part 18

1K 65 0
                                    

"Nona, ada yang berusaha membobol sistem keamanan kami. Hacker ini benar-benar tidak mau menyerah. Maafkan kami yang tidak bisa menjaga perintah Nona" kata salah satu penjaga keamanan sistem data di mansion Aurora sambil menundukkan kepala. Ditatapnya Anton dengan tajam, lalu ditepuk bahunya dengan lembut.

"Sudah gak apa-apa. Aku tau siapa yang melakukan ini semua karena aku tau konsekuensinya jika berhubungan dengan seorang Aldrick. Pergilah dan lanjutkan pekerjaanmu"

Kurang 2 hari lagi Aldrick dan Aurora bertunangan. Selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui handphone dan video call saja. Meskipun Aldrick jauh dari Aurora, tidak menyurutkan niatnya untuk membuktikan bahwa Aldrick benar-benar serius ingin menjalin hubungan dengannya. Walaupun terkadang Aurora masih menjaga jarak darinya. Aldrick berusaha untuk membuat Aurora jatuh cinta padanya walaupun dia tahu butuh perjuangan yang keras. Karena dia tahu bagaimana masa lalu Aurora.

Hari ini Aurora mendapatkan liburnya lagi selama 1 minggu. Pihak managemen sudah mengijinkannya tanpa perlu persetujuan darinya. Berdiam diri di kontrakannya membuat Aurora jenuh. Terlintas dalam pikirannya untuk membuat masakan khas Italia. Sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah kakeknya dan bertemu dengan adiknya. Hari ini Aurora ingin membuat Beef Lasagna, Chicken Parmigiana, dan juga 4 pizza. Dia sudah berjanji untuk membuatkan masakan khas Italia untuk orangtuanya, Chaterine dan juga Rani. Mengingat satu nama terakhir itu membuatnya merindukan baby Bryan. Saat sedang asyik membuat adonan untuk pizza-nya, ada tangan kekar yang melingkar di pinggang Aurora dari belakang. Lantas membuat Aurora mengeluarkan jurus ampuhnya. Dipegang erat tangan itu, lalu dibantingnya dengan keras ke lantai.

"AAAAAUUUUUWWW.....Punggungku sakit. AAddduuh...Sayang kamu mau bikin calon suamimu mati ya?" tanya Aldrick yang masih terbaring di lantai. Melihat Aldrick kesakitan membuat Aurora merasa bersalah.

"Siapa suruh ngagetin. Ketuk pintu dulu kek atau say hai...Lagipula kamu kenapa kesini sih?" tanya Aurora sambil membantu Aldrick bangun dan membopongnya ke Ruang keluarga. Belum sempat Aldrick menjawab, dia sudah menghilang dan kembali membawa kotak P3K. dengan cekatan Aurora menggosokkkan krim yang biasa dia pakai saat keseleo ataupun memar. Melihat Aurora dari dekat, membuat jantung Aldrick berdegup kencang. Muka yang belepotan dengan tepung dan rambut yang berantakan, entah kenapa membuat Aurora semakin terlihat cantik.

"Udah,,jangan diliatin terus Aurora, Al. Nanti malah kabur lho...Hahahahahaha" kata Erick menggoda dan menertawakan kondisi Aldrick yang habis dibanting Aurora.

"Erick bisakah mulutmu itu dijaga? Apa kau mau kupecat dari pekerjaanmu? Hmmmm" kata Aldrick mengancam. Erick malah tertawa semakin kencang dan berjalan menuju ke taman belakang. Aurora langsung menatap tajam Aldrick.

"Dia Erick, sahabatku sayang. Aku bantu masak ya sayang?" tanya Aldrick dengan nada lembut. Aurora hanya mengangguk dan melenggang pergi menuju dapur. Meninggalkan Aldrick sendirian. Dia tersenyum melihat tingkah laku Aurora. Aldrick menuju dapur dengan sedikit terseok-seok. Dia mengambil alih pekerjaan Aurora. Sedangkan Aurora terlihat jengah dan sesekali menyuruh Aldrick untuk mengaduk ataupun memasukkan ke oven. Setelah 2 jam berkutat di dapur, akhirnya acara memasak kedua sejoli itu berakhir. Aurora mempersilahkan mereka berdua untuk makan terlebih dulu sementara Aurora pergi membersihkan diri dulu.

Hari ini Aurora merasa bahagia karena setelah sekian lama dia sibuk bekerja, hari ini Aurora bisa membuatkan masakan untuk orang-orang tercinta. Dan hari ini juga telah tiba waktunya untuk Aldrick mengetahui siapa sebenarnya dia.

My Lovely NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang