pertanyaan.

12.6K 511 38
                                    

Aku Aira. Kata sederhana yang mampu membuat Agatha berpikir keras saat ini. Sedang apa? Lagi apa? Kemana?. Gadis itu menepuk jidatnya karna berusaha menghilangkan jejak tentang gadis yang bernama Aira dan juga Dandy sang suami.

Tak dapat dipungkiri, saat ini Agatha begitu berharap banyak Dandy akan datang kerumahnya, dan meninggalkan Aira sendirian di sekolah, atau berharap Aira tidak dapat bertemu Dandy disekolahnya. Tapi kenyataan tidak, karna Dandy belum juga pulang, dan tentu dia menghabiskan waktu bersama gadis itu.

Ah, kenapa juga sih gue mesti cemburu sama si Aira itu, lagipun gue udah tau kalau Dandy emang pacarnya Aira?' Agatha terus saja bergumam sembari berbolak-balik tidak menentu. Hatinya sudah penuh dengan rasa penasaran akan keberadaan Dandy.

"Assalamualaikum.!"

Samar-samar Agatha mendengar suara salam dari balik pintu rumahnya, suara yang sangat dikenalinya. Agatha tersenyum senang lantas segera berlari keluar untuk melihat sang pemilik suara.

Tetapi sampai disana Agatha tidak melihat siapa-siapa. Duh! Gadis itu mengumpat sendiri, dan berusaha menenangkan diri.

"Assalamualaikum." sapa pemuda yang sedang berdiri diambang pintu. Agatha berbalik dan sedikit terkejut karna feeling nya tidak salah. Dia Dandy, dia ada disana. Agatha berpikir kalau Tuhan sudah mendengar doanya tentang Dandy. Meski merasa lega, gadis itu tentu tidak akan menampakkan rasa bahagianya dihadapan Dandy. Justru membuat suasana seolah-olah dia sangat tidak menginginkan pemuda itu bersamanya.

"Waalaikumsalam.!" balas Agatha.

"Enggak disuruh masuk nih? Gue liat cepet banget lo keluar dari dalam sana buat mastiin gue." sahut Dandy lantas terkekeh pelan. Ia tahu Agatha akan bersikap judes saat dia meng-agungkan dirinya dihadapan gadis itu.

"Hidih ge-er. Ngapain lo kesini?"

"Enak aja ngapain, ini juga rumah gue kali."

"Siapa bilang rumah lo, udah sana lo. Mending balik deh." kata Agatha lantas sedikit mendorong tubuh Dandy keluar.

"Apaan sih, dosa tau kalau istri ngusir-ngusir suaminya kayak gitu."

"Yaya, terserah lo lah."

"Ganti baju sana." ucap Dandy tiba-tiba. Agatha berkerut dahi lantas menatap heran ke arah Dandy. "Emang lo gak liat, gue udah ganti baju kali. Udah gak pake baju sekolah."

"Ganti baju aja bawel banget sih? Pake baju yang biasa lo pake buat pergi-pergi" tkata Dandy menerangkan.

"Hah?!"

"Udah cepetan deh, gue mau kita pergi bareng. Jalan-jalan." sambung Dandy.

"Berdua? Sama lo.?" meski terlihat malu-malu Dandy mengangguk pelan membenarkan ucapan Agatha.

"Ogah.!" balas Agatha lantas segera melenggang pergi dari hadapan pemuda itu yang masih terdiam saat mendapati penolakan secara langsung oleh sang istri. 'Bisa-bisanya.' ketus Dandy.

📖📖

Setelah sampai di pinggir danau, Agatha duduk terdiam sembari menatap luas kehamparan air tersebut. Disusul Dandy yang baru saja tiba dengan membawa 2 air mineral dan makanan ringan.

Ya. Meski awalnya Agatha menolak ajakan Dandy, tapi pada akhirnya gadis itu memilih kembali mengiyakan, tentu karna dirinya merasa tidak sepatutnya melakukan sesuatu sesuka hatinya. Ditambah dengan kerja keras Dandy yang sudah repot-repot memilih untuk datang kerumahnya dan mengajak Agatha secara terhormat.

Dan gadis itu bahkan tidak menyangka, dirinya bisa berkunjung ke danau Indah bersama seseorang yang disukainya.

"Makasih." kata Agatha sembari meraih air botol mineral yang disodorkan Dandy untuknya.

"Sama-sama." balas Dandy lantas ikut duduk disisi Agatha. Tidak sampai disitu, pemuda itu dengan cepat membuka salah satu keripik potato untuk dimakan bersama-sama.

"Lo tau tempat Indah juga ya. Gue kira lo enggak tau apa-apa sama sekali buat nyenengin hati orang." kata Agatha diiringi dengan suara mengejeknya.

"Masih juga ya, perasaan gue udah banyak ngelakuin yang baik-baik sama lo. Lo tau, tadi pagi gue hampir kehabisan napas karna menahan napas gue yang terdengar takut banget. sampai Lucky tau tentang kita, gue juga bakal abis kan sama lo?" ucap Dandy lantas menatap sinis ke arah Agatha.

"Gue gak salah ya, lagian siapa suruh lo keceplosan kayak tadi pagi. Harusnya bisa lebih hati-hati. Untung aja pak William datengnya tepat waktu." elak Agatha.

"Lagian gue heran deh, kenapa sih lo takut banget kalau semua tau tentang pernikahan kita?" tanya Dandy.

Agatha diam. Entah kenapa semakin lama pembicaraan mereka semakin serius, bahkan pertanyaan tadi membuat Agatha juga merasa bingung harus menjawab apa.

"Aga. Apa---lo akan menyembunyikan ini sampai akhir?" tanya Dandy yang ucapannya terdengar tersedat-sedat.

"Mau lo kita gimana? Emang kalau kita udah umumin pernikahan kita sama mereka, pernikahan ini bakalan awet? Enggak kan?"

"Maksud lo?"

"Yaa.. Maksud gue, ya ngapain mesti kita bilang ke orang-orang tentang pernikahan ini, kalau pada akhirnya kita bakal berpisah kan, emang lo gak malu apa?" tanya Agatha.

Kali ini Dandy ikut terdiam, mencerna kalimat Agatha yang sedikit menohoknya, mengingat bagaimana perjanjian mereka di awal-awal pernikahan. Bahkan Dandy sempat terlupa akan hal itu.

Sementara Agatha menghela napas panjang dan kembali membuka suara. "Btw tadi disekolah ada yang nyariin lo, katanya dia Aira." ucap Agatha yang suaranya terdengar semakin mengecil diakhir kalimat yang diucapkannya.

"Jadi, maksudnya Aira tadi, cewek yang nunjukkin kelas kita ke dia, itu lo?"

"Iya, gue sama Eren, tapi bukan gue yang ngomong sama dia. Tapi Eren."

"Oh.." sahut Dandy se-kenanya.

Lagi-lagi keduanya kembali terdiam. Meski banyak sekali pertanyaan yang ingin disampaikan ke sang suami, tapi entah hal itu tidak begitu mudah dikeluarkannya, Agatha hanya tidak mau mengacaukan kencannya dengan Dandy kalau harus membahas Aira sekarang, tapi jika tidak Agatha akan semakin penasaran.

"Dia cuman mau ngeliat gue. Kangen katanya"

"Ohh.. Kenapa enggak jalan? Toh kalian juga udah ketemu kan?" tanya Agatha.

Butuh keberanian yang ekstra saat Agatha harus menawarkan hal yang juga tidak disukainya itu pada Dandy, dan tentu jika sudah seperti ini maka hatinya lah yang akan siap untuk kembali tertohok dengan jawaban-jawaban yang spontan keluar dari mulut Dandy.

"Yaudahlah, kenapa bahas itu sih?"

"Enggak aja, gue berniat baik mau mempersatukan lo sama Aira."

"Heleh.. Biasanya juga lo paling seneng kalau liat gue menderita." gurau Dandy sembari membuka tutup botol yang dipegangnya, lantas segera meminum setengah air dari botol tersebut.

"Dandy."

"Mmm.."

"Gue mau tanya sesuatu sama lo. Tapi janji lo jangan ketawa dengan pertanyaan aneh ini." ucap Agatha.

"Apa?"

"Ini semisalkan aja ya."

"Iya apa?"

"Mmm. Misalkan nih, gue..." susah! pertanyaan  tertahan begitu saja, Agatha tidak lagi mampu menatap kedua bola mata milik Dandy yang terlihat tajam.

"Agatha."

"Eh..." sahut gadis itu cepat.

"Ya apa? Misalkan lo kenapa?"

"Jadi gini.. Misalkan, kalau gue-- suka sama lo. Lo bakal ngelakuin apa?" tanya Agatha. Meski terdengar kaku, tapi gadis itu berhasil mengeluarkannya.

Sementara Dandy....

Tbc! Halo-halo, kira-kira jawaban Dandy akan seperti apa ya? Tinggalkan Vo-Mentnya dong buat Author.

Dan Tunggu di part selanjutnya ya. Bye! 😍😘

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang