dua puluh dua

39.9K 1.4K 4
                                    


" ASSALAMMUALAIKUM PAK!"

Sekarang, seluruh pandangan murid-murid berlarih ke ambang pintu. Seluruh ekspresi mereka berbeda-beda. Ada yang tidak percaya akan keberanian cewek ini mendatangi kelas dengan berteriak, ada yang tertawa, dan ada juga yang melotot ingin marah karena jam pelajaran nya di ganggu. Dan ada juga yang kebingungan setengah mati, yaitu murid yang duduk di pojokan, yang tidak lain dan tidak bukan bernama David.

Pak Wiro menganga heran. " Pak! Hati-hati kelolotan nyamuk! Gatel entar! Eh lalat." Celetuk Lala si gadis berisik yang ada dikelas David. Seketika, seluruh murid dikelasnya langsung tertawa pecah mendengar perkataan Lala. Lala memang begitu, ceplas-ceplos.

Karena malu, Pak Wiro langsung mengatup bibirnya kembali. "Ngapain kamu Van?" Tanya pak Wiro.

" Hah? Siapa Van pak? Acha kali! Typo si bapak mah!" Sahut Aldi. " Iya Vanasha Acha kan?"

Sayangnya, pembelaan pak Wiro malah berakhir malu. " Mana ada Vanasha Acha pak, Vanasha Ziza nama saya pak." Jawab Acha disertai senyum Acha yang membuat kedua matanya tidak terlihat, memamerkan deretan gigi nya yang rapih.

" Mau ngapain kamu Acha?" Tanya pak Wiro.

" Ini pak, saya mau ketemu David." Jawab Acha gugup. " Ngapain?" Tanya pak Wiro yang mulau curiga.

" Cielah si bapak kepo amat sama Acha, biarin lah pak mereka kan mau pacaran. Ketemu cemewew di jam pelajaran kan oke banget tuh!" Celetuk Lala lagi-lagi. Lala memang pandai membuat pak Wiro terdiam dan merasa malu didepan murid-murid nya.

Meski begitu, Lala ini anak kesayangan pak Wiro karena kepintaran otak yang dimilikinya. " Karena kamu anak kesayangan saya, jadi saya maafkan."

" Cih, Lala mah selalu dimaafkan, coba aja saya. Pulang-pulang udah hilang kepala gue." Cibir Kanno dan disahuti anggukan dari Aldi.

" PAK KANNO NGEDUMEL IN GURU PAK! DOSA!"

Tiba-tiba David menjadi pusat perhatian setelah berteriak mengadu kepada pak Wiro. Terlihat wajah pak Wiro ingin marah, pak Wiro tidak suka jika ada anak murid yang ngedumel.

Sedangkan Kanno, Kanno sudah ingin melempar David dengan tas sekolah nya sekarang juga. Akan panjang hukuman nya jika sudah berhubungan dengan Pak Wiro.

Akhirnya, keinginan Kanno melempar Davis dengan tas sekolah nya tercapai.

" Sakit,kampret!" David meringis pelan saat tiba-tiba saja Kanno melempar kan tas sekolah nya kepada David.

Acha menyimpan tawanya mati-matian agar tidak tersembur keluar. Meskipun Acha tahu tas Kanno juga pasti tidak ada isinya. " Yaudah,sana." Acha pun mengangguk dan berjalan menuju meja David.

Saat berjalan, Acha mendapat siulan-siulan jail dari teman-teman sekelas David.

" David, ganteng banget ya?"
" Iya, gue juga baru sadar David ganteng, padahal kan sekelas terus."
" Gue sih udah sadar lama, pengen jadian tapi David nya selalu jadian sama orang lain."
" Astaga David ganteng banget kalau lagi salting gituu!"
" ahh gemees..."

ARGH!

Acha kesal bukan main mendengar celotehan-celotehan pelan dari sebagian murid perempuan dikelas David, kecuali Lala. Tidak mungkinlah Lala memuji David, toh setiap hari juga Lala ketemu David. Namanya,juga sepupu.

Entah kenapa Acha ingin menjambak satu persatu rambut murid perempuan yang memuji David tanpa henti. Apalagi, yang mengatakan 'Gue sih udah sadar lama, pengen jadian tapi David nya selalu jadian sama orang lain.'

Sejak kapan sih gue jadi cemburuan gini?! Batin Acha kesal.

David, Aldi, dan Kanmo yang menyadari wajah Acha yang kelihatan terganggu dengan pujian-pujian yang di lontarkan teman sekelas mereka mulai menunduk malu.

Aldi mulai memicingkan matanya sedikit, ia yakin akan ada pertengkaran sengit antara kedua pasangan yang hubungan nya sedang hangat hangatnya di Lambe Turah. Eh salah. Di sekolah.

" Gajadi deh pak, saya minjem sama Lala aja lebihh FAEDAH!" Percaya tidak percaya, sifat Jutek Acha keluar lagi. Senyum yang tadi Acha berikan dengan sepenuh hati kepada David, sirna begitu saja setelah telinga nya mendengar pujian-pujian yang membuat telinga Acha ingin meledak aja rasanya.

Entah mengapa juga Acha jadi marah sama David. Ya Acha curiga aja Acha tebar pesona dikelas!

Dengan langkah cepat, Acha berjalan menuju meja Lala yang berada di samping depan. Tatapan tajam nya menyorot ke setiap murid perempuan yang tadi memuji David tanpa cuma-cuma.

" Ada apa Cha?" Tanya Lala santai. " Lihat bocoran soal ujian yang tadi dikasih pak Wiro dong."

" Oh, sekarang?"

" Pas tamatan aja gimana?" Sudah tau Acha lagi kesal, malah di pancing sama Lala. Memang Lala ini jail banget! Ga beda sama David.

" Minta sama pacar lo kan ada," Goda Lala sambil menatap menggoda bergantian ke arah David dan Acha. " Mck buruan deh La." Kesal Acha.

" Noh. Salin sana."

" Gue bawa aja deh, gamuat nyatet di tangan, gabawa handphone dan ga bisa lama-lama, nanti bisa-bisa gue di sleding sama pak Wiro yang ganteng." Jelas Acha panjang lebar.

" Oke, jangan lupa balikin!"

" Siap!"

Acha pun menunduk dan menyalam pak Wiro. " Assalam'Mualaikum pak, makasih."
Pak Wiro pun mengangguk, dan Acha pun langsung keluar dari kelas David.

Acha berjalan keluar dari kelas David dengan cibiran-cibiran yang menyertai langkah nya. Acha kesal seratus keliling melihat lontaran-lontaran pujian tadi. Huh, Acha pun heran mengapa jadi cemburuan begini.

" Huhu david ganteng banget, gue udah sadar lama!" Acha mengejek nada salah satu murid perempuan dari kelas David dengan wajah yang di jelek-jelek kan nya.

" Cih! Bacot! Perlu gue sembur pakai kata-kata mutiara gue!" Sambungnya. " Ah taulah! Kesel gue!"

●●

" Gue ambil gosokan dulu deh ya Cha," Ujar Kashi.

" Dih buat apa? Mau nyolok dimana lo?" Tanya Acha masih dengan nada yang tinggi, Acha masih terbawa emosi tadi.

" Buat gosok muka lo yang kusut! Pakai kispray kalau bisa!" Pekik Kashi tepat di depan wajah Acha, membuat Acha kesal.


" Ih apaan sih!" Geram Acha. " Gue kesel tau ga sih! David itu pasti senangnya tebar pesona!" Sambung Acha.

" positive aja sih, Cha."

" Iya tapi--"

" uda deh mending sekarang kita tidur aja daripada gajelas mau ngapain karena jamkos." Kashi langsung menenggelamkan wajah nya di lingkaran tangan yang sudah dibuatnya.

Acha hanya menghela nafas pelan dan mengikuti Kashi untuk tidur.

●●

Stella berjalan menuju kamar mandi dengan langkah memburu, kalau bisa Stella berlari sekencang-kencangnya. Namun, lantai sekolah nya baru selesai di pel.

Air mata yang terus bercucuran di pipi Stella sejak tadi kini membasahi seragam sekolah nya. Tak kuasa menahan tangis, mau tak mau Stella pun berlari. Tak perduli jika itu licin atau tidak. Bahkan, tidak terlalu buruk jika harus terplanting karena licin, tidak buruk juga baginya jika ia harus tergelinding dan menyebabkan bocor dikepalanya.

Cewek Kulkas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang