"Oi! Ican!""Nama gua Lee Chan,"
"Iya elah bercanda. Mana prokernya?"
Chan menepuk dahinya keras.
"Jangan bilang lupa lu bawa,"
"Kali ini beneran sumpah, gua lupa bawa. Sorry banget,"
Sena cemberut.
"Dari kemaren udah ditagihin sampe mampus sama kak Mirae. Gak peduli gua, ambil sekarang. Lu izin sama guru piket, gua gak mau tau,"
"Jangan gini lah, lu tau kan rumah gua jauh,"
"Kan lu bawa motor, lagian jam segini mana ada macet sih?"
"Lu gak tau capeknya naik motor sejauh itu,"
"Dan lu gak tau gimana gua dimaki-maki kak Mirae sampe malu di tengah mall kan?"
"Lu-- serius?"
Sena menahan air matanya yang tiba-tiba ingin jatuh begitu saja.
"Lu ambil sekarang,"
Suaranya mengecil di ujung kalimat, menandakan Sena ingin menangis. Dan ya, air mata Sena mentes.
"Maap,"
Chan maju selangkah mendekati Sena dan mengusap air mata di pipi Sena.
"Maap, salah gua. Gua bakal bilang ke kak Mirae nanti. Jangan nangis,"
Sena mengangguk. "Udah sana buruan,"
Chan mengangguk dan menepuk puncak kepala Sena.
"Tunggu di kelas aja. Gua duluan,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble
Fiksi PenggemarHanya cerita gantung yang dimuntahkan otak sang author secara tiba-tiba.