part 44

14.9K 473 30
                                    

"Jadi, selama ini dia selingkuh?!"

Dandy tak dapat menahan amarahnya ketika Lucky menceritakan sesuatu yang begitu mengejutkan dirinya. Tidak! Laki-laki itu tidak berpikir bahwa apa yang dilakukannya pun benar, namun bukankah pernikahan itu sangat diketahui oleh Aira sendiri?

Memang benar. Tidak mungkin seorang perempuan akan menahan perasaan cemburu untuk waktu yang lama, terlebih saat perempuan itu tau dengan apa yang dialaminya bukan hal yang biasa. Bertahan pun belum tentu akan membuahkan hasil yang manis dalam hubungan itu.

Melihat Dandy terdiam. Lucky pun menepuk pundak sahabatnya itu dengan pelan. Berharap apa yang didengarnya tidak berpengaruh apa-apa pada hati Dandy. "Bro, setidaknya ada Agatha yang buat hidup lo bahagia men. Kenapa mesti lo pikirin perempuan kayak Aira itu?"

"Bukan. Gue lagi enggak berpikir tentang kekecewaan gue, malah gue bersyukur mendengar Aira sudah berselingkuh. Artinya gue punya alasan yang baik untuk meninggalkan dia." tutur Dandy sembari menyeruput gelas kopi yang ada diatas meja tersebut.

"Lalu? Langkah selanjutnya dengan cewek itu?"

"Enggak perlu. Gue hanya berharap Aira enggak datang buat gangguin Agatha lagi." sahut Dandy mantap. Sementara itu, Lucky tersenyum bangga dengan apa yang dilakukan Dandy.

"Eh, gue mau tanya? Gimana tuh hubungan lo sama Eren. Kemarin lo nge-date sama dia kan?"

Mendengar itu. Tak menutup kemungkinan bahwa Lucky tidak lagi bisa menahan kegugupannya dihadapan Dandy. Seolah mencari alasan untuk keluar dari pembahasan itu. Namun, alih-alih bisa mendapat celah untuk menutupi hubungannya dengan Eren, yang ada Dandy justru mengeluarkan senyum sedikit mata-mata, isyarat bahwa saat ini ia harus segera menginterogasi sahabatnya tentang apa yang terjadi pada Eren dan juga laki-laki itu.

"Gue kagum sih bro, dan gue juga dukung banget lo sama Eren. Tapi, kenapa lo harus rahasiakan hal ini sama gue? Gue sahabat lo kan?"

"Dandy. Lo jangan ngomong kayak gitu. Sekarang ini bukan saatnya untuk menceritakan hubungan gue sama Eren."

"Alah, mau sampai kapan lo main kucing-kucingan sama gue? Gue udah tau juga, masih aja lo mau tutupin?"

"Bukan. Maksud gue, Eren enggak segampang itu buat buka hatinya. Gue udah berusaha meyakinkan dia, tapi sekarang dia belum mau menerima perasaan gue. Jadi, buat apa membahas hal yang belum pasti?" tanya Lucky sedikit dengan nada pembelaan buat dirinya sendiri.

Kalau hanya sebagai teman. Tidak ada yang perlu Lucky banggakan. Bahkan Dandy pun juga teman Eren. Sementara itu Dandy mengangguk mengerti akan perasaan Lucky. Keduanya sama-sama terdiam dan kembali menyeruput kopi mereka masing-masing. 'Bagus! Tidak perlu waktu yang lama buat melupakan kenangan dua tahun yang sia-sia itu. Aira memang harus gue tinggalkan secepatnya!' Dandy membatin.

**

Mengingat hal yang kemarin. Masih saja membuat hati Agatha sedikit kesal. Janji beberapa hari yang lalu langsung terabaikan ketika satu-satunya sahabat Agatha sudah kembali mengenal Cinta.

Ya. Semuanya sudah Eren ceritakan ke Agatha. Dan itu tidak memberatkan Agatha, bukankah arti dari kata sahabat adalah mendukung dan memberi semangat satu sama lain?

Namun. Kekesalan itu bukanlah alasan untuk membuat Agatha terus-terusan merasa kesal, bahkan ketika kembali mengingat cerita Eren sedikit membuat gadis itu terkekeh pelan.

"Sorry ya, enggak tau gue bakal kayak gitu. Soalnya tiba-tiba aja dia ngajakin gue." ucap Eren.

"Enggak apa-apa. Sekarang bukan itu yang penting." sahut Agatha. Sorot mata Agatha ke Eren mulai terlihat mencurigakan, sedikit membuat Eren takut kalau-kalau dia mempertanyakan hal-hal yang belum tentu ia bisa jawab secepatnya.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang