39. Toyota Kijang Keluaran Pertama.

40 1 0
                                    

"Bahkan dalam Perang Salib yang berlangsung selama tujuh abad ada gencatan senjata," Mintoha mengulas sejarah bangsa asing.

"Seandainya kau bilang lo rese kalo lagi laper, pasti greget," celetuk Toharun.

"Yang pasti saya tahu, kalau ke sudut distrik tidak perlu ucapkan salam," Detektif Husin benar-benar bertolak ke toko material.

Kata google map, belok kiri ke jalan lintang utara Distrik Tambora. Lurus seratus meter, tujuan anda berada di kanan jalan sebelah pangkalan rongsok.

Detektif Husin membaca papan nama seragam merah putih yang sedang dijemur di depan pangkalan rongsok.

Si Tidak Penting. Kelas 6A SD Harapan 3.

"Sidak, ya?" Detektif Husin menebak nama panggilan oposisi kelas Saiful itu.

SD Harapan 3.

Murid-murid sedang pada di luar kelas, menunggu giliran ujian praktek.

Salah satunya, Sidak.

"Salifulsaka ketua kelas 6B," panggil ketua kelas 6A itu.

"Paan?" Saiful menengadahkan kepala dari buku paket IPS nya.

"Meskipun kalian berhasil menggaet aliansi dari adik kelas dan bahkan RM Padang Konco Ambo, satu hal yang tidak kalian miliki," katanya. "Politik yang stabil,"

"Memang," Saiful tidak lari dari fakta itu. "Terus kenapa? Masalah?"

"Buatku sih tidak, tapi buat kalian kelas 6B sepertinya iya," Sidak ingin memberi saran. "Asal tahu saja, siapa sebenarnya dalang di balik politik kelas kalian yang tidak stabil itu, seharusnya kalian tahu sendiri karena itu adalah wali kelas kalian, Pak Samsunar,"

"Ada bukti?" tantang Saiful. "Kemenangan Alif Saputra atasku dalam pemungutan suara itu dengan perolehan suara 21-20, siapa saja bisa merasa menjadi dalangnya,"

"Ya sih," di awal debat kusir ini Sidak kalah - atau bisa jadi mengalah, tidak sombong bahwasannya bisa menang mudah. "Tapi dalam jangka panjang dampaknya baru terasa. Jangan kira aku tidak tahu, dari sumber yang terpercaya aku tahu. Kudeta Pak Sudar dalam perencanaan, dan jika kau tidak hati-hati, Saifulsaka, kelasmu 6B akan dirugikan pihak pro Muktaru,"

"Ketika uang berbicara, kekuasaan jadi buta, ya," Saiful memulung kata mutiara tersebut entah dari mana. "Jika sumber yang terpercaya itu maksudmu adalah Handoko dan Sunaryo dua berandalan pengkhianat kelas, bahkan aku sendiri takkan percaya sepenuhnya pada mereka,"

"Bagaimanapun, dia wargamu, masih berada dalam tanggung jawabmu," Sidak tidak kasih longgar.

"Sekarang siapa yang tahu belum cukup," kata Alif. "Siapa yang lebih tahu, itu baru cukup. Sudah dulu, aku dipanggil ujian praktek. Lanjut lagi nanti,"

Saiful menutup kusen pintu tanpa suara.

Masih bicara soal kusen, tapi di tempat yang berbeda : toko material.

"Pesan kusen jendela kaca lempeng (bukan nako) ukuran 40 x 160 cm," Detektif Husin juga menanyakan harganya.

"Rp.400.000, dirakit dulu. Tunggu satu jam," kata penjaga toko material. "Benda ini berat lho, bocah, takkan kuat kau bawa jalan kaki. Bisa menyalakan mesin mobil?"

Detektif Husin mengangguk sekali.

"Sambil menunggu kusennya jadi, coba kau nyalakan mobil yang di sana," penjaga toko material menunjuk mobil losbak di depan psngkalan rongsok.

Seperti bangunan di seberang tempat parkirnya, mobil itu memang rongsok. Seluruh bodi dan rangkanya sudah berkarat digerogoti hujan dan waktu, kedua daun pintu, tiga spion, dan kap depannya sudah hilang entah ke mana, jangan tanya tangkai penyeka kaca, nasibnya pun sama. Praktis, kaca depan dan belakangnya buram. Satu-satunya tanda kalau mobil itu masih sering dipakai adalah bannya tidak kurang angin.

Kota Lingkaran Hening.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang