part 22

905 46 0
                                    

Hari berganti hari telah dilalui dua sejoli yang saling jatuh Cinta.  Tidak jarang Aldrick memberikan kejutan untuk Ara,  entah itu dikirim langsung atau lewat kurir. Teman-temannya sering iri melihat Ara selalu mendapatkan kejutan dari calon suaminya. Tetapi hal itu tidak menjadikan mereka membencinya. Karena mereka tahu bagaimana perjalanan Cinta Aurora dengan mantannya.

Bukan hanya rekan kerja Aurora saja, sejak kejadian di tangga Rumah Sakit itu, hubungan Cinta segitiga mereka sudah menggemparkan seisi Rumah Sakit. Apalagi pasien-pasien yang dirawat oleh Aurora.
Bahkan, dia sendiri juga mulai jenuh ketika mereka selalu bertanya 'kapan menikah?', 'bagaimana nasib sang mantan?'
Untung saja Bu Rahma selalu memberikan semangat untuknya. Jika tidak, mereka yang bertanya seperti itu akan habis dicerca oleh Aurora.

Hari ini Aurora mendapatkan shift malamnya lagi setelah berdebat panjang dengan Aldrick. aurora tidak pernah merasa sebahagia ini setelah memenangkan perdebatan dengan tunangannya yag kelewat protective. Tapi,  entah kenapa malam ini dia memiliki firasat buruk. Bukan tentang Aldrick, melainkan dirinya. Tidak tahu ini memang perasaannya atau hanya karena beberapa bulan lagi dia akan menikah jadi lebih sensitif. Aurora mencurigai salah satu pasien yang ada diruangannya. Setiap kali Aurora mendekatinya, sorot matanya berkata lain dengan apa yang dia ucapkan.

Dengan cepat, dia meminjam rekaman medis pasien itu. Dibolak-baliknya lembar demi lembar dan mencatat beberapa kejanggalan yang menurutnya aneh.

"Santika Dewanti? Aneh sekali, disini dinyatakan bahwa dia tidak bisa hamil. Ada yang tidak beres. Aku harus waspada mulai saat ini. Semua kemungkinan bisa terjadi" batin Aurora.

Secara diam-diam Aurora pergi ke kamar mandi tanpa terlihat oleh kamera cctv. Jelas dia tahu dimana saja letak cctv itu berada karena sebenarnya Rumah Sakit ini ada dibawah naungan Aurora. Jadi secara tidak langsung, Aurora adalah pemiliknya.
Terlihat dia menghubungi orang kepercayaannya. Tidak berapa lama kemudian, ada email yg khusus dibuat untuk Aurora dengan keamanan tingkat tinggi, berbunyi. Aurora tersenyum miring. Skakmat....!

Keesokan hari, saat pergantian shift, salah satu pasien membuat ulah dan menyangkut pautkan dengan Aurora.

"Tenang,bu. Semua ini bisa kita bicarakan baik-baik. Tidak perlu ke pihak atasan langsung." kata Bu Rahma mencoba menenangkan pasien itu. Ditatapnya Aurora dengan pandangan kebencian dan juga... ketakutan? Hanya Aurora yang bisa menilai itu semua. Dia memicingkan mata dan saat itu dia melihat ada sebuah sinar merah kecil yang mengarah ke jantung Bu Rahma.
"Sialan!! Dia tahu kalau aku dekat dengan Bu Rahma. Be carefull Ara, musuhmu sepertinya ingin bermain-main denganmu" batinnya.

"Bu Rahma bisa keluar dari ruangan ibu? Ini antara aku dan nyonya Santika Dewanti. Jadi aku akan menyelesaikannya dengan baik-baik dan tanpa ada yang terluka disini" potong Aurora sambil meremas pundak Rahma. Melihat hal itu, dia tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres. Rahma hanya menganggukkan kepala saja sambil melewati mereka berdua. Santika tampak lebih cemas dengan pandangan Aurora. Sinar laser itu tetap tidak menghilang bahkan sekarang berganti ke arah Santika.

"Aku tahu kau menggunakan penyadap. Dan aku tahu kau membuat wanita ini sebagai alatmu untuk menjebakku dengan alasan bahwa aku yang membuat bayi itu hilang. Jangan lupa sayang, kalau aku juga tahu riwayat wanita ini. Dia tidak bisa hamil karena sebuah penyakit. Jadi, jangan seperti anak kecil. Keluarlah kalau kau berani" bisik Aurora. Dia tahu bahwa Santika berada dibawah tekanan dan ancaman. Ada sebuah alat penyadap yang dipasang dibalik telinganya.
Tepat setelah Aurora berbicara terdengar suara pecahan kaca dan tembakan. Beruntung dia langsung sigap memeluk Santika.

"AAAAAAARRRGHH... " teriak Santika saat dia terjatuh di lantai. Aurora tersenyum karena dia sudah berhasil melindunginya dan juga keluarganya.
Disaat itu juga Aurora mulai kehilangan kesadaran. Suara-suara dari banyak orang semakin menjauh dari pendengarannya. Satu kalimat yang terucap dimulut Aurora

"ti amo Aldrick..... "

My Lovely NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang