Di sisi lain, polisi dan beberapa anak buah Aldrick melakukan pengejaran terhadap mantan kekasih Aurora. Setelah orang kepercayaan Aldrick memberikan bukti yang benar - benar kuat untuk menangkap pembunuh kakak dari kekasihnya pada pihak kepolisian, saat itu juga polisi segera membuat surat penangkapan untuk Reyhan. Mereka tahu jika dari pihak keluarga Aldrick yang memberikan bukti serta pernyataan ditambah dengan adanya saksi yang melihat pembunuhan itu berlangsung, mereka langsung menjadikan Reyhan sebagai buronan. Aldrick tahu jika Reyhan bukan dari keluarga yang biasa saja. Tetapi mereka juga tidak tahu jika Aurora anak dari pasangan pebisnis terkenal di dunia.
Suara sirine membuat kegaduhan di halaman rumah keluarga Reyhan malam itu. Salah seorang dari polisi itu menyodorkan surat penangkapan untuk anak yang selalu menjadi kebanggaan mereka. Anak yang selama ini mereka besarkan dengan penuh kasih sayang. Anak yang penuh dengan tawa dan tidak pernah mencurahkan segala keluh kesahnya kepada orangtua. Betapa terkejutnya ketika mereka melihat isi surat penangkapan itu. Mereka tidak percaya jika anaknya menjadi otak dari pembunuhan anak dari pasangan pebisnis yang terkenal sejagad raya. Kedua orangtua Reyhan mendapati kenyataan yang sangat mengejutkan bahwa korban pembunuhan itu adalah keluarga Aurora, gadis yang dulu pernah mereka tolak menjadi menantu. Mereka mengetahui hal itu karena ada perbincangan antara polisi dan anak buah Aldrick. Ibu Reyhan langsung memeluk suaminya dan menangis tersedu - sedu. Sementara suaminya menenangkan istrinya. Deru knalpot mobil memasuki pelataran rumah megah itu. Sang empunya mobil terkejut melihat ada mobil polisi dan beberapa mobil mewah. Setelah memarkirkan mobilnya, Reyhan turun dari mobil, seketika juga polisi memegang tangannya dan memintir tangan kirinya ke belakang.
"Ada apa ini pak? Lepaskan tangan saya. Salah saya apa? Ma, tolong Rey...." kata Reyhan sedikit memberontak.
PLAAAAKKKK.... Sebuah tamparan dari tangan ibu Reyhan mendarat sangat mulus di pipinya. Meninggalkan bekas merah yang begitu jelas. Reyhan terkejut atas sikap mamanya karena selama ini tidak pernah berbuat kasar padanya. Nampak jelas di mata Reyhan melihat raut muka kekecewaan di wajah kedua orangtuanya.
"Bawa saja dia pak. Bawa pembunuh ini pergi dari hadapan saya. Dia bukan anak saya lagi. Penjarakan seumur hidup kalau perlu. Saya malu mempunyai anak sepertimu Rey." ujar Mama Reyhan sambil membuang muka dan merasa jijik pada anaknya sendiri.
"Mama ngomong apa sih? Aku gak membunuh sia...pa ....Siapa"
"Kenapa? Sudah ingat siapa yang pernah kamu bunuh? Menyesal mama sudah melahirkan anak seperti kamu. Mama tidak pernah mengajarkan anak mama menjadi binatang. Oh, salah. Binatang aja masih punya perasaan. Tapi kamu itu seperti setan. Tuhan kenapa aku melahirkan anak yang tidak punya otak ini..."ujarnya sambil menepuk dada pelan.
Mendengar ucapan orangtuanya seperti itu, Reyhan bagai tersambar petir. Karena kejadian itu sudah beberapa tahun silam dan dia sudah membungkam pejabat polisi dan lainnya dengan uang yang begitu banyak. Tanpa pikir panjang, Reyhan mulai memberontak dan menendang polisi yang memegangnya ketika dia mulai merenggangkan pegangannya pada Reyhan. Dia tidak mau dipenjara seumur hidup. Melihat tersangka memberontak, sekuat tenaga polisi itu menahannya meski harus terjadi baku hantam. Mereka sudah tidak peduli siapa yang mereka pukul. Reyhan berhasil menghindar dari pukulan beberapa polisi itu. Dia berlari sekencangnya menuju mobil meski sedikit terseok-seok. Salah satu polisi mengeluarkan sebuah pistol dari sarungnya untuk melakukan tembakan peringatan, namun Reyhan tidak menghiraukan suara tembakan tersebut. Sekali lagi polisi melepas tembakan ke udara, dia masih berlari ke arah mobilnya. Akhirnya, polisi tersebut mengarahkan pistol itu ke arah Reyhan.
Ketika hendak masuk mobil, terdengar suara tembakan dan Reyhan pun berhenti. Dia begitu kaget mendengar letusan senjata api. Raut mukanya berubah seketika. Keterkejutannya pun tidak bisa ditahannya. Kepalanya menunduk. Matanta terbelalak saat melihat ada rembesan cairan berwarna merah di bajunya yang berwarna coklat muda. Dia menyentuh baju itu dan menahan nyeri yang begitu menjalar di dadanya. Dia bersandar di mobil kemudian jatuh tersungkur. Badannya yang semula terasa hangat perlahan berganti menjadi dingin. Mamanya meneriakkan namanya, tetapi dia hanya melihat kedua orangtuanya menangis dan frustasi. Papanya menahan mamanya yang ingin berlari ke arahnya.
"Reyhan...Reyhan anakku....."
Teriakan itu berkali - kali mendengung, tetapi Reyhan tetap berada di posisi itu saja. Tidak bergerak. Tangannya berkali - kali gemetar memegang dadanya yang sakit akibat tertembus peluru. Suara sirine ambulan memenuhi telinganya. Tiba - tiba semuanya menjadi gelap. Ada seberkas cahaya yang semakin lama semakin berpendar. Saat membuka matanya, Reyhan melihat sebuah taman yang indah dan banyak kupu - kupu beterbangan. Ada seorang pria yang sedang duduk termenung disana. Saat mendekat, betapa terkejutnya dia. Pria itu adalah orang yang sudah dibunuhnya. Kenyataan pahit dia adalah kakak dari orang yang sangat dicintainya.
"Reyhan?" panggil Lukas, kakak Aurora.
"Oh,,, eh,, Hai.." jawab Reyhan kikuk
"Kenapa kamu disini?"
"Aku juga tidak tau. Tiba - tiba saja aku sudah berada disini. Kamu bukannya....."
"Iya... Memang aku sudah meninggal. Kamu membunuhku secara brutal dan membuang tubuhku di pinggir hutan yang tidak seorangpun melewatinya. Masih ingat kan?"
"Maafkan aku, saat itu aku sudah dikuasai emosi. Aku..."
"Sudahlah, aku hanya bisa memandang istri dan anakku dari sini saja. Sekarang sudah waktunya kamu untuk dijemput sama mereka" Lukas menunjuk dua orang berjubah hitam yang berdiri di belakang Reyhan. Kemudian, tubuhnya diseret menjauh dari tempat yang indah itu menuju sebuah tempat yang panas dan gelap. Hanya ada teriakan - teriakan kesakitan dan juga penderitaan.
Kembali pada kenyataan, Sekarang sedang dilakukan sebuah operasi di tubuh Reyhan. Operasi untuk mengangkat peluru yang ternyata menembus jantungnya.
"Dok, Heart rate menurun. Tekanan darah menurun." teriak salah satu perawat operator di ruang operasi.
"Siapkan defibrilatornya,,,cepat.. Jangan buang - buang waktu kalian." teriak dokter itu. Meskipun dia sudah mengetahui jika nyawa Reyhan tidak mungkin bisa tertolong dengan kondisi jantungnya yang tertembus peluru. Dokter dan perawat sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi nyawa Reyhan tidak bisa tertolong lagi.
Dokter segera membersihkan tangannya dan keluar dari ruang operasi. Melihat dokter sudah keluar, Kedua orangtua dan juga polisi berlari ke arahnya.
"Maafkan saya tidak berhasil menyelamatkan nyawa pasien. Peluru itu mengenai jantungnya. Pasien meninggal tepat pukul 23.35. Saya turut berduka cita...." ujar dokter itu dan kemudian meninggalkan mereka.
Semua orang disana memberikan ucapan berdukacita, tidak terkecuali orang - orangnya Aldrick. Mereka segera memberikan kabar berduka ini kepada Aldrick
Semuanya akan mendapatkan balasan yang setimpal untuk perbuatan buruk mereka kepada orang - orang yang teraniaya dan baik............................

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Nurse
RomansAurora Evren Naureen, Gadis manis berdarah campuran Indonesia-Turki-Portugis. Dengan tinggi 178 cm dan memiliki warna mata biru terang. Aurora sering dihina oleh teman-temannya karena warna matanya yang aneh sehingga Aurora harus menggunakan kontak...