16. Rumah Sebelah Pak Saputra.

57 3 0
                                    

Sergam mundur selangkah.

"Lanjut pembahasannya, Rhanto," perintah Toharun. "Langsung ke kesimpulan,"

"Dini Safitri di bawah kendali Chaira itu gambarannya seperti mata pisau," ujar Rhanto. "Sendiri dia kuat. Sebaliknya jika banyak orang, kekuatannya berkurang,"

"P=F/A," Sergam memuntahkan rumus. "Ngerti kau Rhanto?"

"Ngaco kau Sergam," Rhanto ternyata tidak hafal rumus fisika tekanan.

"Oi, oi, fokus!" Toharun meluruskan bahan pembicaraan. "Aksi jarak dekat gimana nih? Kaga mungkin kita nyerang bocah itu di sekolahan. Rusuh yang ada,"

"Yang jadi masalah," kata Sergam. "Dini Safitri selalu dikelilingi teman-temannya yang tidak bisa dianggap remeh. Nursifa, otaknya kurang lebih setara Rhanto. Alif Saputra, ilmu silatnya disegani satu sekolah. Saifulsaka, kemampuan mata-matanya bisa mengangkat sebuah kasus besar, korupsi internal SD Harapan 3,"

"Sergam ini kerjaannya nyari masalah ya, pimpinan?" Rhanto mengadu ke Toharun.

Padahal informasi itu sangat berguna.

"Keputusan diambil," kata Toharun. "Pisau balas pisau. Jika mereka ngumpul di suatu tempat, itu saat terlemah mereka. Kita jangan lacarkan aksinya ramean, seorang saja. Percobaan pertama, Sergam,"

"Sialan," umpat Sergam.

Sabtu 12 April 2014.

RM Padang Konco Ambo nyaris tutup jika tidak ada enam orang pesan nasi Padang.

Tiga di antaranya berseragam pekerja minimarket seberang warung.

Toharun, Rhanto, Sergam, Noor, Pak Sunar, dan Pak Heryanto.

"Noor, kau duluan," Rhanto menyerahkan kunci pintu geser minimarket pada perantau asal Bandung itu.

Nasi Padang Noor dibungkus, Pak Sunar dan Pak Heryanto juga sama.

"Biasa, ya," kata Noor seolah-olah dia pelanggan tetap.

Detektif Husin menghela nafas. "Ayam bakar kosong,"

"Ya sudah, ayam goreng," Noor mengalah.

Kata Detektif Husin dalam hati, sialan, Ralf menang. Tebakannya benar.

Sementara itu, Pak Sunar dan Pak Heryanto pesan rendang.

"Sungkan makan di tempat, ada kawan saya masa sekolah," alasan Pak Sunar.

Hanya Serikat B yang makan di tempat.

Otak detektif Husin bekerja. Kemungkinan yang ada, antara Rhanto dan Sergam.

Secara tidak langsung, Detektif Husin sudah menepati salah satu amanat Ralf.

Takut pelakunya datang ke mari? Dia mau makan atau ngajak ribut, ladeni saja.

"Kita pernah makan di sini sebelumnya, kan?" tanya Sergam.

"Waktu itu kau asyik nonton televisi," Rhanto masih ingat.

"Siapa bilang?" Sergam tidak terima disindir. "Aku lihat ada guru kita dulu semasa SD,"

"Pak Sudar?" Rhanto memastikan. "Yang aku lihat malah kepala SD Harapan 3,"

"Orang itu namanya Muktaru," kata Detektif Husin. "Operasi tangkap tangannya besok,"

"Jangan bilang terkait kasus korupsi," Rhanto meladeni kalimat Detektif Husin.

"Iya sih," Detektif Husin bersiap menutup RM Padang Konco Ambo.

"Kasus itu selesai lebih cepat, detektif," kata kakek dukun Toharun. "OTT hari ini,"

Kota Lingkaran Hening.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang