Lee Jihoon

12 2 2
                                    


Aku membuka pintu practice room. Aku selalu menghabiskan waktuku di sana. Entah itu menulis lagu atau sekadar latihan.

Hari ini, semua member Seventeen---termasuk aku--- akan rekaman lagu terbaru kami.

"Jihoonie!"

"Ah, hyung. Apa kabar?"

Aku memeluk Bumzu-hyung sekilas. Dia adalah vocal trainer kami sejak trainee hingga sekarang.

"Baik. Bagaimana denganmu dan yang lainnya?" Tanya Bumzu-hyung sambil mengambil posisi di sebelahku.

"Seperti yang kau lihat. Bagaimana? Kau siap untuk hari ini?"

Aku memakai headphone dan menyetel equalizer sound. Bumzu-hyung melakukan hal yang sama denganku.

"Annyeonghaseyo, hyung,"

Seungkwan yang pertama memasuki ruangan.

"Annyeong, kau sudah siap untuk hari ini, Seungkwan-ah?" Tanya Bumzu-hyung.

"Tentu saja,"

"Ok. Kita mulai,"

Aku memulai rekaman. Aku mendengarkan suara Seungkwan dengan saksama sambil melihat kertas lirik yang ada di tanganku.

"Berhenti. Nadamu terlalu rendah di kata Wae. Naikkan nadanya sedikit,"

Seungkwan menaikkan nadanya seperti yang aku maksud.

"Nice. Lanjutkan,"

Tak terasa 3 jam berlalu. Semua member termasuk aku sudah melakukan rekaman. Tinggal sedikit mengaransemen instrumennya.

"Gomawo, hyung,"

Aku memeluk Bumzu-hyung yang terlihat sudah sangat lelah.

"Aku pulang," ujar Bumzu-hyung sambil berlalu dari ruangan.

Aku hanya menatap kepergiannya. Kenapa aku tidak keluar? Karena masih banyak hal yang harus aku selesaikan sebelum pergi ke dorm.

Seperti yang sudah aku katakan di atas, aku masih harus mengaransemen instrumen yang akan ada di lagu kami nanti.

Aku bangkit dan berjalan menuju piano yang terdapat di ruangan lain. Aku memainkan beberapa nada yang kurasa cocok dengan lagu.

Setelah 1 jam berkutat dengan piano, aku mendapatkan beberapa nada yang pas. Tidak lupa aku mencatat nada yang sudah kubuat di ponselku. Hah, akhirnya aku bisa pulang dan tidur dengan nyenyak di dorm.

"Hyung,"

Aku menoleh dan mendapati Mingyu sedang menutup pintu.

"Ya, kau belum kembali ke dorm?" Tanyaku sembari menyugar rambutku.

Mingyu menggeleng. Menyadari Mingyu tidak seperti biasanya membuatku heran.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat lebih pendiam hari ini,"

"Kau sangat peka ternyata. Bahkan Vernon saja tidak menyadarinya. Kau sangat boyfriend-able,"

Aku terkekeh. "Jangan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Aku tahu kau ingin menyampaikan sesuatu padaku,"

DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang