part 40

11K 445 20
                                    

'Kenapa semuanya justru berkumpul tanpa sepengetahuan gue? Dan juga, kenapa Dandy ikut-ikutan pasang tampang bingung gitu ya? Bener, kalau dia enggak tau apa-apa soal ini?'

Pertemuan 2 keluarga yang justru membuat Agatha berkerut dahi. Atas dasar apa sang ayah mertua duduk dan akan makan malam bersama keluarganya di restoran ini? Bahkan Arin yang tadinya punya pekerjaan yang 'mungkin' terbilang tidak bisa ditinggalkan, namun sekarang perempuan 27 tahun itu memasang diri dan terlihat tampang antusias disana.

Ayah Danial juga terlihat memasang raut wajah yang hampir sama dengan si anak sulung, sesekali pria yang memiliki dua putri cerdas itu terbatuk pelan. Bahkan sangat pelan, yang terasa seperti Danial memang dengan sengaja terbatuk hanya untuk menghilangkan rasa tegang disana.

Bunda Elisa tak kalah antusiasnya, duduk berdekatan dengan sang kepala keluarga lantas ikut dalam keheningan mampu membuat Agatha yakin jika pertemuan ini bukanlah hal yang biasa. Dan seterusnya.

Lalu? Siapa yang akan memulai memecahkan keheningan diantara dua keluarga itu? Apakah orangtua Dandy, atau justru orangtua Agatha?

Suara piring dan sendok yang bersahut-sahutan dari meja sebelahnya lagi terdengar begitu nyaring sampai-sampai membuat telinga gadis itu sedikit terganggu. Sebisa mungkin Agatha mendapati sorot mata Dandy agar dirinya tidak sendirian dalam kebingungan tersebut. Namun, alih-alih mendapat Dandy. Justru pemuda itu sibuk dengan memegangi ponselnya, yang entah dengan siapa dirinya ber watsapp ria. Begitu pikir Agatha. Belum sempat Agatha melakukannya, justru sorot mata tajam milik Arin lah yang didapati. Mata itu seolah-olah ingin memaki dirinya saat itu juga, namun tertahan oleh riuhnya restoran tersebut.

-

Dan. Entah darimana kertas yang memang mengganjal Dandy itu justru dikeluarkan oleh Anton dari saku celananya. Terlihat wajah sang ayah mertua Agatha menatap tajam ke arah Dandy. Sampai disini, Agatha dan Dandy paham betul apa yang sudah terjadi atau apa yang sudah diketahui mereka. Dan yang pasti, bukan kebaikan yang berada disana. Tapi, ketegangan.

"Papah sangat kecewa dengan kalian!" ucap Anton lantas menatap keduanya bergantian. Surat kontrak itu sudah menjadi saksi akan permainan dalam pernikahan itu. Kini Agatha tak lagi berkata, ia tau saat ini gadis itu sangat mengecewakan dua keluarga tersebut.

"Kau benar-benar tidak bisa berhenti untuk membuat papah kecewa Dandy," lirih Anton.

Diam. Dandy mengerti apa yang diperbuatnya memang salah, tapi dia bersumpah atas nama keluarganya, jika surat kontrak itu tidak lagi benar-benar ingin dilaksanakan sepenuh hatinya. Bahkan Dandy berniat untuk membuangnya saja, meski perasaannya masih ragu atau bimbang.

Tapi bukan. Ini bukanlah Cinta monyet yang dirasakannya seperti saat pertama pemuda itu memberikan bunga plastik mawar merah pada teman sebangku, sewaktu ia duduk di bangku SD. Atau mungkin, surat Cinta yang bertuliskan asal lantas diberikan kepada guru magang saat ia duduk di bangku smp.

Dia benar-benar bisa merasakan perbedaan saat berada di dekat Agatha, Cinta yang mungkin bisa dikatakan Cinta sesungguhnya, namun semuanya tidak mungkin ia tampakkan saat ini juga, ketika surat kontrak itu sudah berada ditangan sang ayah, perasaannya berbanding terbalik dengan apa-apa dari isi tulisan yang ada dalam surat kontrak tersebut. Dan yang pasti Anton sudah terlanjur membaca perjanjian antara dirinya dan Agatha.

"Kalian tau, begitu susah payahnya papah dan keluarga Agatha untuk menyatukan kalian. Untuk membuat hubungan dua keluarga ini tidak putus! Tapi, apa yang kita pikirkan benar, justru kalian membuat hati papah dan orangtua Agatha hancur. Kami merasa gagal membuat semuanya baik-baik saja. Kalian justru membuat jarak yang nantinya akan mengancam persahabatan papah dan orangtua Agatha kalau kalian benar-benar melakukan hal yang ada di kontrak ini." Anton berucap panjang lebar lantas tertunduk lesu setelah mengeluarkan kata-kata harapan kepada Agatha dan Dandy. Lalu, cepat-cepat tangan Sandra mengusap punggung sang suami untuk menenangkannya, ketika mendengar suara Anton seperti tercekat ditenggorokan.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang