Part 19

1K 60 0
                                    

Setelah berpamitan pada orangtuanya, Aurora mengajak ke butik Catherine untuk memberikan pizza buatannya. Saat sampai disana, Aurora sedikit kecewa karena Cath sedang keluar bersama calon suaminya. Dia menyerahkan makanannya ke salah satu pegawai dan segera mengabari sahabatnya itu. Perjalanan mereka berlanjut ke rumah Aurora. Guuuk...Gukkk...

"Hai sayang..Maaf ya aku lama gak kesini. Oh iya, Stevy. Kenalkan ini Aldrick dan Erick. Berikan salam untuk mereka...."

Guuuukk...Guukkk... Lolongan anjing Aurora sambil berdiri dengan dua kakinya. Sementara dua kaki yang lainnya diulurkannya, tanda dia ingin menyambut teman Aurora. Kemudia Aurora memerintahkan Stevy untuk kembali ke kandangnya. Aurora memang memelihara anjing dnegan jenis Golden Retriver karena anjing itu termasuk jenis anjing yang ramah dan gampang untuk dilatih. Disamping itu, dia membiarkan Rani bermain bersama peliharaannya agar gadis itu tidak kesepian.

 Disamping itu, dia membiarkan Rani bermain bersama peliharaannya agar gadis itu tidak kesepian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah terdengar dari lantai atas. Aurora langsung tersenyum saat melihat siapa yang turun dan memeluknya. Aurora merindukan gadis yang ditolongnya beberapa bulan yang lalu.

"Kakak datang..."

"Iya sayang. Mau pizza? Kakak buatin pizza spesial buat kamu. Baby Bryan?" tanya Aurora sambil menyodorkan beberapa kotak pizza.

"Lagi tidur di kamar kak. Ada Nolan yang jagain. Kakak mau tidur disini?"

"Iya, Kakak mau temenin kamu malam ini. Oh Iya Rani sayang. Kenalin ini Aldrick calon suami kakak dan temannya Erick. Jangan takut ya sayang. Mereka orang baik kok" kata Aurora mencoba untuk menenangkan Rani karena tampak jelas raut wajahnya yang tegang. Melihat Erick menyodorkan tangan dan tersenyum, Rani tampak sedikit rileks. Melihat perkembangannya yang tampak lebih baik, Aurora tersenyum dan memanggil ART nya untuk membuatkan minuman untuk mereka. Aurora membawa mereka ke ruang keluarga yang lebih cozy. 

"Ya ampun non Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun non Ara...lama gak kesini lho." sapa Emy, Kepala ART di rumah Aurora. Dia hanya nyengir sambil memberikan bingkisan padanya.

"Bi, itu kue buatanku. Nanti bagikan sama yang lainnya ya. Oh iya, aku minta tolong siapin 2 kamar tamu ya Bi. Kita lagi ada tamu nih.." perintah Aurora.

"Eh, tumben Non bawa laki-laki pulang. Hayo...." goda Emy sambil colek-colek bahu Aurora. Dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Bi, kenalin ya. Itu namanya Erick dan satunya lagi Aldrick calon suami Ara...."

"Oh calon suami non tho...APAA... Kok nona Ara gak bilang bibi sih. Bibi siapkan kamarnya sekarang ya. Nanti biar pak Rahmad masakin yang enak-enak. Masakan eropa kayak biasanya ya non" kata Emy terkejut saat dia memperkenalkan calon suaminya. Sebelum Aurora menolak kata-katanya, Emy langsung berlari menuju dapur. Karena Emy sudah tahu kebiasaan majikannya yang enggan dilayani, kecuali sedang tidak enak badan atau sedang dalam suasana hati yang buruk. Melihat Emy yang sudah berlari, Aurora tertawa kencang sambil memegang perutnya. Begitu juga dengan Rani yang tampaknya melupakan kehadiran 2 makhluk tampan yang duduk di depan mereka. Sedangkan Erick dan Aldrick menatap mereka dengan terpesona. Baru kali ini Aldrick melihat Aurora tertawa dan tersenyum. Karena jika mereka sedang berdua, Aurora banyak diam dan tidak jarang melemparkan tatapan membunuhnya. Membuat Aldrick tidak bisa berkutik dan meneguk salivanya saja. Merasa dilihat, Aurora langsung memberikan tatapan tajam pada Aldrick. Seketika itu juga dia membuang muka. Sementara Rani tersenyum kikuk.

