part 9

15.8K 537 24
                                    

1 minggu kemudian.

Hari ini, tepatnya tanggal dimana sekolah SMU Pertiwi akan mengadakan perkemahan sebelum memasuki musim hujan nanti. Segala sesuatunya sudah Agatha persiapkan 3 hari sebelum keberangkatan. Mulai dari buku catatan, bantal kecil, sampai selimut dan juga perlengkapan mandi. Itulah Agatha, gadis yang selalu memperhatikan penampilannya meski ia terkesan tomboy.

Dibalik semua itu. Agatha juga sudah mempersiapkan mental fisik yang mungkin akan banyak menguras tenaga dengan berjalan mengelilingi hutan. Memang sebelumnya gadis itu beberapa kali mengadakan perkemahan dari SMP, dan tentu saat ini akan lain tidak lagi seperti jaman SMP yang hanya bernyanyi bersama, membuat api unggun lalu setelah itu laporan mereka pasti hanya berakhir menyontek ke internet. Upaya penelitian alam hanya tameng dari acara sekolah tersebut.

Setelah mempersiapkan semuanya. Agatha kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang, meski saat ini ranjang tidurnya tidak begitu luas seperti dirumah milik keluarga Damoy, tapi kenyamanan bahkan sama, kamar tidur yang ditempati pun sedikit terlihat lebih luas dari kamar sebelumnya.

"Agatha..!!"

Suara yang hampir membuat gadis itu terlonjak kaget dan segera bangkit dari tempat tidurnya. Tidak lain dan tidak bukan, hanya satu orang yang selalu bertingkah kasar dan suka berteriak yaitu Dandy. Suaminya.

Tanpa merasa bersalah pemuda itu segera masuk menghampiri Agatha yang kemarahannya sudah diubun-ubun.

"Apa.!" balas Agatha tak kalah sinisnya.

"Paan sih lo, biasa aja dong."

"Biasa aja? Setelah lo membuat hari gue buruk seketika, masuk kekamar gue berteriak lantas setelah gue bales lo malah ngomong biasa aja dong?" kata Agatha.

"Yaya terserah lo lah. Gue cuman mau minta tolong sama lo, karna hanya lo yang bisa bantuin gue saat ini."

"Maksud lo?"

"Yaudah sini." Agatha berkerut dahi seraya bergumam. "Mau Kemana sih?"

"Ikut gue aja. Yuk." kata Dandy yang akhirnya meraih tangan Agatha lantas mengajaknya keluar dari kamar itu. "Tapi barang.." belum sempat menyempurnakan kata, Dandy terus saja menarik lengan Agatha dengan cepat.

-

"Apa?! Gue?!"

Agatha menggeleng dengan cepat untuk menolak membantu Dandy yang diluar akal sehatnya. Lagipula, Agatha adalah anggota baru keluarga itu. Tidak mungkin dirinya akan meminta banyak hanya untuk memuaskan permintaan Dandy yang sedikit merugikannya. "Ayolah Aga, lo aja nih yang bisa bantuin gue, plis bilang sama papah dong."

"Dan. Lo jangan ngaco deh. Mana mungkin gue berani minta mobil papah lo. Gue juga malu kali."

"Yaelah. Lo kan mantu satu-satunya mereka, jelas mereka bakal ngijinin kalau lo yang minta, mereka kan sayang banget sama lo. Lagian gue gak bakal macem-macem kok dengan mobil itu. Dan gue akan denger semua nasehat lo deh."

"Kenapa bukan lo sih? Waktu itukan lo sendiri yang anterin gue sampai kerumah ini."

"Iya, itu karna papah sama mamah udah gak bisa nyuruh siapa-siapa lagi selain gue. Makanya dengan terpaksa gue yang jemput. Seandainya dulu gue gak pernah rusakin mobil papah, pasti sampai sekarang papah masih ngasih gue kepercayaan buat bawa mobilnya kemana-mana tanpa harus meminta bantuan lo."

"Ya salah lo sendiri, kenapa gak bisa jaga kepercayaan bokap lo. Haaaa Gak! Pokoknya gue gak mau. Apadeh.!" ucap Agatha begitu kekeh menolak permintaan Dandy. Setelahnya Agatha kembali melangkah meninggalkan Dandy yang masih asik terdiam diteras.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang