Yang belum cukup umur gak boleh diterusin baca yaa...... :) :) :)
Happy Reading..............
"Kamu...."
"Iya sayang. Ini aku. Kenapa kamu terkejut? Atau kamu tidak pernah berpikir kalau aku tidak tahu rumahmu atau lebih tepatnya pemberian dari Reyhan?" tanya Aldrick sambil tersenyum dan tatapan matanya mengintimidasi Shely.
"Ehm,,aku..aku..."
belum selesai Shely menjawab pertanyaan, Aldrick melenggak melewatinya dan duduk dengan manis di sofa yang menurut Aldrick jauh lebih mahal daripada sofa miliknya. Tangannya direntangkan pada sandaran sofa. Kaki kanannya ditumpukan pada kaki kirinya. Senyumannya penuh dengan arti. Shely meneguk salivanya saat Aldrick begitu posesif menatap dirinya. Aura yang semula mengintimidasinya kini berganti dengan aura yang membuatnya begitu menginginkan Aldrick. Begitu diijinkan untuk duduk didekat Aldrick, Shely tidak akan melepaskan kesempatan emasnya. Diciumnya pipi Aldrick, digigitnya telinga Aldrick sambil tangannya menggerilya setiap inchi tubuh kekasihnya. Aldrick berusaha terpesona dan terangsang. Dia berusaha menganggap jika dia adalah Aurora. Tatapannya mulai berkabut tertutup gairah. Jasnya dilepas dan dibuang kesembarang arah. Perlahan tap pasti, dia mencium Shely penuh kelembutan. Lama - kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman yang menuntut lebih. Lidah mereka saling bertautan. Shely mendesah tidak karuan. Aldrick mencium Shely dengan rakus dan tetap tersadar meskipun dia harus membayangkan kekasihnya terlebih dahulu. Tangan Aldrick menggerilya setiap jengkal tubuh Shely. Tangannya menelusup ke dalam baju tipis yang dikenakan Shely. Tersadar jika Shely sedang tidak memakaiunderware memudahkan Aldrick membuat Shely kepanasan. Aldrick mencium dan menggigit bibirnya dan Shely mendesah tidak karuan. Ciumannya turun ke leher dan dia membuat kissmark disana. Tangannya tidak ingin kalah juga dari mulut manisnya. Dielusnya punggung Shely dengan pola yang tidak karuan. Tangannya menemukan gundukan yang begitu kenyal. Diremasnya berkali-kali membuat Shely berkeringat dan ingin Aldrick memasuki intinya. Tetapi Aldrick menolak, membuat Shely sedikit kecewa. Setelah puas bermain - main dengan payudaranya. Tangan nya kembali turun dan memainkan klitoris Shely....
"Aaahhhh......Ssshhhh... Please honey... "
tetapi Aldrick tetap menggelengkan kepala karena dia hanya ingin bermain - main dengannya sebelum penyiksaan datang. Celana dalam Shely dilepas dengan kasar. Baju tipisnya pun ikute robek akibat ulah Aldrick dan sekarang Shely benar - benar naked. Aldrick kemudian menggendong Shey menuju kamarnya. Shely diturunkan di tempat tidur dengan lembut tanpe melepaskan ciuman mereka. Tangan Aldrick kembali memainkan klitorisnya. Setelah puas melihat Shely begitu tersiksa, Aldrick memasukkan tiga jari langsung ke arah kemaluan Shely yang membuatnya melenguh dan berteriak.
Aldrik mulai memainkan tangannya. Memaju mundurkan sesuai irama. Semakin lama ritmenya semakin cepat membuat Shely melengkungkan tubuhnya keatas.
"Aaahhhh,,, faster honey... faster....aaahhh,,,shit....."
Tidak lama kemudian Shely mencapai klimaksnya tanpa Aldrick harus bercinta dengannya. Ditinggalkannya dia yang sedang tergeletak lemas setelah kejadian tadi. Setelah Aldrick cuci tangan, dia mengambil tali dan mulai mengikat tangan Shely di tempat tidur. Kakinya direnggangkan kemudian diikatnya juga. Shely berpikir bahwa dia akan bermain dua ronde. Tapi justru dia tidak tahu penderitaannya akan dimulai.
Dengan amarah yang sudah menyelimutinya, Aldrick menaiki Shely. Ditatapnya dia dengan penuh kebencian dan jijik melihat Shely yang tidak memakai baju. tangannya melayang dan mendarat dengan manis di pipi Shely.
PPLAAAAKK..... PLLAAAKK...... Dua kali tamparan membuat Shely mengeluarkan airmata.
"Apa salahku sampai kamu menamparku babe? Hiks...Hiks...Sakit...."
Aldrick hanya tersenyum. Tapi senyuman itu seperti malaikat pencabut nyawa yang datang untuk mengambil nyawamu sendiri. Shely mulai memberontak sebisa mungkin. Tapi percuma juga karena ikatan tali itu begitu kencang. Tangan Aldrick kembali meremas payudaranya dengan kasar. Memilin dan mencubit putingnya dengan kasar. Shely meringis kesakitan saat mendapat perlakuan seperti itu. Tiga jari langsung dimasukkan ke dalam kewanitaan Shely. Tangannya memaju mundurkan dengan sangat cepat. Antara kesakitan dan nikmatlah yang Shely rasakan. Hingga akhirnya dia mencapai klimaksnya lagi. Sekali lagi Aldrick mempermainkannya hingga tubuhnya mengejang karena kenikmatan yang benar-benar tidak pernah dia rasakan bersama dengan Reyhan.
"Katakan sekarang juga jika kamu dan Reyhan bekerja sama dalam pembunuhan kakak Aurora..." kata Aldrick yang sekarang sudah berganti posisi duduk di pinggir tempat tidur. Masih menatap Shely dengan tajam. Ketika mendengar pernyataan Aldrick, betapa terkejutnya dia. Tapi dia masih berusaha menutupi keterkejutannya itu.
"Hmm,,baiklah. Masih tidak mau bicara? Sepertinya aku harus membuatmu merasakan kematian dalam kenikmatan. Aku sudah menyiapkan beberapa alat seks. Kamu mau yang mana untuk menjemput ajalmu dalam kenikmatan yang selama ini kamu rasakan?" tanya Aldrick. Melihat beberapa anak buahnya masuk dan melihatnya telanjang, Shely menyumpahi Aldrick. Puas melihatnya, Aldrick tertawa kencang.
"Jadi bagaimana? Mau disetubuhi dengan alat seks atau dengan 5 anak buahku? Hmmm..."
Tampak Shely sedang berpikir. Tubuhnya sudah lemas karena dipaksa orgasme berkali-kali. Jika Aldrick melakukan hal ini lagi, dia bisa saja merenggangkan nyawa dan Aldrick tidak segan-segan untuk membuang tubuhnya ke laut atau dijadikan makanan singa.
"Waktumu sudah habis sayang......"
"Baiklah,,, baiklah,, aku akan mengatakan yang sejujurnya. Maafkan aku Al, aku hanya membantu Reyhan saja. Jika pada akhirnya seperti ini, aku tidak akan mau melakukannya." ujar Shely dengan nafas yang tersengal - sengal
"Cepat ceritakan semuanya tanpa ada yang kamu tutupi. Jika ketahuan bohong, satu anak buahku dan alat seks ini akan bermain di tubuhmu"
"Jadi begini......."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Nurse
RomanceAurora Evren Naureen, Gadis manis berdarah campuran Indonesia-Turki-Portugis. Dengan tinggi 178 cm dan memiliki warna mata biru terang. Aurora sering dihina oleh teman-temannya karena warna matanya yang aneh sehingga Aurora harus menggunakan kontak...