part 31

11.9K 477 12
                                    

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Agatha tak lagi ingin berucap sepatah kata pun pada laki-laki yang sedang menyetir disampingnya, tatapannya menatap sinis ke arah depan lantas sesekali mendengus yang terdengar seperti sangat marah.

Kejadian di kafe benar-benar membuat Agatha yakin bahwa Dandy adalah laki-laki yang paling menyebalkan yang pernah ditemuinya, kadar kecemburuannya tak dapat ia bendung lantas dengan gaya kekanakannya memperlihatkan cincin pernikahan ke arah Harlan. Entah, pria yang bernama Harlan itu akan mengecap dia seperti apa? Atau mungkin pria itu akan sangat ilfeel padanya.

Sementara itu, Dandy yang sesekali menatap lekat wajah Agatha tak lagi bisa terus terkurung dalam kesenyapan mobil, Dandy bergumam pelan untuk sekedar menanyakan perasaan Agatha saat. Dimulai dengan memegang wajah gadis itu perlahan, namun dengan gerakan cepat pula Agatha menampik tangan Dandy dari wajahnya.

"Bukan salah gue, tadi juga gue suruh istirahat dan kenapa lo malah pergi ketemu sama si Harlan itu? Seharusnya dia bisa mengerti dengan kondisi lo yang sedang tidak fit, kenapa dia malah mengajak dan memaksa lo ketemu dia dikafe itu?" Dandy terus menyerang Agatha dengan berbagai pertanyaannya, alih-alih menjawab pertanyaan konyol Dandy itu, Agatha hanya terdiam seribu bahasa dengan wajah yang ditekut tak suka.

Toh, tidak ada gunanya meladeni laki-laki seperti Dandy yang hanya mau menang sendiri. Begitu pikir Agatha.

**

Sesampainya dipekarangan rumah, Agatha turun dari dalam mobil lantas menutup pintu mobil tersebut dengan sangat kencang, kemudian mengeluarkan suara gaduh yang sedikit mengganggu gendang telinganya Dandy.

Sementara pemuda itu, hanya menatap punggung Agatha yang berlalu begitu saja dari hadapannya. Tak sampai disitu, kini Dandy ikut masuk kedalam rumah, lalu kembali mendengar suara pintu kamar milik Agatha yang ditutup sangat kencang.

Baiklah, mungkin memang ini salah Dandy. Dan hal itu membuat Dandy tidak bisa berkata ketika Sandra keluar dari kamar setelah Agatha menutup pintu.

"Ada apa?"

"Maaf mah, Agatha enggak sengaja tutup pintunya kenceng banget. Bangunin mamah ya?"

"Bukan itu. Mamah enggak lagi tidur kok, cuman Agatha kayak lagi kesel nutup pintunya? Kenapa sih?" tanya Sandra penasaran. Dandy kalang kabut, lantas mengalihkan pembicaraan sang ibu agar dirinya tidak begitu mempermasalahkan dengan apa yang terjadi barusan.

"Enggak penting, gimana mah? Apa papah udah pulang?"

"Enggak tau papah kamu, cuman kayaknya besok kalau udah kelar proyeknya, bakal langsung pulang." terang Sandra

"Oh gitu mah? Yaudah, kalau gitu Dandy masuk kedalam kamar dulu ya," seru Dandy sembari melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum ia benar-benar menghilang dari balik pintu kamar, Dandy menyempatkan menatap lekat pintu kamar Agatha yang berhadapan dengan pintu kamarnya, nyaris tak ada apa-apa, atau mungkin Agatha sedang mencaci maki dirinya didalam sana. Entahlah, tapi yang pasti saat ini hati Dandy bisa tenang karna kejadian dikafe yang terang-terangan mengatakan hubungannya didepan umum.

📖📖

Minggu pagi kembali menyapa, sepanjang hari ini Agatha masih terdiam didalam kamar miliknya dengan bayangan semalam tadi, benar-benar ia merasa sudah mengecewakan Harlan karna pergi meninggalkan pria itu dengan Dandy, meski merasa tidak ingin Agatha tentu merasa malu harus tinggal dengan Harlan di kafe sementara status pernikahannya sudah terbongkar habis karna ulah Dandy.

Beberapa saat kemudian, hp yang berada diatas nakas berbunyi panggilan masuk yang entah dari siapa. Agatha mengalihkan pandangannya ke arah ponsel miliknya dan sedikit merasa terkejut ketika tau orang yang memanggil ke nomornya adalah Harlan. Apa yang akan dikatakannya ini. Agatha menelan salivanya kasar, lantas berulang kali mengucap kata halo sebelum ia benar-benar mengangkat panggilan itu, bukan apa? Takut merasa salah dalam berucap dan bisa saja menyinggung perasaan Harlan. Lagi.

"Halo," Agatha memposisikan cara duduknya dengan sangat benar, seolah-olah saat dirinya mengobrol dengan Harlan via telfon Harlan akan tau kalau ia berlaku tidak sopan. Konyol.

"Maaf, aku ganggu ya?" suara Harlan terdengar begitu berat, seakan ia merasa was-was akan Dandy yang mungkin sedang duduk disisi Agatha. Namun, pada kenyataannya Agatha tidak pernah se-kamar dengan pemuda itu.

"Enggak kok kak, ada apa?"

"Enggak juga, maaf ya soal yang tadi malam. Aku benar-benar enggak tau kalau dia su..."

Kayaknya kita enggak perlu bahas itu ditelfon kak, nanti aku akan jelaskan sama kakak apa yang buat aku bisa menjadi istri orang begitu cepat," ucap Agatha.

Sebenarnya ia tidak bermaksud agar Harlan tau yang sebenarnya, tapi karna kelakuan Dandy semalam, membuat ia merasa punya tanggung jawab besar untuk membereskan masalah itu sampai clear.

Setelah cukup lama mengobrol, Sandra membuka pintu kamar Agatha perlahan. Sontak membuat Agatha terlonjak lalu segera bangkit dari ranjang tidurnya.

"Mah," sapa Agatha. Kaku.

"Sudah bangun? Ayo sarapan dulu sama mamah sama Dandy," ajak Sandra diiringi dengan senyuman khasnya yang sangat ke-ibu-an. Agatha mengangguk pelan, sembari menutup telfonnya perlahan. Nanti saja, Agatha akan mengirim pesan watsapp pada Harlan agar kesalahpahaman ini tidak berlanjut lama.

**

Makanan se-enak apapun yang ada diatas meja, tak membuat selera makan Agatha bangkit karna melihat Dandy dihadapannya, tapi berhubung Sandra sudah membuatkan sarapan nasi goreng untuknya, Agatha tidak lagi menghiraukan Dandy lantas melanjutkan sarapannya tanpa menoleh ke arah pemuda itu sekalipun.

Tapi sekali, tatapannya beradu. Dandy terlihat kalang kabut dan takut, menatap mata Agatha yang tajam seperti harimau, segera ia membuang pandangan itu, lalu seolah-olah ia sangat menikmati berada disana, meski sebenarnya jantung laki-laki iyu serasa mau copot saat itu juga.

"Agatha," sapa Sandra disela-sela sarapannya.

"I.iya mah,"

"Semalam kamu kemana sayang sama suami kamu?" tanya Sandra. Mendengar itu, memang Agatha merasa sedikit gugup namun lebih parah dengan respon Dandy yang memuncratkan sesendok nasi goreng keluar dari dalam mulutnya. Lalu dengan cepat, Sandra menatap khawatir ke arah Dandy lantas menepuk pelan punggung putranya itu.

"Kenapa sih kamu? Pelan-pelan lah kalau makan, enggak usah buru-buru makannya, kamu kan enggak sekolah," ucap Sandra.

"Maaf mah," kata Dandy. Sedikit menoleh kearah Agatha, berharap gadis itu menjawab pertanyaan sang mamah dengan sangat benar sesuai yang ada dibenaknya. Agatha berdehem lalu kembali membuka suara.

"Oh, ini mah.. Semalam kita dari jalan-jalan, keliling kota Jakarta gitu, udah lama enggak jalan-jalan," bohon Agatha. Saat itu juga ia mengutuk Dandy karna ucapannya sendiri, matanya sedikit mempelototi pemuda itu dengan bibir bawah yang digigit pelan.

"Oh gitu? Iya, seharusnya memang begitu. Setiap hari jalan-jalan kan bisa buat kalian makin saling Cinta," ucap Sandra enteng. Kali ini bukan lagi Dandy yang terbatuk, tapi Agatha yang menyemprotkan keluar air putih yang hampir turun ke tenggorokan.

"Loh, kenapa lagi sih? Pelan-pelan nak," ucap Sandra lalu ikut mengusap lembut punggung sang menantu kesayangannya. Agatha tau, ia lemah saat menyangkut perasaan tapi setidaknya jangan didepan mertua seperti tadi. Pikir Agatha.

Sementara Dandy mengangkat kedua alisnya, merasa terus dihantui dengan apa yang sudah dilakukannya dibelakang sang mamah. Pernikahan yang tidak pernah dianggap oleh keduanya atau pengkhianatan Dandy pada orangtuanya karna menyelingkuhi Putri menantu kesayangan Sandra dan Anton.

Tbc, halo..

Nah, selesai satu part ini. Meski tengah malem banget ya. 😂😂😆 maaf deh. Gimana part ini?  Tinggalkan like + komennya ya readers. 😘😍

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang