja lo. Ga semua orang bisa ke Korea!"Kali ini, Acha yang memutar mata malas.
"Nanti, di Korea kan bisa izin-nya." Ujarnya.Mata Kashi langsung berbinar "Sumpah?! bener ya?! Bener ya!?" Kashi terus bersikap antusias.
"Acha! beneran kan?!" Paksa nya.
Acha yang malas, langsung mendecak.
"Iya! Gue izin sama David kalau lo mau ngajak gue Jalan-Jalan yang banyak!"
Kashi mengernyit, mengernyit sebelum tawanya pecah sendiri.
"Lo kemasukan? Pertama kan, lo yang gamau gue ajak, bahkan gamau jalan-jalan. Sekarang? Bahkan lo jadiin Izin ke David kalau gue bawa lo jalan-jalan." Kata Kashi heran.
Acha hanya memamerkan smirk nya.
"Serem-serem Enak ya temenan sama lo, meskipun banyak ke Jiji nya."
***
"Udah, gausah nyariin Rafi kayak begitu, dia gabisa dateng hari ini, dia izin sama gue."
Seolah Deva mengetahui isi Fikiran Stella, Deva langsung mengatakan yang ada di fikiran Stella selagi ia mengetahui itu.
"Ck, apaan sih." Stella justru memalingkan wajah nya dari Deva, jangan sampai Deva melihat wajah merah nya kali ini.
Deva tertawa.
"Ngapain jaim-jaim gitu sih Stel?"
"Kalian kan udah pacaran, gaperlu lagi lah kayak begitu."
***
brug!
Agh, apa lagi ini? Mengapa David harus menabrak laki-laki ini? Laki-Laki yang terus membuat David cemburu.
"Minggir lo!" Pinta David tegas.
Tak langsung menurut, Fathan justru berdiri dan berjalan menuju tujuan yang sama dengan David.
Menyadari itu, emosi David semakin membludak.
"Ngapain ikutin gue sih?!" Tanya nya sedikit membentak nyaring.
Fathan yang tak kalah emosi pun mulai mendekat kearah David dengan tatapan tak jauh beda dengan David.
"Lo yang ngikutin gue!" Bantahnya.
"Jelas-Jelas gue mau kekelas,Acha!"
"Jelas-Jelas gue mau kekelas,Acha!"Fathan dan David sama-sama terdiam, menahan rasa malu, tidak pernah mereka berkata serempak seperti ini. Apalagi, orang nya mengapa harus Fathan dan David? Sang musuh bebuyutan.
Tak ingin berlama-lama menahan malu, David langsung menatap berkali lipat lebih emosi ke arah fathan.
"Lo ngapain kekelas Acha? Ada urusan apa?!" Tanya nya emosi.
Fathan tertawa "Emangnya gaboleh gue nyari temen gue?" Tanyanya.
David mendecak "Status lo apa." Tegasnya.
"Temen lah, jelas-jelas kan pacar nya itu, elo." Jelas Fathan didepan wajah David. Seraya menunjuk-nunjuk wajah David.
"Kalo lo temen nya, lo tau ga Acha kemana?" Tanya David yang mulai melembut.
"Ye kagak lah!" Pekik Fathan. "Kan lo pacarnya! Harusnya lo yang tahu!" Sambungnya.
"Lo sahabatnya."
"Lo pacarnya, goblok! Bolot amat sih! Kesel gue!"
TBC
Chapter ter gaje
Setuju?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Kulkas
Teen FictionKisah tentang David, si Possessive, Pemarah, tapi terkadang manis. Tentang Acha, si keras kepala, bisa berubah-ubah. Bisa manis, bisa jutek, bisa galak. Tentang Stella, Dan tentang Rafi.