"Pake hoodie gue nih,""Dih ogah. Hoodie lo bau jigong gitu,"
"Eh sialan. Kata siapa?"
"Lo lupa? Tadi gue samper ke kelas lo lagi tidur, hoodie dijadiin bantal gitu. Ogah gue makenya,"
"Deh? Sorry gue tidur gak ileran kayak lo,"
"Tau dari man---"
Dika langsung makein hoodie abu-abu miliknya Aira.
"Lo berisik anjir. Nanti telat kita nontonnya,"
Aira manyun.
Dika ketawa kecil ngeliat Aira. Gak tau kenapa lucu aja gitu.
"Ngapain lo ketawa?"
"Lo lucu. Badan lo tenggelem gitu pake hoodie gue,"
"Ih, lepas ah. Jadi jelek kan gue nya,"
Dika nahan tangan Aira yang mau ngelepas hoodie miliknya.
"Pake. Kita naik motor, gue gak mau lo masuk angin. Lagian lo ngegemesin tau gak? Kayak di drakor plastik kesayangan lo itu,"
Aira mendelik, mendengar drama favoritnya dibilang plastik.
Ini orang gak sadar apa gimana sih? mukanya aja mirip sama orang korea, sok-sok an ngatain korea plastik, batin Aira.
Refleks Aira mencubit pinggang Dika dan langsung membuat Dika jingkrak-jingkrak kesakitan karena cubitan Aira terkenal cukup membuat kulit membiru selama seminggu.
"Aduduh! Iya ampun! Maap!" Seru Dika sembari mengelus pinggangnya yang dicubit Aira.
"Yah, biru dah pinggang gue," gumamnya.
"Udah buru naek. Beneran telat kalo kayak gini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble
FanfictionHanya cerita gantung yang dimuntahkan otak sang author secara tiba-tiba.