"Kak, Rani balik ke kamar dulu ya. Udah waktunya Baby Bryan makan.."

"Iya Ran. Oh iya, ini ada kado buat Bryan. Kemarin waktu pulang kerja sih kepikiran belikan Bryan baju sama mainan baru. Nanti aku yang mandikan si gembul ya..Kangen sama dia." 

Rani mengangguk dan pamit kembali ke kamar. Erick menatap Rani hingga menghilang dari pandangannya. Melihat gerak-gerik Erick, Aurora menghembuskan nafas kasar. Inilah yang ditakutkan ketika dia mengajak teman laki-laki ke rumahnya. Bukan berarti Aurora tidak ingin Rani bahagia. Tidak seperti itu. Traumanya masih belum bisa hilang sepenuhnya. Aurora juga belum menyelidiki siapa itu Erick. Dia tidak ingin Rani jatuh ke tangan laki-laki yang tidak bisa membahagiakannya.

"Apa kau menyukainya tuan Erick?" tanya Aurora dengan tatapan dingin dan mengintimidasi.

"Ehm,,,Tertarik. Dia adikmu?" tanya Erick balik dan menatap Aurora.

"Hufth....Bukan"

"Dia siapamu sayang? Kamu ini penuh kejutan ya."

"Diam Al..sayang..sayang.. Panggil anak orang seenaknya aja kamu itu. Dia orang yang sangat berarti dihidupku. Dia kutemukan dengan keadaan yang tidak bisa aku ceritakan. Rani adalah korban kekerasan seksual. Aku susah payah mengeluarkan dia dari penderitaannya. Dan Bryan adalah anak dari hasil pemerkosaan. Pemerkosanya udah aku masukkan ke penjara. Jika kamu berani macam-macam atau tertarik padanya, kupastikan kamu akan menyesal" ancam Aurora. Erick sedikit terkejut mendengar fakta tentang Rani. Tetapi lelaki ini tidak mudah termakan ancaman dari Aurora. Berbeda dengan Aldrick.

"Bagaimana jika aku bisa mengeluarkan dia dari traumanya dan dia menjadi wanita normal? Apa kau akan memperbolehkan aku untuk mendekatinya? Hmm atau menikahinya? Aku akan menerima anak itu dan menganggapnya sebagai darah dagingku." tantang Erick. Aurora terkejut mendengar ucapan Erick. Aldrick pun juga demikian. Tidak biasanya Erick bersikap seperti ini pada wanita. Biasanya dia hanya mempermainkan wanita. Aurora tersenyum meremehkan. Setelah meletakkan handphonenya, dia tertawa hambar. Menatap lekat pada kedua manik mata Erick. Sementara Erick hanya tersenyum. Melihat suasana yang mulai memanas, Aldrick ingin melerai mereka sebelum ada hal yang tidak diinginkan. Aurora langsung mengangkat tangannya dan mencegah Aldrick untuk ikut berbicara.

"Ladykiller? itu julukanmu kan Erick. Selalu bermain-main dengan wanita. Jika sudah bosan maka akan kamu buang. Aku tidak akan pernah membiarkan Rani jatuh ke tangan orang sepertimu."

Aurora segera memanggil Emy dan menyuruhnya mengantarkan mereka ke kamar tidur tamu. Sementara Aurora berlari ke kamar Rani.

My Lovely NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang