part 25

12.8K 539 40
                                    

Dandy menghela napas berat sembari membaringkan tubuhnya diatas ranjang, menatap langit-langit kamar dengan bayangan wajah pucat Agatha masih terus bertengger dalam pikiran pemuda itu. Pertengkaran demi pertengkaran terus saja bermunculan antara mereka, membuat Dandy ikut merasa bersalah. Kenapa semuanya menjadi semakin sulit seperti ini?

Hari ini, Dandy sudah menyaksikan bahwa ada perasaan yang berbeda ketika keduanya, tidak! Lebih tepatnya, ketika Agatha memutuskan untuk mendiami pemuda itu. Bisakah? Atau justru akan membuat Dandy mati rasa?

Tapi dia berpikir, mungkin akan lebih baik jika ia membiarkan Agatha memilih menghindarinya seperti sekarang ini, sembari mencari cara untuk bisa membuat semuanya normal lagi. Dan, pemuda itu berharap semoga hal ini tidak akan lama dialaminya.

Seharusnya Dandy bisa banyak belajar untuk kehilangan Agatha, toh pada akhirnya mereka akan berpisah seperti keinginan masing-masing. Tapi semakin kesini, Dandy justru semakin tidak ingin mengingat tentang ucapan dan janji beberapa bulan yang lalu, dirinya sudah terlalu nyaman akan hubungan mereka yang seperti ini. Dan Aira? Mungkin kah akan mengerti untuk tidak banyak meminta padanya?

Dandy mengerang frustasi, saat harus mengingat dua perempuan itu yang sudah membuat dirinya menjadi dilema, seperti yang ia rasakan, mencintai Aira dan menyayangi Agatha. Egois memang, tapi pemuda itu tidak mampu mengelak dengan perasaannya sekarang.

"Aku hanya ingin kamu kembali, dan melupakan semua tentang Agatha." ucap Aira lantas ikut menyenderkan kepalanya ke bahu Dandy.

Sementara pemuda itu terdiam, haruskah mengucapkan janji itu sekarang? Padahal pikirannya masih terus dipenuhi dengan bayangan sang istri.

"Aku pemuda yang berselingkuh kan?" tanya Dandy tiba-tiba. Mendengar itu, Aira mendengus lantas kembali mengangkat kepalanya dan menatap sinis kearah Dandy.

"Maksud kamu apa?!"

"Ya. Aira, apa jalan kita ini benar? Aku merasa sudah mengkhianati pernikahan aku."

"Jadi! Sekarang kamu memikirkan hal itu? Bukankah kamu sendiri yang minta aku menunggu waktu yang tepat untuk kita kembali bersama?! Heh! Enak ya kamu."

"Bukan. aku enggak bermaksud menyalahkan kamu kok, dan ini juga bukan semata-mata karna aku memikirkan pernikahan itu. Aku ngerasa aja, udah mengkhianati papah dan mamah." kata Dandy lirih.

"Dan dengan kamu seperti itu kamu tidak mengkhianati janji kita? Aku udah ngorbanin perasaan aku untuk menunggu bahkan membiarkan kamu bersama dengan Agatha, tapi kalau seperti ini. Aku bisa nekat merebut kamu dari dia.!" sinis Aira sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Aku enggak bermaksud buat kamu jadi seperti ini Aira, aku hanya terbawa perasaan dengan keadaan yang mencekam ku. Maafin aku ya, kalau udah menyinggung perasaan kamu." ucap Dandy lantas kembali menyandarkan kepala gadis itu ke bahu kanannya. Tidak ada yang bisa dilakukannya, selain mengikuti arus kehidupannya nanti. Apapun itu, Dandy berharap tidak ada yang tersakiti akan Cinta segitiga ini.

-

Dandy membuka pintu kamar lantas mendapati Agatha juga ikut membuka pintu kamarnya. Kebetulan sekali. Hari ini dirinya sudah banyak berpikir dan sekarang menatap Agatha sudah lebih baik, membuat pemuda itu ikut lega.

Dandy tersenyum tipis berniat untuk menyapa sang istri, tapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan realita, karna gadis itu sama sekali justru tidak melihat ke arahnya. Kembali Dandy harus menelan bulat-bulat rasa kecewanya dan menatap punggung Agatha yang melangkah semakin menjauh darinya.

Apapun itu, ini tidak membuat Agatha salah dimata Dandy, hanya saja perlakuan Agatha kali ini sudah bisa membuat Dandy merasa sangat kecewa. Berat.

Skip_

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang