extra part

1.1K 29 2
                                        

"ALEXIS....!!! ALEXA....!!!! BERHENTI SEKARANG JUGA...!!!" teriak Aurora ke kedua makhluk kecil bermata biru. Sementara Aldrick tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kedua bocah kecil itu.

Alexis Hugo Tristan Hawkins dan Alexa Gaia Hawkins, kedua bocah ini adalah anak kembar laki-perempuan dari Aurora dan Aldrick. Saat ini mereka berusia 5 tahun, terpaut 1 tahun dengan usia anaknya Rani. Sementara Rani, perempuan yang sudah ditolong oleh Aurora sudah berpindah rumah karena dia menikah dengan Erick. Aldrick sungguh menikmati pemandangan indah yang jarang sekali dia lihat. Rengekan dari kedua anaknya saat ini membuyarkan lamunan Aldrick.

"Daddy,,, Mommy terus mengejar kita. tenaganya kenapa gak habis-habis sih. kita kan udah lelah." kata Alexis merajuk. Aldrick berjingkok di depan kedua anaknya sambil mengacak-acak rambut mereka. Diperlakukan seperti itu membuat Alexa cemberut.

"Sayang,, dengarkan Daddy ya. Mommy itu punya kekuatan super yang tidak akan habis kalau sudah marah. Sekarang bilang saja sama Mommy kamu kalau Mommy marah-marah nanti keriputnya muncul. Ayo cepat,," kata Aldrick.

"Mommy, kata Daddy, kalau Mommy marah-marah nanti keriputnya muncul. " ucap Alexis. Mendengar kata-kata anaknya, Aurora langsung menahan marah sambil tersenyum kemudian melirik ke arah dimana Aldrick berdiri. Aldrick langsung tersenyum dan melambaikan tangan ke Aurora.

"Jadi, kata Daddy-mu gitu ya sayang? Mommy sudah keriput?" tanya Aurora. terdengar kekehan dari suaminya yang akhirnya tidak kuat menahan tawanya.

"Sekarang Alexis dan Alexa pergi bereskan mainannya terus kita makan siang. Mommy ada urusan dengan Daddy-mu."

Aurora melangkah dengan senyuman lebar untuk Aldrick. Senyuman yang berarti akan ada peperangan yang terjadi di rumah itu. Radar bahaya punya Aldrick sudah berbunyi. Semakin Aurora mendekat, aura di sekitar Aldrick menjadi panas dan berbahaya.

"Hai sayang. Hari ini mau menginap berapa lama?" tanya Aurora dengan santai dan melepaskan dasi suaminya.

"Hai sayang. 1 bulan aku berada di rumah kok. Maaf ya akhir-akhir ini sangat sibuk karena cabang perusahaan semakin banyak."

"Oh,,,aku kira kamu cuma 1 minggu aja. Apa aku sudah mulai menua sayang?"

"Hehehehe,,, Ehm,, kamu masih cantik kok sayang. Mana keriput? Gak ada. Emang siapa yang bilang gitu?"

"Oh,,okee... malam ini tidur di kamar tamu yaa.. berhubung kamu libur 1 bulan, sebagai hukumannya tidak ada jatah selama 1 bulan dan kita akan berlibur ke rumah kakek di Italia selama seminggu. Bagaimana sayang? Harus mau donk..."

"APAAAA.... Kejam sekali Araaa... puasa donk. Kamu kok tega banget sih. Aku nangis lho..."

"Nangis aja sepuasnya,, gak akan merubah hukumanmu.. Salah sendiri bilang aku udah keriput. Aku mau menyiapkan makan siang dulu. Kamu ganti baju dulu gih. Udah aku siapin di kamar." ujar Aurora

baru beberapa langkah, Aldrick berlari dan memeluk istrinya yang bawel dari belakang. Aurora tersenyum dan membiarkan moment itu sejenak. Keduanya saling diam dan menikmati.

"Sayang, terimakasih banyak." kata Aldrick 

"Terimakasih? untuk apa Al?"

"Terimakasih untuk 6 tahun ini. Terimakasih sudah memberikanku kedua anak yang pintar, cantik dan tampan. Terimakasih sudah menjadi istriku yang begitu sabar menghadapi suaminya yang sibuk ini. Terimakasih sudah memberikanku kehangatan di keluarga kecil ini." jawab Aldrick sambil mengeluarkan sebuah kotak dari saku dan memakaikan cincin itu di jemari istrinya.

"Happy Anniversary sayang... Hari ini tepat 6 tahun usia pernikahan kita. Banyak halangan, rintangan, perbedaan pendapat yang sudah kita lalui. Tetapi kamu masih tetap berada si sampingku, menemani suamimu ini yang kadang suka jahil dan teledor. Terimakasih sayang."

Aurora terkejut karena bagaimana bisa dia melupakan hari spesialnya bersama Aldrick. Padahal selama ini dia yang selalu mengingat dan memberikan kejutan pada suaminya. Aurora tersenyum menatap cincin yang diberikan oleh suaminya. dia memeluk Aldrick dengan terisak. suara deheman seseorang mengurai pelukan mereka berdua. Melihat siapa yang datang, mereka tersenyum kaku.

"Papa.. Mama, kok gak bilang dulu kalo kesini." tanya Aurora kepada kedua orangtuanya.

"Tidak perlu ijin kan kalau kami mau menjenguk cucu-cucu Papa yang selalu bikin kangen?"

"Heheheh,, ya udah kalian duduk dulu ya. Ara siapin makan siangnya."

Setelah selesai makan siang, mereka semua berkumpul di halaman belakang. Aurora kembali dikejutkan dengan surprise yang sudah disipakan oleh suaminya kali ini. Ada pesta kecil dengan kue tart disana. Ada Bryan, Rani dan juga Erick. Kakek, adiknya dan juga kakak iparnya juga hadir disana. Aurora sangat berterimakasih pada Aldrick karena sudah memberikan kejutan yang membuatnya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

mereka semua menikmati pesta kecil yang digelar oleh Aldrick. Melihat anak-anak berlarian di halaman, mendengarkan celotehan dan juga tawa mereka membuat mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.


##########################################################


Seberapa jauh kita melangkah

Seberapa sibuk kita beraktifitas atau bekerja

Seberapa banyak kekayaan yang kita miliki

Jika tidak ada kebahagiaan dalam rumah,

tidak ada kebahagiaan dalam keluarga

apalah artinya semua yang kita miliki

yang ada hanya kehampaan di dalam diri kita

karena keluarga adalah segalanya.

bahagiakan keluarga kalian selama masih ada waktu,

sebelum semua terlambat..


---- E N D ----

My Lovely NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang