"Apa yang terjadi disini? Bagaimana tunanganku bisa terluka parah?" tanya Aldrick marah
"APA DISINI BISU SEMUA HAAAAH!!"
samar-samar Aurora mendengar suara Aldrick menggema di ruangan. Tapi matanya sulit untuk dibuka. Dia ingin teriak bahwa keadaannya baik-baik saja. Entah kenapa sekarang semuanya menjadi sulit.
"Tenangkan dirimu Al, Ara kehilangan banyak darah. Jangan membuat keributan di Rumah Sakit." kata Rahma menenangkan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Samar-samar Aurora mendengar suara monitor, teman-teman kerjanya panik dan brankart yang didorong dengan cepat.
"Siapkan operasinya sekarang. CEPAAAAT!!!!"
tunggu,,, aku tidak apa-apa. Aku hanya tidak bisa bangun. Seseorang tolong aku..
Seketika itu juga Aurora tidak bisa mendengar siapapun.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Entah sudah berapa lama Aurora tidak sadarkan diri. Dia mengerjapkan mata. Melihat sekelilingnya serba putih, Aurora menjadi panik. Tangan kirinya juga susah untuk digerakkan. Dia hanya meringis menahannya.
Aurora terkejut melihat wajah Aldrick yang lesu, letih, kurang tidur dan rambut berantakan."Al... Apa yang dia lakukan disini? Dan aku kenapa?"
"Hai Ara. Sudah bangun rupanya?" tanya Tania, pesawat di ruangan itu.
"Hai Tan. Aku.. Kenapa aku bisa disini?"
"Well,, kau sudah tidur selama 3 hari. Saat itu kau tertembak dan peluru itu hampir saja mengenai jantungmu. Jika saja dokter tidak berhati-hati mengambil peluru itu, mungkin kami semua akan datang ke pemakamanmu. Jadi, berhati-hatilah. Dan tunanganmu, dia menghabiskan hari demi hari hanya untuk dirimu. Istirahat saja. Aku akan memanggil dokter supaya bisa memeriksamu" ujar Tania sambil berlalu.
Aurora jadi ingat saat kejadian itu. Hari dimana dia ingin menanyai Santika. Tapi berujung tragedi.
"Selang sialan, membuat aku tidak bisa bergerak bebas. Huft... " umpatnya. Matanya tertuju pada kepala yang menyembul dari balik pintu kamar. Aurora membelalakkan matanya, perasaannya campur aduk antara senang dan curiga"Santika?"
"Hai Aurora. Maafkan aku karena membuatmu seperti ini. Aku.. Aku.. Sangat berterimakasih karena kamu melindungi keluargaku beberapa hari yang lalu. Sebenarnya siapa kau ini?"
"Terimakasih sudah mau datang menjengukku dan syukurlah kalau kau selamat. Anggap saja aku sudah membantumu dan kau berhutang penjelasan. Apa kau kesini diantar oleh pengawalku?"
Santika mengangguk dan menunjukkan jika mereka berjaga-jaga didepan kamarnya. Saat melihat laki-laki tidur di sofa, Aurora meyakinkannya bahwa tidak apa-apa jika Santika ingin berbicara. Terdengar helaan nafas kasar beberapa kali sebelum dia memulai cerita.
"Setelah aku melahirkan anak pertama kami, aku memutuskan untuk mengangkat kandunganku. Karena penyakit itu, aku tidak bisa mengandung lagi. Putraku sering sakit-sakitan. Dia memiliki antibodi yang lemah. Jadi aku harus benar-benar menjaganya. Hampir tiap bulan putraku memiliki jadwal untuk suntik. Semua harta benda kami hampir habis terjual. Satu-satunya harta kami adalah rumah. Sampai beberapa hari sebelumnya, ada sekitar 4-5 orang berpakaian serba hitam seperti yang kau kirim ke rumahku, datang dan mengancam jika aku tidak berhasil membuat hidupmu hancur, maka keluargaku yang akan menerima akibatnya.. " matanya berkaca-kaca. Airmata jatuh membasahi pipinya. Bahunya ikut bergetar menahan isak tangis, takut jika dia membangunkan lelaki itu. Usapan lembut Aurora berhasil menenangkannya. Santika tersenyum sekali lagi sambil menyeka airmata.
"Karena ancaman itu dan juga uang yang banyak, aku mau melakukan hal hina itu. Asalkan putraku selamat. Entah apa yang terjadi, saat pagi hari suamiku bilang ada orang-orang berpakaian hitam membawa putra kami ke rumah sakit untuk dirawat. Bahkan dia menempatkan di ruang vip. Saat suamiku mendengar obrolan mereka, dia bertanya tentang dirimu. Ku jadi merasa bersalah sudah jahat padamu nona. Terimakasih banyak... " peluk Santika sambil terisak. Aurora hanya tersenyum dan mencoba menenangkan wanita yang ada dihadapannya ini.
"Ssstttt...kau tidak salah. Yang salah hanyalah keadaan saja.syukurlah jika mereka membawa putramu tepat sebelum dia membunuh keluargamu. Kembalilah ke kamar putramu, dia membutuhkanmu."
Tanpa Aurora sadari, Aldrick tersenyum melihat kejadian yang ada di depannya.
"Im falling deep in love with you Ara,, my beautiful angel" gumam Aldrick
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Nurse
RomanceAurora Evren Naureen, Gadis manis berdarah campuran Indonesia-Turki-Portugis. Dengan tinggi 178 cm dan memiliki warna mata biru terang. Aurora sering dihina oleh teman-temannya karena warna matanya yang aneh sehingga Aurora harus menggunakan kontak...