Part 12 Pertemuan kedua

1.1K 65 0
                                    

Aldrick kaget mendengar sapaan berbahasa Italia yang diucapkan oleh gadis itu. Karena menurutnya, jika dia adalah gadis biasa-biasa saja tidak mungkin dia mengerti apa yang dikatakannya. Buktinya, Aldrick melihat sebuah motor yang dikendarai oleh bapak tukang ojek dan Aurora. Melihatnya membuat Aldrick hampir saja tersenyum. Saat Aurora berjalan menghampirinya, dia tersenyum lebar pada Aldrick. Tapi bukan senyum tulus yang diberikan,namun seringai jahat. Aldrick semakin was-was pada gadis yang didepannya. Dan tiba-tiba saja Aldick berteriak..

"Oooouuchhh....What happened with you Ara? Damn..Astaga, kakiku sakit sekali"

"Ya Tuhan. Maaf Tuan aku gak lihat kalau kakimu ada disitu."

"Kau ini ya keterlaluan"

"Terus kalo keterlaluan emang kenapa. Lagian ngapain sih malem-malem gini ke rumahku? Ganggu aja tau gak" kata Aurora kesal dengan bibir manyun. Sudah menjadi kebiasaaannya jika dia sedang kesal dengan seseorang,bahkan dengan teman kerjanya pun dia bersikap seperti ini.

"Hmmm,aku cuma ingin mengucapkan selamat malam untuk CALON ISTRIKU. Apa tidak boleh?" goda Aldrick dengan menaik-turunkan kedua alisnya. Aurora mendengus sebal mendengar kata-kata calon istri  yang sengaja diucapkannya secara lantang

"Eh, Tuan otak korslet. Denger ya aku tidak menerima kamu sebagai CALON SUAMI. Lagipula orangtuaku mana mau punya menantu korslet kayak kamu"jawabnya sinis. Aldrick pun menghentikan keinginannya untuk menjawab perdebatannya dengan Aurora karena saat ini dia menjawab telefon yang entah darimana.

"...."

"Tapi mbak, aku kan lagi libur hari ini.."

"....."

"Hufth,,,iya deh,,iya mbak. Tapi aku gak masuk kan?"

"...."

"Iya sebentar lagi Ara meluncur. Untung Bu Rahma yang nyuruh mbak Ayu. Tunggu 15 menit lagi ya"

Aurora segera mematikan sambungan telefonnya dengan panik. Tanpa sengaja dia mengandeng tangan Aldrick dan menariknya untuk mengikutinya. Aldrick yang diseret menjadi bingung. Sekali hentakan, Aurora berhenti dan limbung. Untung saja ada Aldrick yang menopangnya. Tatapan mata mereka saling bertemu. Jarak mereka pun hanya sejengkal. Aurora merasakan hembusan nafas Aldrick yang berbau mint menerpa wajahnya. Entah kenapa ada sensasi berbeda. Jantungnya berdebar kencang. Begitu pula dengan apa yang dirasakan Aldrick. Otak Aurora akhirnya mencapai kesadaran lalu mendorong Aldrick supaya menjauh darinya. Aurora tersenyum kikuk. Wajahnya memerah seperti tomat. 

"Ra, telfon dari siapa tadi?" tanya Aldrick dengan nada lembut

"Dari Rumah Sakit. Ada pasien yang lagi ngamuk. Antar aku kesana, dan sebagai ucapan terimakasih, aku akan mempertimbangkan tawaran kakek kamu" jawab Aurora tanpa pikir panjang akibat ucapannya. Senyum merekah tercetak pada bibir Aldrick, membuatnya terlihat semakin tampan. Hari itu, jam dan detik itu pertama kalinya Aldrick tersenyum tulus pada seorang wanita. Aurora terkejut melihat hal langka yang terjadi pada Trilionaire  itu. Jangan dikira Aurora tidak siapa pria didepannya. Setelah keluarganya memberitahu siapa Aldrick, dia langsung menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari tahu siapa dan bagaimana masa lalu Aldrick. Jika dengan cara ini aku bisa mengembalikan senyummu, aku akan melakukannya demi janjiku pada kakekmu pria otak korslet............

 Jika dengan cara ini aku bisa mengembalikan senyummu, aku akan melakukannya demi janjiku pada kakekmu pria otak korslet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng kan yaaak si Babang Aldrick kalo lagi senyum...... :)

My Lovely NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang