Saat ini Aurora sudah diperbolehkan pulang. Raut wajahnya berubah sedih ketika bukan Aldrick yang menjemputnya, melainkan Erick. Aldrick hanya mengirimkan sebuah pesan yang memberitahukan bahwa dia masih sibuk mengurusi perusahaannya yang sedang dalam masalah besar dan terancam bangkrut. Aurora menghela nafas berulang kali.
"Ayolah Ra, nanti jika kamu benar-benar pulih pasti kamu bisa menyusul kekasihmu ke Italia. Katanya kamu ingin berlibur ke rumah kakekmu." bujuk Erick yang sudah frustasi dengan cemberutnya Aurora.
"Iya aku memang sudah sembuh. Tapi dokter bilang aku gak boleh naik pesawat dulu paling enggak 2 minggu Rick. Kenapa bukan kamu yang ngurusin perusahannya hari ini sih. Nyebelin.... Nyebelin...."kata Aurora setengah berteriak. Erick dengan sengaja merekam kejadian yang langka ini kemudian dikirimkan video itu ke Aldrcik.
Setelah lama berdebat dengan Aurora, akhirnya dia mau juga untuk pulang ke rumah bersama Erick. Sebelum kepulangan Aurora, orangtuanya sudah berpesan jika tidak ada yang boleh membocorkan rencana Aldrick pada Aurora.
Hari ini Aurora tidak pulang ke mansionnya karena orangtuanya ingin merawat anaknya. Tapi entah kenapa perasaan Aurora menjadi tidak enak, seperti merasakan sakit yang akan membuatnya patah hati. Dan dia juga tidak mengerti kenapa dia menjadi gelisah bahkan untuk memulai tidur menjadi sulit. Berkali-kali dia memainkan lampu tidur yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Melihat kamar putrinya yang masih menyala, Brenda mengetuk pintu kamar tidur Aurora. Tidak ada sahutan dari pemilik kamar, Brenda langsung membuka pintu dan menemukan Aurora sudah berdiri dipinggir balkon sembari menatap langit yang gelap dan hanya ada cahaya rembulan yang menerangi malam yang sunyi. Pelukan hangat yang disalurkan dari Brenda membuat airmata Aurora terjatuh. Perlahan - lahan Brenda memutar tubuh Aurora dan mengusap airmata dari mata indah putrinya.
"Kenapa Tuan Putri yang cantik ini menangis malam - malam begini?" tanya Brenda dengan lembut.
"Gak apa - apa ma. Gak tau ini perasaan Ara gak enak banget ma. Kayak bakalan kehilangan sesuatau, tapi Ara gak tau. Mungkin Ara kangen sama Aldrick, jadi perasaannya gak karuan ma." jawab Aurora sambil memeluk mamanya. Brenda hanya bisa menahan tangis karena tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya, karena dia tahu jika Aurora mengetahui yang sebenarnya maka dia akan meluapkan amarahnya dan tidak peduli dengan ucapan siapapun.
"Sabar ya sayang. Aldrick sedang menangani permasalahan besar di perusahaannya. Jadi wajar jika dia sangat sibuk. Kamu tau kan prestasi kerja Aldrick seperti apa sayang?" kata Brenda sambil mengelus rambut Aurora. Dia hanya menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Brenda. Setelah perbincangan ringan antara ibu dan anak, Brenda menuntun Aurora untuk tidur karena jam menunjukkan pukul 03.00 a.m.
Pagi ini Aurora bangun kesiangan. Diliriknya jam yang ada di nakas sudah menunjukkan pukul 9 pagi, itu artinya dia melewatkan sarapan bersama kedua orangtuanya. Karena dia tahu meskipun mereka pemilik perusahaan, tapi mereka tetap ke kantor sesuai dengan peraturan. Setelah membersihkan diri dan merapikan tempat tidurnya, Aurora pergi ke ruang makan karena perutnya sudah memberontak ingin diisi. Melihat sebuah bingkisan besar bertengger manis diatas meja makan, Aurora segera menghampiri. Tampak jelas diatas bingkisan itu terdapat secarik kertas bertuliskan namanya. Dengan segera dia membukanya dan isinya adalah sebuah boneka beruang dan baju dengan jenis asymmetrical dress berwarna turquoise. Disebelah bingkisan besar itu terdapat bingkisan kotak yang berukuran sedikit lebih kecil dari bingkisan utama. Setelah Aurora buka, isinya adalah sebuah sepatu wanita berjenis stilleto berwarna senada.
Terdapat secarik kertas di dalam kotak itu dan tulisan itu seperti tulisan tangan Aldrick. Saat membacanya, Aurora begitu bahagia. Dipeluknya beruang itu dengan erat.
Ciao caro Aurora,
Scusa, sono impegnato qui.
Non posso venire con te e venirti a prendere quando torni a casa dall'ospedale
Abbraccia questa bambola quando ti manco.
Indossa questo vestito stasera.
Alle 19:00 un autista verra a prendervi
Dal Tuo Amore,
Aldrick
========================================
Ciao caro Aurora : Hai Sayang Aurora
Scusa, sono impegnato qui : Maaf aku sibuk disini
Non posso venire con te e venirti a prendere quando torni a casa dall'ospedale : Aku tidak bisa pergi denganmu dan menjemputmu ketika kamu pulang dari rumah sakit
Abbraccia questa bambola quando ti manco : Peluklah boneka ini ketika kamu merindukanku
Indossa questo vestito stasera : Pakailah gaun ini malam ini
Alle 19:00 un autista verra a prendervi : pukul 19:00 seorang pengemudi akan datang menjemputmu
Dal Tuo Amore : dari cintamu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Nurse
RomanceAurora Evren Naureen, Gadis manis berdarah campuran Indonesia-Turki-Portugis. Dengan tinggi 178 cm dan memiliki warna mata biru terang. Aurora sering dihina oleh teman-temannya karena warna matanya yang aneh sehingga Aurora harus menggunakan kontak...