BrukJaehwan yang baru saja membuka novel miliknya dikejutkan dengan suara seseorang yang baru saja menghempaskan tubuhnya di sofa di hadapannya.
Matanya menatap perempuan yang sedang melepas blazer coklat kasualnya.
Jaehwan memanggil waiter dan memesan secangkir teh hijau dan sepotong rainbow cake, bukan untuk dirinya tapi untuk Jingga, perempuan di depannya.
"Capek banget kayaknya?" Tanya Jaehwan sembari menyesap raspberry tea yang sejak tadi belum tersentuh olehnya.
"Sumpah ya, ternyata ngajar anak smp itu gak gampang!" Seru Jingga sambil mengusap peluh di dahinya.
Jaehwan terkekeh. "Apa aku bilang. Sekarang kamu tau kan, gimana capeknya Bu Nia ngajar murid yang hampir semua kelakuannya kayak kamu?"
Jingga mengangguk semangat, "Iya, sumpah. Rasanya aku mau minta maap sama Bu Nia. Tapi kayaknya aku kayak gini sekarang gara-gara kelakuan aku dulu waktu sekolah kali ya?"
"Iyalah,"
Mereka berdua tertawa bersama mengingat perilaku mereka semasa sekolah dulu.
Sedari tadi Jaehwan memperhatikan noda kehitaman di jari Jingga. Jaehwan membuka ransel miliknya dan mengambil selembar tisu basah dari bungkusnya.
Dirinya beranjak dari tempatnya dan berlutut di samping Jingga. Tangannya meraih jari-jari tangan kanan Jingga yang baru Jaehwan ketahui itu adalah noda spidol.
Jaehwan membersihkan noda di jari jemari Jingga dengan raut wajah serius. Jingga yang sejak Jaehwan dengan tidak sengaja menggenggam jarinya hanya bisa terkejut sekaligus kikuk. Baru kali ini Jaehwan berada sedekat ini dengan Jingga.
Jingga merasakan beberapa kupu-kupu berterbangan di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble
FanfictionHanya cerita gantung yang dimuntahkan otak sang author secara tiba-tiba.