Cinta Sepihak?

13.8K 500 14
                                    

Kalau bisa diukur seberapa kesal dan marahnya Agatha saat ini, mungkin lebih luas lagi kekesalannya dibanding dengan hutan yang dia singgahi sekarang. Bahkan tak terhitung. Agatha, saat ini gadis itu akan terus mengutuk dirinya karna sudah dikuasai perasaan suka pada pemuda yang sangat dibencinya. Tentu! Bagaimana dia akan menjelaskan ke Eren kalau dia bahkan sudah jatuh Cinta pada Dandy.

Dan memang, tidak ada yang salah dengan perasaan mencintai yang ia rasakan pada Dandy, toh pemuda itu adalah suaminya sendiri.

Lain lagi jika harus membahas tentang pernikahan karna sebelumnya mereka sudah menyepakati pernikahan ini tidak akan melibatkan perasaannya. Aaaargghht! Agatha sungguh menyesal Cinta pertamanya jatuh pada orang itu. Dan sekarang? Yang dilakukan Dandy justru membuat perasaannya tersiksa, sangat menyiksa karna mendapatkan Cinta sepihak. Bayangkan saja, tentulah kurang menyenangkan berada diposisi itu.

**

Pagi itu semua siswa/i sudah berkumpul dengan membawa peralatan masing-masing. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, masing-masing kelompok pun sudah mempersiapkan apa-apa saja yang akan dilakukannya.

Seluruh siswa/i begitu antusias mendengarkan aba-aba dari pak William selaku guru yang akan ikut dalam perjalanan untuk menunjukkan arah.

-

Sedari tadi Dandy terus memperhatikan Agatha yang hanya diam menatap lurus dengan tatapan kosong. Pemuda itu justru hanya bisa bertanya pada diri sendiri. Hatinya begitu gelisah Agatha tidak juga mengeluarkan satu kalimat pun untuk pagi ini. 'Ada apa?' pikir Dandy.

Tanpa aba-aba, dengan penuh percaya diri, lagi-lagi Dandy kembali memulai mendekati Agatha yang tidak jauh darinya. Saat berada disisi gadis itu, ia pun berdehem pelan. Dan terabaikan oleh gadis itu.

"Lo kenapa?" tanya Dandy akhirnya.

Agatha berbalik lantas tersenyum dan terlihat bodoh. Sementara Dandy yang melihat itu hanya mampu berkerut dahi tidak mengerti. "Gak usah dipaksain tersenyum kalau gak bisa, keliatan lo jelek banget kalau kayak gitu." goda Dandy yang akhirnya mampu memperlihatkan wajah kesal Agatha seperti biasa. "Ck." Agatha berdecak lalu kembali menatap lurus kedepan.

Tidak sampai disitu, kini Dandy kembali mencolek bahu Agatha, beberapa kali sampai gadis itu pun akhirnya terpancing dan...

"Kunyuk!!! Bisa diem gak tangan lo?!!" teriak Agatha lantang. Seluruh siswa menatap heran terlebih pak William yang sedang menjelaskan.

"Agatha.!" teriak pak William. Agatha kembali menatap, tapi kali ini dengan perasaan takut. Jelas beberapa siswa hanya menepuk pelan jidatnya memperhatikan sikap Agatha yang tidak jelas.

"Ada apa ini? Dari tadi kamu tidak memperhatikan bapak didepan ya?!"

"Eh, anu pak. Bukan, tadi saya.. Eh.."

"Sudah.! Sekarang kembali ke kelompokmu dan jangan buat masalah lagi. Tau kan sebentar lagi kita sudah mau jalan." terang Pak William untuk beberapa detik kemudian, guru muda itu lalu kembali ke depan.

Melihat pemandangan itu. Dandy merasa puas dan terkekeh pelan, ia berusaha menahan tawa agar tak terdengar oleh Pak William seperti yang sudah Agatha rasakan.

"Beneran kunyuk lo!" bisik Eren yang ikut menyaksikan apa yang sudah dilakukan Dandy pada gadis itu.

"Apaan sih?! Gue cuman becanda, bete dari semalem dia kayak ngelamun gitu."

"Emang, itu mengganggu lo?"

"Mendingan gue liat dia marah-marah terus deh. Daripada ngediemin gue." kata Dandy tanpa sadar. Eren ikut tersenyum dan kembali mendengarkan penjelasan dari guru didepan.

📖📖

-

Perjalanan masih terus berlanjut, sedari tadi Eren hanya diam memperhatikan Agatha yang sibuk berjalan tanpa melihat. Gadis itu tertunduk lesu, tak ada semangat yang seperti biasanya.

Sebelumnya, Agatha tidak pernah mendiami siapapun apalagi dengan Eren sendiri. Dan sekarang?

Memang benar yang dikatakan Dandy, lebih menyeramkan ketika melihat Agatha terdiam dibanding dengan omelannya setiap hari. 'Ck'

"Lo kenapa sih?" Eren melirik gadis itu sembari berdecak tidak suka.

"Ah, gue? Lo tanya sama gue?"

"Iyalah, dari kemarin gak ada semangat-semangatnya. Gak enak banget tuh muka, gak suka gue ngeliat sahabat gue kayak gitu." kata Eren mendramatisir.

Agatha menarik napas panjang lantas tersenyum tapi kali ini sudah terlihat senyuman yang lebih tulus dan natural.

"Eren, gimana sih perasaan kita kalau sedang jatuh Cinta?" tanya Agatha yang terkesan berbisik.

"Ha? Lo jatuh Cinta?"

"Ihh, siapa yang bilang gitu? Gue kan tanya gimana rasanya jatuh Cinta?" ucap Agatha berbohong.

"Iya, kan biasanya kalau pertanyaan itu terkadang ada maksud tertentu. Kenapa? Jujur sama gue, lo lagi jatuh Cinta kan? Heh, sama siapa? Coba jelaskan...."

"Tau ah." kesal Agatha yang dengan cepat  melangkah lebih dulu dari Eren. Sementara gadis itu mencekat dan menarik pergelangan tangan Agatha sebelum Agatha marah karna godaan darinya. "Iya, iya.. Gue jelasin." kata Eren dengan kembali berjalan beriringan bersama.

"Yaa.. Sebenarnya sih gue juga bingung gimana rasanya jatuh Cinta. Soalnya Cinta pertama gue kurang ngenakin sih?"

"Ha? Kok gitu? Kurang ngenakin gimana maksudnya?"

"Ya.. Enggak  terbalas." sambung Eren. Agatha terdiam sejenak.

"apa Cinta pertama itu akan berakhir dengan tragis seperti orang-orang?" tanya Agatha lagi.

"Biasanya gitu. Kalau Cinta pertama kadang gak bisa kita raih." terang Eren. Lagi-lagi kalimat itu membuat Agatha speclhess, lantas apa yang sudah dia rencanakan dari awal pernikahan, akan memang berakhir begitu saja?

sepertinya gadis itu belum siap untuk kehilangan Cinta pertamanya oleh Dandy, tapi jika melihat bagaimana perlakuan Dandy sudah jelas sekali kalau pemuda itu tidak benar-benar menjalani pernikahan dengannya.

Kenapa ini? Kenapa Agatha justru dikuasai perasaan tidak rela dan takut kehilangan pemuda itu? Tidak! Umpat Agatha dalam hati.

"Lo kenapa sih? Kok diem lagi?" tegur Eren yang berhasil membuat Agatha terbuyar dari lamunannya. "Enggak." ucap Agatha sekenanya lantas tersenyum hambar.

"eh, btw semalam lo kemana sih? Dandy hampir gila mau nyariin lo masuk ke hutan.?"

"Udahlah. Semalam gak usah dibahas. Gue juga baik-baik aja kan? Udah yuk jalan lagi. Kalau jalan sambil ngobrol rasanya cepat bikin capek." terang Agatha.

Kalimat Eren tentang Dandy tidak lagi terdengar manis ditelinganya, sudah jelas bukan kalau Dandy hanya takut membuat kedua orangtuanya kecewa kalau tidak menjaga gadis itu? Bukan karena dia benar-benar mengkhawatirkan Agatha. Jadi menurutnya, tidak ada yang spesial!

**

TBC!  MAAF PART NYA SINGKAT BANGET. HANYA BISA NYAMBUNG SEBISANYA GENGS. 😥😥

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang