7. Wedding Dan-tha

17.6K 550 13
                                    

Menikah adalah moment yang mungkin paling ditunggu-tunggu setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan pasti menginginkan pernikahan dalam hidupnya. Bahkan ada sebagian orang karna takut mencari calon suami/Istri yang salah maka dirinya meminta pada ibu atau ayahnya agar dicarikan seorang pendamping untuk mendampinginya dimasa tua. Tentu saja itu bukanlah suatu kesalahan jika meminta dijodohkan dalam usia yang sudah matang.

Tapi berbeda dengan Agatha, perempuan 16 tahun yang baru saja merasa kehidupan masa mudanya sebentar lagi akan terkungkung oleh pernikahan yang membuat dirinya merasa sesak sendiri ketika kembali membayangkan hal mengerikan itu.

Agatha. Kini gadis itu menatap dirinya didalam cermin dengan tatapan pasrah, ketika gaun pengantin sudah menghiasi tubuh mungilnya, ditambah dengan berbagai macam make up ala pengantin remaja yang terpoles Indah diwajahnya. Tidak nampak lagi Agatha yang tomboy dengan kunciran rambut kuda. Semuanya sudah tertutupi dengan rambut yang disanggul Indah.

"Sudah siap, nona bisa berdiri untuk memastikan semuanya selesai." ucap salah satu pekerja salon yang disewa keluarga Agatha untuk melakukan make over pada gadis itu. Agatha mengangguk lantas segera bangkit dari duduknya. Menatap dirinya dicermin dengan wajah datar.

"Apa kurang memuaskan nona?"

"Ehh.. Tidak, ini sudah cukup. Terimakasih." sahut Agatha lalu kembali tersenyum kecil.

Setelah beberapa menit, Elisa tiba dengan memakai pakaian adat Jawa. Ia segera menghampiri sang Putri untuk mengantar Agatha menyambut calon mempelai yang sudah lebih dulu menunggu dirinya didepan penghulu.

-

Setelah keduanya resmi menjadi pasutri, kini Dandy dan Agatha bergegas menuju pelaminan untuk menyambut para tamu yang datang. Sesekali Dandy menatap Agatha lantas tersenyum kecil.

Berbeda dengan Agatha. Meski terkesan jahat, Agatha sempat berharap Dandy akan salah dalam mengucapkan ijab qobul untuk meminangnya, agar pernikahan itu dihentikan. Tapi tidak! Bahkan Dandy terdengar mantap meski terkesan santai dalam mengucapkan kalimat itu.

Duduk berdampingan, tersenyum dan bersalaman pada tamu-tamu yang datang. Itulah yang dilakukan keduanya sekarang. Tidak ada yang salah, sampai pada akhirnya Eren tiba dengan membawa hadiah untuk sahabatnya yang sudah resmi menjadi istri orang. Begitu terkejutnya ketika tau Dandy adalah orang yang selama ini disembunyikan Agatha dan lebih memilih untuk diam ketika Eren menyinggung masalah calon suami. Eren menepuk pelan pipinya memastikan ini bukanlah mimpi disiang bolong lantas melangkah semakin mendekati pasutri itu.

"Agatha." sapa Eren dengan masih menatap Agatha dan Dandy tidak percaya. Sementara Agatha berbalik dan tertunduk setelah Eren menyaksikan semuanya.

"Eren. Hey.." sapa Dandy. Begitulah dia, tidak pernah merasa takut bahkan malu ketika salah satu teman kelasnya tau dia lah yang akan menikah dengan gadis pintar itu.

"Eren.." timpal Agatha.

Eren menunjuk keduanya bergantian dengan membulatkan matanya, masih tidak percaya apa yang dilihatnya itu.

"Tapi bagaimana mungkin?" bisik Eren yang juga sudah mampu mengkondisikan dirinya saat ini.

"Udah deh, makasih ya udah dateng. Sekarang gue gak perlu kan menjelaskan semuanya sama lo? Dan janji satu hal sama gue, orang-orang disekolah gak boleh tau kalau gue sama si-kunyuk ini punya hubungan." ucap Agatha.

"Apa?! Kunyuk!? Wah.. Bener-bener lo ya, dihari penting ini masih bisa lo ngatain gue kayak gitu. Aga inget! Sekarang gue suami lo, jadi jangan macem-macem sama gue." sahut Dandy tidak terima.

"Udah-udah.! Kalian tuh ya. Sekarang ini kan udah beda. Kalian udah menjadi pasutri pertama disekolah kita. Dan gue harap sifat kekanakan kalian bisa terkontrol dan gak saling maki lagi. Okeh. Agatha, percaya sama gue, rahasia ini gak bakal ada yang tau. Semoga bahagia ya sahabatku." kata Eren lantas segera mencipika cipiki pipi Agatha.

Bahagia? Entahlah! Bahkan saat ini Agatha sudah tidak lagi bisa menggambarkan betapa tersiksanya dia menjadi pengantin remaja. Berada disisi orang menyebalkan setiap harinya. Saat ini Agatha hanya bisa menelan bulat-bulat harapannya untuk berpacaran pada cowok idamannya. Sampai pada akhirnya nanti janji untuk berpisah akan mereka laksanakan.

📖📖📖

Malam itu Agatha berpamitan pada keluarga Damoy, untuk memulai kehidupan yang baru dalam keluarga Basloom. Terlihat Dandy sudah menunggu sang istri sampai selesai acara salam-salaman itu, cukup membosankan karna Agatha dengan sengaja berlama-lama agar Dandy bosan dan pergi meninggalkannya. Lagi.

Konyolkan? Memang, setidaknya pemikiran konyol itu dapat membuat dirinya sedikit tenang meski tidak lama.

"Bunda. Agatha gak mau pergi dari rumah ini bun." kata Agatha lantas menyeka air matanya.

"Kamu jangan manja, gak ada yang salah, disini atau dirumah mamah mertua kamu akan terasa sama. Mereka akan memperlakukanmu dengan baik jadi tidak ada yang perlu kamu khawatirkan." kata Elisa.

"Tapi bun.."

"Agatha. Ayah sama Bunda akan sering mengunjungi kamu disana. Lagian rumah Dandy kan gak jauh dari rumah kita. Kamu bisa kapan aja kesini. Jangan khawatir ya sayang." sahut Danial.

"Agatha. Nanti kakak bakal sering-sering samperin kamu kalau pulang kantor. Gih, kasian Dandy udah nungguin. Kamu gak liat mukanya udah bete gitu?" timpal Arin lantas sedikit melirik ke arah Dandy yang sibuk memutar-mutar kunci mobilnya.

-

"Udah.. Santai aja, gue gak bakalan se-usil disekolah kok kalau lagi dirumah. Udah santai santai ya." kata Dandy dengan nada mengejek.

Sementara Agatha masih terdiam, memilih untuk membelakangi Dandy lantas menatap keluar jendela.

"Lagian gak ada ruginya kan lo nikah sama gue. Gue kan idola cewek-cewek di sekolah. Kalau bisa sih, lo boleh kok kasih pengumuman sama temen-temen cewek disekolah kita supaya gak deket-deket sama gue lagi. Dan..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Agatha berbalik lantas menatap sinis ke arah Dandy.

"Ya santai aja dong, gak usah sinisin gue kayak gitu. Itu kan kalau lo mau, kalau gak mau juga gak masalah." kata Dandy dengan terbata-bata.

"Jangan ada yang tau hubungan kita! Apapun yang terjadi jangan pernah ada yang tau hal ini disekolah." tegas Agatha.

"Iya-iya." sahut Dandy.

Hening. Agatha kembali melemparkan pandangannya keluar jendela mobil, sembari menghela napas panjang. Bersyukur, setidaknya Dandy adalah tipe orang yang selalu menepati janji. Itu sudah menjadi poin plus untuk Agatha.


Tbc!

Hay readers, baru ketemu lagi nih. Sebenarnya saya belum mau lanjutin cerita, tapi karna lagi booring banget, makan gak bisa minum gak bisa.  Yaudah dilanjutlan meski sedikit word. 😁

Oh ya? Gimana part ini? Ada yang mengesankan gak dari pernikahan mereka? Tinggalkan komentar dan vote nya ya Readerds yang Budiman.

Selamat berpuasa sahabat Ky-Fa. 

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang