"Ya! Wonwoo-ah! Ireona!"Jeonghan mengguncang pundak Wonwoo yang masih terlelap di kasurnya.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Wonwoo setelah bangun dan duduk di tepi kasur.
"Aish! Itu tidak penting. Cepatlah basuh wajah dan sikat gigimu. Dan segeralah keluar. Ada yang ingin Seungchol-hyung bicarakan,"
Jeonghan keluar dari kamar Wonwoo setelah memastikan Wonwoo benar-benar bangun dan masuk ke kamar mandi.
Wonwoo segera menuju ruang tamu dimana semua member telah menunggunya.
"Ada apa? Kenapa kalian semua berkumpul di sini?" Tanya Wonwoo sembari duduk di samping Seungkwan, tepat di hadapan Seungchol.
Seungchol menatap mereka satu persatu.
"Dengan berat hati aku harus mengatakan ini. Aku akan keluar dari Seventeen (amit-amit Ya Allah 😵)," ujar Seungchol.
"MWO?! Apa kau gila, hyung?!" Tanya Vernon sambil berdiri.
"Hyung, ini bukan April mop," sahut Mingyu.
"Siapa yang akan menggantikan posisimu jika kau keluar, hyung?" Tanya Woozi.
Wonwoo hanya menatap Seungchol tidak percaya. Tidak percaya dengan pendengarannya.
"Ada apa dengan kau, hyung? Kau sudah menjadi leader Seventeen selama 3 tahun. Kau tidak memikirkan perasaan Carat? Hyung, jawab aku?!"
Jun menahan bahu Wonwoo yang ingin berdiri. Tangan Seungkwan sibuk menepuk punggung Wonwoo, menenangkannya.
"Aku juga memikirkan perasaan Carat. Aku menyayangi mereka. Keundae, aku tidak bisa bersama Seventeen lagi. Aku tidak bisa bersama kalian lagi. Aku harus keluar dari Seventeen. Orang tuaku memintaku untuk melanjutkan sekolah. Aku tidak bisa menolak permintaan mereka. Aku sudah memikirkan ini matang-matang. Dan keputusanku sudah bulat. Mianhae,"
Air mata menumpuk di pelupuk mata Seungchol.
Sedangkan Wonwoo hanya mendengus kasar. Ia memutuskan untuk bangkit dan keluar dari dorm.

KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble
FanfictionHanya cerita gantung yang dimuntahkan otak sang author secara tiba-tiba.